Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Scroll Video Pendek Bisa Melemahkan Otak?

17 Januari 2025   22:18 Diperbarui: 18 Januari 2025   04:15 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan "Scattered Memories" (Sumber: asycd.medium.com)

"Ketika kamu menscroll, terkadang kamu melihat foto atau sesuatu yang menyenangkan dan menarik perhatianmu. Kamu mendapat sedikit asupan dopamin untuk otak ... di bagian pusat kenikmatan di otak. Akibatnya kamu ingin terus scroll," ujar Albright. 

"Kamu terus menscroll karena terkadang kamu melihat yang disukai dan terkadang tidak. Dan perbedaan ini sangat mirip dengan mesin judi slot," terang Albright yang merupakan pengarang buku Left To Their Own Devices: How Digital Natives Are Reshaping the American Dream. 

Penelitian yang dipublikasi di Journal of Experimental Psychology menemukan aktivitas menscroll yang tidak masuk akal adalah cara manusia untuk lari dari perasaan-perasaan negatif. Gratifikasi instan dan pengalihan sementara dengan menscroll menjadi jalan keluar yang mudah ketika berhadapan dengan stres, kebosanan, atau perasaan tidak menyenangkan. Ini adalah bentuk pelarian dari dunia nyata ke dunia digital yang bila dilakukan terus menerus dapat menjadi kebiasaan yang kompulsif. 

Otak susut dan ingatan yang berserakan

Albright mengatakan prinsip 'penguatan acak' (Random reinforcement) sama seperti prinsip yang mengakibatkan adiksi pada judi. Dalam psikologi, prinsip ini berarti "terkadang kamu menang, terkadang kamu kalah". 

"Seperti inilah platform dirancang ... Mereka persis seperti mesin slot. Kita tahu satu hal kalau mesin-mesin ini membuat candu. Kita tahu ada kecanduan judi, bukan? Namun kita tidak sering membicarakan bagaimana alat yang kita pakai dan platform-platform dan aplikasi-aplikasi memiliki kualitas membuat candu yang sama di dalamnya," kata Albright. 

Prinsip penguatan acak membuat otak menginginkan ganjaran (dalam bentuk video yang kita sukai) yang akan menaikkan dopamin saat itu juga. 

Lonjakan dopamin secara cepat dan terus menerus membuat efek penggunaan media-media sosial ini menyerupai candu pada judi, di mana kecanduan akan membuat otak menjadi susut. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecanduan gim daring (game online) membuat atrofi (penyusutan) pada bagian otak yaitu korteks frontal. 

Sebuah penelitian pada tahun 2018 memperlihatkan atrofi (penyusutan) yang jelas pada otak anak-anak berusia 9-10 tahun yang menggunakan ponsel cerdas lebih dari tujuh jam sehari. Data menunjukkan rata-rata anak-anak umur 8-12 tahun menatap layar ponsel cerdas selama 4-6 jam setiap hari dan lebih dari 8 jam sejak pandemi. 

Pernah mendengar istilah "TikTok brain" atau "otak TikTok"? Istilah ini dengan tepat merepresentasikan dampak platform video pendek tersebut terhadap kognisi dan fungsi mental manusia secara keseluruhan. 

Walaupun studi atau penelitian yang luas dan longitudinal akan efek ini masih sedikit, ada banyak bukti dampak merugikan dari menonton video-video pendek secara rutin, terutama dampaknya pada perkembangan otak anak-anak dan remaja yang secara ironis terjadi pada kebanyakan individu yang keranjingan TikTok.  Studi longitudinal adalah metode penelitian yang melibatkan pengamatan pada individu yang sama selama jangka waktu tertentu untuk mengamati perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun