Mohon tunggu...
Shirley
Shirley Mohon Tunggu... Lainnya - Berpengalaman sebagai Apoteker di sebuah rumah sakit

Saya menyukai alam, musik, dan sejarah dunia. "Bacaan yang baik menyehatkan pikiran sebagaimana olahraga yang tepat menyehatkan raga."

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Setiap Detik Berharga Setelah Henti Jantung Mendadak

2 Juli 2024   19:26 Diperbarui: 3 Juli 2024   19:57 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langkah-langkah CPR (Foto:MedicalNewsToday)

Henti jantung mendadak menjadi fatal bila terjadi lebih dari 8 menit tanpa CPR. Kerusakan otak terjadi setelah 5 menit.

Lakukan CPR setelah memeriksa napas pasien. CPR dapat diberikan bila korban kolaps, berhenti bernapas, tidak ada denyut nadi, dan tidak memberikan respons.

Cek nadi pada leher korban dan perhatikan ada tidaknya napas selama 10 detik. Bila tidak ada nadi langsung lakukan CPR. Disarankan untuk tetap melakukan CPR walau Anda hanya mengerti versi menekan dengan tangan saja. Jangan ragu akan hal ini.

CPR membantu mempertahankan aliran darah yang membawa oksigen ke otak dan jantung. Diketahui otak akan mengalami kerusakan permanen dan serius setelah 5-10 menit tanpa napas. 

CPR tanpa jeda adalah prosedur yang paling memberikan peluang terbaik bagi korban untuk dapat pulih. Bila kompresi dihentikan maka tekanan darah pun turun dan tubuh perlu waktu untuk kembali meningkatkannya pada kompresi berikutnya dan periode tanpa aliran darah ini berperan besar dalam kematian segera.

Langkah-langkah CPR (Foto:MedicalNewsToday)
Langkah-langkah CPR (Foto:MedicalNewsToday)
Tindakan CPR dilakukan dengan melakukan kompresi kuat dan cepat pada area tengah dada korban (di atas tulang dada) sedalam 2 inci menggunakan tangan dengan kecepatan 100-120 tekanan per menit. Lalu setelah 30 kali kompresi (tekanan), berikan dua napas bantuan. Pastikan dada kembali ke permukaan di antara setiap tekanan.

Tindakan CPR ini (siklus 30 kompresi dan 2 napas) harus terus dilakukan sampai ada bantuan alat AED dan tindakan medis lainnya.

Alat defibrilator atau AED (Automated External Defibrillator) di bandara Toronto Pearson (Foto:airportreview.com)
Alat defibrilator atau AED (Automated External Defibrillator) di bandara Toronto Pearson (Foto:airportreview.com)
Bila di lokasi kejadian ada AED, maka gunakan alat kejut listrik ini. AED membantu mengembalikan irama jantung normal seseorang. Syok dari alat ini akan menghentikan arus listrik pada jantung yang tidak normal dan mengembalikan signal kembali ke normal sehingga jantung dapat kembali berdenyut. Biasanya dibutuhkan lebih dari satu kejutan untuk mengembalikan denyut jantung.

Bila tindakan dengan AED tidak memberikan respons, maka CPR harus dilanjutkan sampai korban dibawa ke RS.

Tindakan CPR ini termasuk dalam Basic Life Support (BSL) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD). BHD adalah pengetahuan yang sudah diajarkan sejak usia sekolah menengah pertama di banyak negara-negara maju.

Hal ini adalah pengetahuan umum bagi masyarakat, termasuk anak-anak karena kemungkinan mereka akan menghadapi keadaan darurat medis dalam hidupnya sehingga mereka dapat melakukan tindakan yang aman dan juga cepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun