Media asal Singapura, Channel News Asia (CNA) menyoroti tim medis yang terlihat ragu-ragu dalam menangani Zhi Jie di tempat kejadian.
Sedangkan juru bicara panitia pelaksana Broto Happy menjelaskan alasan keragu-raguan itu karena tim medis menunggu wasit untuk terlebih dahulu mengizinkan mereka untuk masuk ke lapangan.
Atas kejadian ini, ada banyak netizen dan juga penonton yang menyoroti kekakuan peraturan Federasi Bulu Tangkis Dunia Badminton World Federation (BWF) terkait pertolongan medis di lapangan yang baru dapat dilakukan setelah ada izin dari referee.
Hal ini karena dari tayangan ulang video kolapsnya Zhi Jie, terlihat pelatih China segera masuk ke lapangan setelah anak muda itu kejang-kejang. Namun umpire (wasit) malah menyuruh pelatih tersebut untuk keluar lapangan.
Selanjutnya wasit mengangkat tangan kanan tanda pertandingan dihentikan dan juga memanggil tim medis, sementara penonton sudah ada yang berteriak-teriak memanggil medis.
Penonton juga menilai tim medis lamban melakukan penanganan. Hampir setengah menit setelah Zhi Jie tergeletak, seorang petugas berbaju putih hijau mendekat namun tidak melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation).Â
Barulah 10 detik kemudian tim medis memasuki lapangan diikuti oleh dua orang lainnya. Salah satu dari mereka memberikan bantuan pernapasan berupa tabung oksigen sembari melambai-lambaikan tangan meminta bantuan orang lain untuk segera masuk ke lapangan.Â
Jadi selama di lapangan terlihat Zhi jie tidak mendapatkan bantuan CPR sampai kemudian ditandu keluar untuk dibawa ke rumah sakit.
Bagaimana selama dalam perjalanan? Apakah memang ia telah mendapat tindakan pertolongan pertama yang tepat dan efektif? Apa yang dapat dilakukan kepada seseorang yang terkena henti jantung mendadak? Dapatkah hal ini dicegah?Â
Sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu apa itu henti jantung mendadak.Â