Kemampuan melakukan BHD salah satunya resusitasi jantung paru penting untuk mengembalikan sistem pernapasan dan sirkulasi seseorang.Â
Peralatan AED (Automated External Defibrillator) juga harus disediakan di tempat-tempat umum seperti di sekolah, perguruan tinggi, pusat perbelanjaan, hotel, tempat wisata, bandara, stasiun, dan tempat olahraga.
Setiap detik berharga
Ketika jantung berhenti mendadak, maka setiap detik sangatlah berharga. Kesempatan terbaik untuk tetap bertahan hidup adalah dengan memberikan tindakan CPR dan kejut listrik dari defibrilator dalam waktu 3-5 menit setelah kejadian henti jantung terjadi. 90-95 persen kematian terjadi karena penanganan yang cepat dan efektif tidak dilakukan.Â
Penelitian menunjukkan tindakan CPR yang diberikan segera setelah seseorang mengalami henti jantung akan meningkatkan peluang hidupnya dua hingga tiga kali lipat. Setiap menit penundaan pemberian CPR akan mengurangi peluang hidup 7-10 persen.
Fabrice Muamba, pemain sepak bola Bolton Wanderers, pernah kolaps di lapangan akibat henti jantung pada tahun 2012. Saat itu ia masih berusia 23 tahun. Ia segera mendapatkan CPR dan bantuan alat defibrilator sehingga nyawanya terselamatkan. Jantungnya sempat berhenti berdetak selama total 78 menit.Â
Selama waktu ini tim medis berjuang menyelamatkan hidupnya dan dua kali mendiskusikan bahwa ia telah mati. Muamba mendapatkan total 15 kali kejut listrik, mulai dari lapangan hingga di dalam ambulans.
Sepuluh tahun setelah kejadian Fabrice Muamba, CPR dan penggunaan defibrilator menjadi bagian dari kurikulum nasional sekolah di UK (Inggris). Jumlah ketersediaan alat defibrilator untuk umum juga meningkat pesat di sana.
Pada 2021, pemain tengah sepak bola Denmark Christian Eriksen jatuh di tengah pertandingan melawan Finlandia di Kopenhagen. Eriksen berulang kali dipastikan telah meninggal di lapangan. Namun respons proaktif dari teman-teman timnya, petugas pertandingan, dan tim medis yang memberikan tindakan resusitasi menyelamatkan hidupnya.
Setelah pasien henti jantung tiba di rumah sakit, maka tindakan lanjutan seperti pemberian obat atau alat implan dan lain-lain dapat dipertimbangkan.
Pencegahan Henti Jantung Mendadak