Mohon tunggu...
Shintia Nursaleha
Shintia Nursaleha Mohon Tunggu... Novelis - Profil pribadi

Dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Jalan Jagoanku

31 Maret 2023   10:35 Diperbarui: 31 Maret 2023   10:48 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia berpaling, tak tahan aku dorong perutku yang kian mengeras.

Maafkan Ibu, nak. Jika kau memang ingin pulang, maka pulanglah. Ibu meridhoimu.

"Pembukaan sembilan ...." teriak bidan yang sejak beberapa menit lalu menungguiku.

Pasrah, aku minta dia pecahkan ketubanku. Pertarungan yang sebenarnya baru dimulai. Aku harus dapat mengeluarkan bayiku sendiri, dengan sisa tenaga yang sudah terkuras beberapa hari terakhir. Ya, sendiri. Tanpa dukungan dan genggaman suami seperti kelahiran anak pertama.

Tanpa sadar, dengan apa yang kurasa, kematian pun membayangi. Namun, senyum cantik si sulung seolah menyemangatiku.

Bidan itu hanya bilang, "Ya, terus, pinter."

Hingga sisa tenaga terakhir mungkin dia merasakan kelelahanku. Tangannya sigap menarik perut, hingga akhirnya kepala bayiku keluar.

Harapan itu masih ada, aku berharap bayiku terbatuk, menangis dan bergerak seperti kakaknya dulu. Aku masih yakin itu meski keyakinannya sudah mulai pudar.

Ya, dia bayiku akan bersuara, dia akan menangis, aku yakin hanya agak telat seperti kakaknya.

"Bagaimana, Bu?" tanyaku.

"Sudah meninggal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun