Mohon tunggu...
Shiddiq Hartono
Shiddiq Hartono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2023

History and Football Enthusiast, currently a University Student majoring in History of Islamic Civilization Department at UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sepak Bola Turki, antara gairah pergerakan dan saksi Sejarah Kekhalifahan Utsmaniyah sampai Republik Turki

21 Desember 2024   14:11 Diperbarui: 21 Desember 2024   14:12 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Galatasaray Menjuarai trofi UEFA cup tahun 2000 setelah mengalahkan lawannya, Arsenal di partai Final (Sumber :  https://www.uefa.com)

Api Perang Dunia, Perang Kemerdekaan dan Sang Attaturk

Tersandungnya Kekaisaran Ottoman dalam event akbar dalam Sejarah manusia yaitu Perang Balkan di tahun 1912-1913 dan Perang Dunia I di 1914-1918 berdampak besar pada semua aspek kehidupan di Kekaisaran Ottoman, termasuk olahraga. Banyak atlet dan penggemar olahraga yang dipanggil ke garis depan, menyebabkan penurunan aktivitas dan segala kompetisi olahraga yang terorganisir. 

Meskipun menghadapi tantangan ini, pertandingan sepak bola tetap berlangsung secara sporadis, memberikan dorongan moral bagi tentara, relawan dan warga sipil. Sepak bola menjadi sarana pelarian dari kekacauan perang dan memberikan rasa normalitas di tengah kacaunya konflik yang berlangsung.

Pada skenario sejarahnya, Kekaisaran Ottoman atau Kekhalifahan Utsmaniyah tergolong pada Pihak yang Kalah di Perang Dunia I  yaitu Pihak Aliansi bersamaan dengan Kekaisaran Jerman, Austria-Hungaria, Bulgaria. Pemerintahan Kekhalifahan punduk tunduk pada pendudukan oleh Negara Pemenang Perang Dunia I seperti Inggris, Prancis, Italia, dan lebih memalukannya Yunani dengan termaktubnya Perjanjian Sevres yang disepakati tahun 1920. Ketegangan dan perselisahan antara Pemerintahan Kekhalifahan dengan Gerakan Turki Muda yang berlangsung sebelum perang dan memuncak pada disepakatinya isi Perjanjian Sevres yang sangat merugikan Ottoman Turki oleh Pemerintah Kekhalifahan membuat para petinggi Gerakan Turki Muda memutuskan ikatan dari Kekhalifahan dan Membentuk Pemerintahnnya sendiri berpusat di Ankara, anatolia lengkap dengan Militernya. Mustafa Kemal Pasha yang disetujui sebagai Pemimpin Turki mengobarkan perang kemerdekaan dalam Mengusir Yunani dan Imperialisme Inggris, Prancis, dan sekutu lainnya dari Tanah Turki. Perang Kemerdekaan Turki yang berlangsung membuat Kompetisi Sepak Bola antar Klub redup yang mana Masyarakat lebih berfokus dalam memperjuangkan Perang.

Pawai yang dilakukan pasukan sekutu memasuki Istanbul menandai kalahnya Turki pada Perang Dunia I (Sumber : https://www.milliyet.com.tr)
Pawai yang dilakukan pasukan sekutu memasuki Istanbul menandai kalahnya Turki pada Perang Dunia I (Sumber : https://www.milliyet.com.tr)

Walaupun begitu, pada kenyataanya beberapa klub sepak bola di Istanbul, seperti Fenerbahçe, Galatasaray, dan Beşiktaş, memainkan peran penting dalam mengeskpresikan Perjuangan Perang Kemerdekaan Turki. Fenerbahçe, misalnya, dikenal karena perannya dalam mendukung gerakan nasionalis. Klub ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat olahraga, tetapi juga menjadi tempat berkumpulnya para aktivis dan simpatisan pergerakan kemerdekaan.

Fenerbahçe memiliki sejarah panjang dalam mendukung gerakan nasionalis selama Perang Kemerdekaan. Klub ini secara aktif memberikan bantuan logistik kepada pasukan kemerdekaan, termasuk pengumpulan dana dan pengiriman perbekalan ke Anatolia. Salah satu kisah yang terkenal adalah penggunaan pertandingan sepak bola sebagai kedok untuk mengumpulkan informasi intelijen.

Salah satu momen bersejarah dalam dunia sepak bola Turki selama periode ini adalah kemenangan Fenerbahçe atas tim militer Inggris. Dalam kompetisi “Harrington Cup” yang diadakan pemerintahan pendudukan militer Sekutu di Istanbul. Pertandingan ini tidak hanya memperlihatkan semangat juang rakyat Turki, tetapi juga menjadi simbol bahwa rakyat Turki tidak akan tunduk pada kekuatan asing.

Film Zafren Rengi (2024) mengilustrasikan kemenangan simbolis di mana tim Turki diwakili Fenerbahce dapat mengalahkan tim Inggris
Film Zafren Rengi (2024) mengilustrasikan kemenangan simbolis di mana tim Turki diwakili Fenerbahce dapat mengalahkan tim Inggris

Attaturk, Era Republik dan Warisannya pada Sepak Bola 

Setelah diruntuhkannya Kekhalifahan Utsmaniyah dan berdirinya Republik Turki pada tahun 1923 di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk, ada upaya besar-besaran untuk memodernisasi dan mensekularisasi negara. Olahraga, termasuk sepak bola, dianggap sebagai Tonggak utama vital proses modernisasi ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun