Mohon tunggu...
Shanan Asyi
Shanan Asyi Mohon Tunggu... Dokter -

Seorang dokter umum sekaligus penulis jurnal kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ira

14 September 2016   23:26 Diperbarui: 14 September 2016   23:42 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

                Ira merupakan seorang anak yang cerdas, entah ini turunan dari mana. Ayahnya hanya tamat SMA dan mamanya lebih rendah lagi, hanya memiliki ijazah SMP. Tapi Ira merupakan juara umum sejak kelas 3 SD hingga sekarang, kelas2 SMA. Terkadang ia menduga penyebabnya mungkin karena kebiasaannya membaca. Ia pernah mendengar entah dimana, kalau membaca akan terus meningkatkan level intelegensi seseorang karena menciptakan sinaps-sinap impuls saraf baru di otak.

                Ketika disebuah persimpangan ia berbelok ke kiri dan ia menabrak seseorang yang sedang berlari cepat dari arah yang berlawanan. Ia terjatuh. Orang itu meminta maaf bergitu juga, ira, mereka sama-sama merasa bersalah. Lalu orang itu berjalan mengambil tasnya lalu berlalu.

                Ira mengelap debu di tubuhnya dan kembali menaiki sepedanya hingga ia tersadar sesuatu. Tas mereka tertukar. Tidak ada dompet,handphone dan daftar belanjaan di hapenya yang ada hanya pisau dan bungkus rokok. Ia coba lagi melihat lekat-lekat, jelas-jelas ini tas yang dia bawa tadi. Lalu ia lihat pada tas itu tertera nama, ADI. Ya ini tas bermerk sama namun bukan tasnya. Tas mereka tertukar karena merk dan bentuk tas mereka sama.

                Ira kebingungan dan pusing harus bagaimana, ia kembali menaiki sepedanya mencoba berkeliling kompleks dengan harapan ia menemui orang tadi. Setelah 15 menit berkeliling orang itu terlihat namun gelagatnya mencurigakan. Ia seperti gelisah dan Ira melihat tasnya bergantung di bahu orang itu.

                Mas, kata Ira yang menyentuh pundak orang itu orang itu langsung menarik Ira dan menutup mulutnya. “Diam” bisik orang itu.

                Ira menjadi benar-benar ketakutan jelas-jelas tadi ia melihat pisau di tangan orang tersebut, apakah mungkin orang ini ‘begal’?

                Dan tiba-tiba bunyi suara tembakan terdengar, rasa takut Ira memuncak dia berhasil menggigit tangan pria misteritus itu lalu berteriak.

                “Siapa itu.” Terdengar suara yang serak dan berat tidak jauh dari tempat mereka berdiri.

 “Dasar wanita bodoh!.” Ia menarik tangan Ira dan mulai berlari, “sepedaku.” Teriak Ira melihat sepedanya tertinggal.

                Orang itu tidak peduli dan terus membawa Ira berlari. Ia melihat ada drum dan mereka bersembunyi dibalik drum itu. Tangan pria misterius kembali menutup mulut Ira. Lalu beberapa orang dengan baju hitam dan kacamata terlihat berlari melewati mereka. Setelah orang itu lewat Ira langsung ditarik lagi menuju sebuah rumah yang terlihat seperti tidak berpenghuni. Pria misterius itu mengeluarkan kunci dari dalam sakunya dan membuka rumah itu, menarik Ira masuk.

                “Siapa kamu.” Setelah masuk ke dalam rumah ira langsung menarik pisau dari tas yang salah ia ambil dan menodongkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun