"Kenapa nanya gitu?" tanyaku sedikit bingung.
"Jawab aja."
"Bu-buat memahami apa yang ada di sekitar gue." jawabku sedikit terbata.
"Benar, mengamati itu cara untuk memahami suatu hal, mau itu benda mati atau hidup. Tapi, Ra, jangan memperlakukan orang sebagai objek, manusia itu bukan barang yang hanya dengan diamati kita bakal ngerti. Manusia itu lebih rumit."
"Ha? Maksud lo gimana? Cara gue berarti salah ya? Terus yang benar itu yang kayak gimana?" untuk pertama kalinya aku dibuat bingung.
Ia tersenyum sebelum melanjutkan. "Gue nggak bilang memahami seseorang dengan cara mengamati tuh salah, tapi kalau caranya cuma mengamati doang itu kurang. Ada cara yang lebih baik, yaitu dengan interaksi."
"Interaksi?"
"Ya, interaksi. Gue bakal kasih contoh biar lo bisa paham. Misalnya, kita disuruh memahami rumus fisika yang ada di papan tulis, menurut lo cara yang mana yang lebih efektif? Mengamati atau interaksi?"
"Mengamati lah, kalau caranya dengan interaksi mau gimana? Masa ngusep-ngusep papan tulis? Yang ada malah kehapus."
"Benar, tapi apa lo yakin dengan mengamati rumus doang itu artinya lo paham sepenuhnya?"
"Em, kalau gue tergantung materinya apa dulu sih, tapi emang beberapa materi gue nggak paham."