"Kalau udah jodoh. Nggak pandang dari miskin atau kayanya loh, Nduk." Ibu terkekeh
Benar saja. Pipiku langsung memerah.
Setelah pulang berdagang, kulihat mobil Yudha terparkir rapi di halaman rumah.
Ngapain lagi dia.
Ibu meraih tanganku dengan tergesa untuk duduk di sampingnya. Ibu bermaksud menceritakan kedatangan Yudha ke sini.
"Nduk," panggil ibu ragu sambil mengelus tanganku.
Aku hanya diam menatapnya.
"Yudha ... pesan kue ibu untuk acara pernikahannya nanti."
Oh, Yudha mau nikah. Dia udah punya calon rupanya. Ternyata kedatangannya sering ke sini hanya sebatas bisnis sama ibu.
Ya, bisnis kue untuk nikahannya.
Tapi kenapa dada ini serasa panas, ya!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!