Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cersil] Pendekar Sakti Lembah Tarsius

3 Juli 2016   22:46 Diperbarui: 3 Juli 2016   23:24 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepuluh anak buah prajurit kerajaan itu langsung membuat lingkaran, sambil mencabut pedang mereka. 

“ Criingg”

Bataha Sili memperhatikan gelagat orang itu, segera membaca musuh ini terlalu sakti. Dia pun segera memberikan isyarat agar sepuluh anak buahnya keluar dari lingkaran pengepungan itu.

“Maaf, sobat,  kita tidak ada permusuhan. Maksud apa menghalangi jalanku!”

“Ho, ho,ho,, ternyata ini yang namanya Bataha Sili, si Sepasang Pedang Maut. Aku ingin menjajal kemampuan ilmu dari para kesatria  kerajaan,, ho,ho,,ho..!”

Bataha Sili mulai geram dengan sikap orang asing yang mengaku si Raja langit ini. Belum sempat berpikir panjang si Raja Langit telah menyerangnya.

“Wuuufff…Plaak…plaakkk…”

Kedua tangan mereka beradu. Tubuh Bataha hampir terjengkang, sedangkan Raja langit berdiri kokoh bagai batu karang. Melihat lawannya cukup tangguh, Bataha Sili segera  mencabut senjata andalannya. Sepasang Pedang maut.

“Criing…criing..”

Pedang itu di putar bagai hingga tak membentuk lagi sebuah pedang. Hanya terlihat seperti kitiran angin pada kedua tangannya. Lalu menerjang lawannya si Raja Langit. Melihat lawannya Bataha Sili, mancabut sepasang pedangnya, segera tongkat hitamnya diputar,  dengan kecepatan yang sangat tinggi. Terdengar  suara laksana deru gelombang lautan.

Sepasang pedang  itu beradu dengan tongkat hitam itu. “Criing,,criingg….wuus,,,plaaak..”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun