Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Cersil] Pendekar Sakti Lembah Tarsius

3 Juli 2016   22:46 Diperbarui: 3 Juli 2016   23:24 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewa Pengemis dari Akhirat bergelak tawa dan menjawab.

“Ha, ha, ha,,,Nenek Maniso)…..terkabul juga lantunan laguku ini. Saatnya kita menjadi bapak dan ibu bagi bocah ini. Ayo kita pulang,!”

Sekali hentak tubuh Kakek tua berjuluk Dewa Pengemis dari Akhirat berkelebat, raib seketika. Nenek tua berjuluk Iblis Betina Pesolek itu tak mau kalah. Tubuhnya sedikit  terangkat, lalu lesap dari pandangan mata. Mereka berdua pergi sambil membawa bocah kecil itu.

Sepasang suami istri ternyata sangat merindukan seorang anak. Berpuluh tahun dalam pengembaraan mereka dalam berumah tangga , tapi tidak membuahkan keturunan. Sehingga terkadang mereka cekcok hingga sampai pada perkelahian. Namun akhirnya rukun kembali. Begitu seterusnya. Namun di hati mereka tidak saling membenci atau bermusuhan, malah sebaliknya. mereka berdua saling mencintai. Namun begitulah watak orang – orang persilatan. Mereka berdua  juga bukan merupakan tokoh golongan hitam ataupun kaum golongan putih. tapi begitu melihat kebenaran di injak – injak, mereka segera turun tangan. Hanya watak saja kedua tokoh yang aneh., hingga orang mengira mereka adalah kaum sesat atau dari golongan hitam. Hutan Tangkoko itu kembali sepi, seakan menyimpan misteri Ilahi.

~~~~~~

Di kota Raja Kerajaan Bowontehu. Pagi itu cukup ramai di sebuah pasar rakyat di kota Gahenang sebagai pusat Kerajaan Bowontehu. Kerajaan Bowontehu di pimpin oleh oleh seorang Raja (Kulano/ Datuk ) yang sangat arif bernama Mokodoludud dengan Permaisurinya ( Boki  ) Putri Bania (Tahun 1500-an.M)

Seperti biasa setiap pagi Kepala Pasukan Kerajaan yang bernama Bataha Sili  mengadakan ronda keliling kota raja, termasuk pusat keramaian rakyat,  bersama anak buahnya berjumlah sepuluh orang. Ada banyak Perwira Kerajaan yang berilmu tinggi, salah satunya Bataha Sili, yang di juluki Sepasang Pedang Maut.

 Bataha Sili memasuki pasar rakyat bersama sepuluh anak buahnya. Dengan sangat ramah perwira kerajaan itu menyapa para penjual maupun pembeli. Ketika tiba di sebuah kedai makan, jalannya terhenti. Di depannya berdiri seorang bertampang kasar. Rambutnya terurai panjang. Sinar matanya menyambar berkilauan,  bagaikan mata Serigala liar. Pertanda orang itu berilmu tinggi. Di tangannya memegang sebuah tongkat hitam berkepala tengkorak. Salah seorang anak buah Bataha Sili maju ke depan.

“Siapa kamu, berani menghadang pasukan kerajaan!”

“Ho,ho,ho…ini yang namanya pasuka kerajaan! Aku “Raja Langit” tak pernah gentar dengan selusin pasukan kerajaan! Si Raja Langit berkata sambil menepuk – nepuk dadanya.

“Mencari penyakit!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun