“Buat apa sih Ibu mereka menculik begitu!”
“ Katanya, para korban itu akan dijadikan tumbal untuk pembangunan seperti dermaga pelabuhan, gedung – gedung,,,pokoknya pembangunan yang besar. Konon dengan tumbal itu, pembangunan itu akan bertahan dan tidak akan ambruk!”
“Kejadian ini sudah sejak dahulu berlangsung,,,dan kalau tidak salah dengar; di kampung sebelah kita,,seminggu yang lalu peristiwa anak hilang juga!” Lanjut ibunya.
“Lalu siapa mereka hoga itu, Ibu!”
“Hoga menurut ayahmu,,,,ah,,,Ibu teringat ayahmu Pato, kejadian ini hampir sama dengan ayahmu…tapi ayahmu menolong Ririn sepupumu!”
“Kenapa, Bu,,!”
“Tidak,,tidak apa – apa…menurut ayahmu Hoga itu adalah orang – orang bekas narapidana bahkan orang – orang yang sedang menjalani hukuman dalam penjara yang dibayar untuk menculik para korban!”
“Sudahlah,,,,Pato kamu hari ini jangan kemana – mana ya..ibu mau membesuk ayahmu!” Lanjut ibunya, setelah tiba di rumah mereka.
“Iya, bu…!”
Setelah kepergian ibunya,Pato hanya berdiam di rumahnya Karena pesan ibunya jangan kemana – mana. Apalagi dengan adanya peristiwa tadi pagi. Semua warga di kampung menjadi sangat takut. Kampungnya yang tidak seperti biasa, kini sepi membelenggu. Dengan adanya berita penculikan oleh para Hoga para anak – anak dan ibu-ibu banyak berdiam di rumah masing – masing.
“Mudah – mudahan ibu bersama Tante Yuli yang menemani membesuk ayahnya,,tidak terjadi apa – apa!” Membatin Pato