Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Paradise di Selat Lembeh

11 Mei 2016   07:31 Diperbarui: 11 Mei 2016   07:35 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Papiii,,,,!”  “Booss,,,!”

Secepat kilatan  petir, Johny berlari kencang mencari sumber suara erangan itu, mungkin papinya Deasy ini. Deasy pun berlarian mengikuti Johny. Dibawah pohon beringin sebelah selatan pantai itu, Bapak Kalle terkapar. Tubuhnya tersungkur kedua tangannya menekan dadanya.

Johny segera menyambar tubuh pak Kalle yang sudah hampir jatuh di atas pasir, membopongnya lalu dibawah ke perahu

“Cepat Deasy,,kita mencari dokter di kampung sebelah, di situ ada dokter Puskesmas”

Bergerak cepat keduanya,  Johny dan Deasy.Untuk menyelamatkan nyawa papinya yang kambuh penyakit jantungnya. Terpikir Deasy, lupa membawa obatnya,,

“Papii,,,! Sambil mengusap dada papinya.

Hanya satu kali belokan tanjung akhirnya perahu Johny tiba di dermaga kayu kampung itu. Bangunan putih yang merupakan Puskesmas tak jauh dari tepi pantai. Johny membopong pak Kalle diikuti Deasy dari belakang. Para warga kampung yang melihat kejadian ini,  ada bebarapa warga yang kenal dengan Johny turut membantu Johny berdua Deasy.Tak lama pak Kalee telah masuk ke ruangan periksa Dokter. Beruntung juga seorang Dokter masih ada, belum sempat pulang.

Tak lama kemudian Dokter itu keluar dari ruangan periksanya.

“Sebaiknya cepat – cepat dirujuk ke RS yang ada di kota. Di sini fasilitas terbatas. Tapi aku telah memberikan sebutir pil, sedikit untuk mengurangi rasa nyeri pada dadanya,, waktu  satu jam dari sekarang, ayo cepat!” kata Dokter  itu.

Sebuah takdir telah mempertemukan antara Johny dan Deasy lewat bahasa hati yang tercipta dan bukan bahasa kata yang terungkap. Hati yang berpaut hanya dengan sebuah kejujuran dan keikhlasan tanpa mengharapkan rembulan emas di seberang sana, atau di sini ada lautan yang bertilam intan dan permata.

Terkadang, angin tahu kemana hari ini dia menghembus untuk membuat sebuah kisah yang sedih walaupun hanya semilir saja  kenestapaan  mendera.  Namun  sang Mentari yang panas meradang membuat hidup  melipat tangan untuk  sungkur dan sujud  berkekompangan,  tapi di seberang sana  ada cinta bersemi melarungkan di atas buih-buih makna,  menuju pulau – pulau impian; impian tentang sebuah hati dan sebuah cinta yang tulus laksana kaki yang terdepan melangkah,  terjejak di sudut Paradise.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun