“Papiii,,,,!” “Booss,,,!”
Secepat kilatan petir, Johny berlari kencang mencari sumber suara erangan itu, mungkin papinya Deasy ini. Deasy pun berlarian mengikuti Johny. Dibawah pohon beringin sebelah selatan pantai itu, Bapak Kalle terkapar. Tubuhnya tersungkur kedua tangannya menekan dadanya.
Johny segera menyambar tubuh pak Kalle yang sudah hampir jatuh di atas pasir, membopongnya lalu dibawah ke perahu
“Cepat Deasy,,kita mencari dokter di kampung sebelah, di situ ada dokter Puskesmas”
Bergerak cepat keduanya, Johny dan Deasy.Untuk menyelamatkan nyawa papinya yang kambuh penyakit jantungnya. Terpikir Deasy, lupa membawa obatnya,,
“Papii,,,! Sambil mengusap dada papinya.
Hanya satu kali belokan tanjung akhirnya perahu Johny tiba di dermaga kayu kampung itu. Bangunan putih yang merupakan Puskesmas tak jauh dari tepi pantai. Johny membopong pak Kalle diikuti Deasy dari belakang. Para warga kampung yang melihat kejadian ini, ada bebarapa warga yang kenal dengan Johny turut membantu Johny berdua Deasy.Tak lama pak Kalee telah masuk ke ruangan periksa Dokter. Beruntung juga seorang Dokter masih ada, belum sempat pulang.
Tak lama kemudian Dokter itu keluar dari ruangan periksanya.
“Sebaiknya cepat – cepat dirujuk ke RS yang ada di kota. Di sini fasilitas terbatas. Tapi aku telah memberikan sebutir pil, sedikit untuk mengurangi rasa nyeri pada dadanya,, waktu satu jam dari sekarang, ayo cepat!” kata Dokter itu.
Sebuah takdir telah mempertemukan antara Johny dan Deasy lewat bahasa hati yang tercipta dan bukan bahasa kata yang terungkap. Hati yang berpaut hanya dengan sebuah kejujuran dan keikhlasan tanpa mengharapkan rembulan emas di seberang sana, atau di sini ada lautan yang bertilam intan dan permata.
Terkadang, angin tahu kemana hari ini dia menghembus untuk membuat sebuah kisah yang sedih walaupun hanya semilir saja kenestapaan mendera. Namun sang Mentari yang panas meradang membuat hidup melipat tangan untuk sungkur dan sujud berkekompangan, tapi di seberang sana ada cinta bersemi melarungkan di atas buih-buih makna, menuju pulau – pulau impian; impian tentang sebuah hati dan sebuah cinta yang tulus laksana kaki yang terdepan melangkah, terjejak di sudut Paradise.