“Aku Johny, Bos!”
“O,,kamu Johny. Berarti kamu orangnya! Di mana perahu kamu!”
“Sana Bos, Itu yang catnya warna biru putih. Mari silakan Bos!” Sambil menunjuk dan menuntun menuju perahunya.
“Maaf, Bos. Tadi agak terlambat”
“ Tidak apa – apa Johny,!”
“Pelan – pelan Bos. Dermaga ini agak ketinggian karena air laut telah surut!”
Sambil memegang tangan kanan, agar tidak tergelincir Johny menuntun kedua penumpang itu untuk turun ke dalam perahunya.
Setelah kedua penumpangnya telah turun dengan aman di perahunya, Johny segera menarik jangkar perahunya, sambil bersiul kecil. Ada beberapa temannya yang melihat dari pinggiran dermaga tersenyum kecut. Dengan sebuah petikan jari jempol dan jari tengah, Johny memberi isyarat bahwa dia segera berangkat. Teman – teman Johny mengakui, ternyata mereka kalah cepat dengan Johny. Karena mendapat penumpang yang demikian itu suatu kemujuran dan merupakan panen uang yang sangat lumayan besar. Tak perlu repot- repot menunggu penumpang hingga sesuai jumlah jalur keberangkatan. Tapi Johny hanya dua orang dan langsung saja berangkat. Sebuah keberuntungan buat Johny.
Ya, sebuah keberuntungan. Bukan keberhasilan. Keberuntungan hanya didapat dari sebuah kebetulan. Tapi keberhasilan adalah proses panjang untuk mendapat sebuah keberuntungan. Liku – liku hidup seperti demikian adanya. Terkadang berusaha dengan jeritan kepiluan dan air mata. Tapi hasilnya sangat kecil. Tetapi sebaliknya tanpa usaha dan tanpa keringat yang meleleh disekujur tubuh hasilnya malah lebih dan sangat besar sekali. Lalu dengan hal seperti ini akan menciutkan nyali kita? Tak semudah untuk membalikan telapak tangan ! Di telapak tanganlah telah digariskan warna hidupmu. Percaya atau tidak, memang demikian adanya.
Pantai pasir putih terhampar sepanjang pantai. Di belakangnya nampak hutan perawan. Dibagian sisi kanan ada sebuah tebing yang sangat curam tapi warnanya putih seputih salju. Sungguh pemandangan alam yang sangat indah sekali.Tidak ada sebuah rumah ataupun gubuk yang berdiri, semua masih alami. Perahu Johny segera mendarat di tepian pasir putih itu. Segera dia melego jangkar lalu mengikatkan perahunya pada sebatang pohon yang cukup besar tak jauh dari tepian pantai.
“Johny, kamu asli orang sini!?”