Mohon tunggu...
Seri indah Yani
Seri indah Yani Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar/ mahasiswa

nama saya seri indah yani, kulia universitas islam negeri sumatra utara jurusan pendidikan islam anak usia dini hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Bermain bagi Fisik Motorik Anak

4 Juli 2022   19:43 Diperbarui: 4 Juli 2022   21:30 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

E. Manfaat  Bermain

Bermain merupakan salah satu aktivitas menyenangkan yang dilakukan demi aktivitas itu sendiri; bermain memiliki fungsi dan bentuk (Santrock, 2012:306).

Pemanfaatan bermain bagi aspek-aspek perkembangan anak usia dini, yang meliputi aspek moral, motorik, kognitif, bahasa, serta sosial.

a)     Bermain Dan Perkembangan Moral

Menurut Santrock (2012:282) perkembangan moral mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain. Pada anak usia dini, moralitas bagi mereka merupakan hal abstrak dan sulit untuk didefinisikan, sehingga perlu cara lain untuk mengenalkan moral pada anak, salah satu cara yaitu melalui kegiatan bermain.

Anak usia dini yang memiliki latar tidak bisa lepas dari kegiatan bermain, seharusnya dijadikan celah dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan. Misal dalam bermain diberikan tata cara atau aturan yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. Disinilah peran bermain dalam mengembangkan moral, ketika anak sudah mau mengikuti aturan yang berlaku, maka tidak akan sulit memberikan konsep-konsep yang berlaku juga dalam masyarakat, misalnya anak kecil harus salim dan berpamitan kepada orang tua sebelum sekolah atau bepergian. Agama, yang menjadi aspek terdekat dalam moral juga dapat distimulasi kepada anak-anak melalui kegiatan bermain.

Bisa dicontohkan ketika bermain rumah-rumahan, melaksanakan sholat, berdo'a sebelum makan, mengucap salam saat masuk dan keluar rumah. Mengajak anak bermain puzzle hijaiyah, maze masjid, dan mengurutkan tata cara wudlu bisa menjadi opsi dalam mengenalkan kepada anak. Walaupun terlihat biasa saja, namun pengenalan-pengenalan tersebut dapat berdampak pada perkembangan moral dan agama anak usia dini.

b)    Bermain Dan Perkembangan Motorik

Aspek motorik sarat dengan kegiatan yang dilakukan dengan gerak, baik gerak kasar atau halus. Pada anak usia dini, aktivitas yang dikerjakan selalu diwarnai dengan gerak. Gerak dapat menyebabkan anak bermain dan bermain membuat anak menggerakkan anggota tubuhnya. Anak yang mendapatkan kesempatan untuk bermain, maka ia akan melatih kemampuan otot-otot yang menjadikan anak kuat dan bugar. Anak yang sehat adalah anak yang aktif kesana-kemari dan tidak hanya duduk melamun, berdiam diri tanpa reaksi karena sifat dasar anak adalah suka bergerak. Dalam mengembangkan kemampuan motorik, kegiatan bermain dapat dilakukan dengan menggunakan alat atau tanpa alat. Selain itu, bermain juga dapat melatih kemampuan motorik kasar dan motorik halus.

Contoh bermain yang bermanfaat dalam pengembangan kemampuan motorik kasar anak adalah pada bermain yang melibatkan dua anak atau lebih seperti pada permainan tradisional. Semisal anak bermain petak umpet, anak yang kalah akan menjaga basecamp dan anak lainnya menyembunyikan diri. Anak yang kalah akan berlari mencari di mana teman yang lainnya saling sembunyi. Dalam permainan tradisional ini anak harus berlari, jalan, membungkuk, bergegas, sehingga sangat baik dalam menstimulasi otot serta pernafasan anak. Anak juga akan merasa tertantang dan senang tentunya.

Selanjutnya, anak yang bermain bermanfaat dalam perkembangan motorik halus dijumpai ketika anak duduk atau tidak melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti pada permainan congklak, anak akan melakukan kordinasi mata-tangan dalam memindahkan dan memasukkan biji congklak dalam lubang yang tepat. Selain itu, dalam bermain congklak anak akan menggerakkan jemari tangan, menjumput, dan menjatuhkan satu persatu biji congklak sehingga dapat menstimulasi motorik halus anak-anak. Pada anak usia dini, bermain congklak bisa jadi hanya untuk mengenalkan semata dan belum memaksa anak mengenal konsep bilangan atau mampu melakukan permainan dengan sempurna, karena tujuan bermain adalah mencari kesenangan semata dan tanpa paksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun