Â
- Kecenderungan Sosial Media
Â
Teknologi informasi yang makin maju tanpa disadari secara bertahap merubah pola fikir dan gaya hidup masyarakat khususnya remaja. Dampak yang ditimbulkan pun bersifat postif dan juga negatif.[22] Namun sekarang ini, banyak generasi Z yang menyalahgunakan teknologi ini. Rupanya media sosial ini menjadi jendela untuk melihat tren di dunia. Tren yang paling mudah mempengaruhi ialah soal penampilan atau fashion. Fashion atau mode yang dikenakan oleh seseorang mampu mencerminkan siapa si pengguna tersebut. Sehingga jelas sekali bahwa media sosial ini dapat mengubah gaya hidup generasi Z. Contohnya dari kecendrungan sosial media ini mengakibatkan pergaulan bebas dengan semua orang yang ada di dunia, meskipun itu teman maya namun bisa teman maya menjadi teman nyata. Melaui media sosial dapat terjadi transkaksi online seperti bisnis jual beli alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang, seks bebas dan lain-lain yang dapat menyebabkan HIV/AIDS. Saat ini, kebebasan telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Orang-orang muda dapat berinteraksi secara bebas antar jenis kelamin. Tidak jarang para remaja berciuman mesra di depan umum, terlepas dari masyarakat sekitar. Hal ini karena teknologi yang sudah maju dan apa pun bisa diakses di dalamnya, sehingga dapat menjadi guru yang salah bagi pengunanya.
Â
Kecenderungan sosial media dapat juga memutuskan hubungan dengan orang-oarang yang ada disekitar, bahkan orang terdekat sekali pun. Sehingga dengan kecendrungan media sosial membuat yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh. Maka, fokusnya hanya pada media sosial sehingga seluruh aktivitas hanya dilakukan di kamar atau tempat khusus yang dijadikan tempat bermain media sosial. Kecenderungan media sosial berakibat fatal pada psikologi kepribadian, yang di mana usia untuk bermain dan menjalani interaksi malah hilang. Oleh karena itu, media sosial ini seperti halnya magnet yang dapat menarik dengan kuat.
Â
- Tumbuhnya Sikap Indivualistik
- Â
- Manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial yang membuat manusia mampu hidup di tengah keberagaman yang ada. Kehadiran manusia berarti manusia sebagai warga masyarakat yang tidak bisa hidup sendirian, kehadiran manusia sebagai makhluk sosial yaitu adanya hubungan timbal balik antara sesama. Namun sekarang ini, karena semakin maju dunia dan teknologi membuat sesuatu yang telah menjadi hakikat dari manusia kini lenyap karena ditelan zaman. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi yang maju sehingga membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Hal tersebut menyebabkan jiwa dan kepedulian sosial masyarakat akan menurun.[23] Dan hal ini sangat tidak etis, apalagi pada kalangan generasi Z yang merupakan tulang punggung negara dan mereka yang akan menentukan bagaimana nasib negara selanjutnya kalau sikap individualitik itu terus bertumbuh dan berkembang. Karena sikap tidak peduli ini akan memicu perpecahan serta melunturkan pilar negara Indonesia yang sangat menghargai keberagaman.
Â
PENUTUPÂ
Â
      Generasi Z atau generasi milenial merupakan generasi yang hidup di zaman digital. Mereka adalah  konsumen utama jaman digital ini. Sehingga gaya hidup mereka sangatlah moderen. Gaya hidup pada abad ke-21 ini memanglah sungguh membawa perubahan hidup banyak kalangan, terkhusus pada generazi Z. Arus globalisis membawa suatu perubahan dalam banyak sekotor, namun perubahan yang ditawarkan oleh arus globalisasi ini malah dimanfaatkan salah oleh generasi Z. Generasi Z menjadikan arus globalisasi ini sebagai sarana untuk mengubah gaya hidup mereka kepada pola hidup orang barat, yang biasa disebut dengan westernisasi.
Â