Generazi Z
Â
      Hidup kebarat-baratan atau westernisasi bukanlah suatu penyakit masyarakat yang jarang didengar, tetapi sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka yang memiliki kecendrungan gaya hidupnya seperti itu. Generasi Z adalah pemeran utama yang bermain dalam era globalisasi terkhusu dalam gaya hidup westernisasi. Generazi Z adalah kelompok orang yang laihir antara tahun 1990-an hingga pertengahan 2010-an.  Generasi Z tumbuh dan berkembang hingga dewasa di tengah perkembangan teknologi digital, termasuk internet, media sosial dan ponsel atau handphone.[15] Sehingga Generasi Z ini lebih dikenal dengan generasi yang paling dekat dengan digital serta merekalah yang paling banyak menggunakan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari.Â
Â
Ada beberapa ciri yang mendasar yang sangat membedakan antar generasi Z dengan generasi sebelumnya. Ciri pertama, generasi Z terkoneksi secara digital, kedua, generasi Z multtitasking, dan yang ketiga ialah, generasi Z cenderung kritis dan mandiri.[16] Ciri-ciri ini ingin menunjukkan bahwa generasi Z adalah suatu generasi yang memang dari lahir sudah hidup bersama dengan digital. Karena hidupnya berdampingan dengan teknologi, generasi Z cenderung lebih mudah marah, tidak sabar, dan kurang ambisius dibandingkan generasi sebelumnya, bersifat individualis. Hal ini terjadi karena generasi Z lahir di zaman yang serba mudah dan instan atau bisa dikatakan mengalami ketergantungan yang tinggi pada teknologi. Maka tidak heran kalau generazi Z ini lebih kepada gaya hidup yang materialistis, banyak menuntut, serakah, sehingga mereka mnegalami kesulitan dalam memecahkan masalah karena latar belakang mereka yang dilahir di zaman yang serba mudah.
Â
DAMPAK WESTERNISASI TERHADAP GENERASI Z
Â
- Lunturnya Jiwa Nasionalis
Â
Nasionalisme merupakan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara aktual bersama-sama untuk mencapai, dan mempertahankan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa.[17] Oleh karena itu, nasionalisme dapat diartikan juga sebagai salah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu identitas  yang dimiliki sebagai ikatan bersama. Namun sekarang,  karena globalisasi mengubah segalanya, baik itu aktivitas bahkan karakter manusia, termasuk di dalamnya nasionalisme generasi muda. Semakin majunya arus globalisasi membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya semakin berkurang, sehingga semkain lama rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa lenyap dan memudarkan rasa memiliki terhadap bangsa sendiri.[18]Â
Â