"Gak usah lek, balik aja duluan," Ucap Ukan.
"Eh lek, Sekalian pulang, saya nitip nasi, buat di kos nanti."
"Aman,kan. Beres. Tapi bayar, ya."
"iya."
Ukan pulang 30 menit setelah Alek. Menggunakan kendaraan umum yang biasa hilir mudik melewati tujuan kos Ukan.
Kos Ukan masuk ke sebuah gang kecil, gang penuh coretan-coretan aneh dan beberapa mesum, beberapa orang tua yang masih memiliki anak kecil selalu khawatir, bukan apa-apa. Coretan-coretan seperti itu memang sangat tidak pantas apabila di lihat oleh anak-anak kecil di sekitarnya. Bukan hanya coretan, gang itu tak muat masuk mobil, bahkan jika berjalan pun mungkin hanya muat untuk dua orang saja.
Kos Minem terletak beberapa ratus meter tidak jauh dari gang itu. Itu adalah gang pertama yang hanya muat dua orang, ada gang kedua, gang itu lebih kecil dari gang sebelumnya. Tapi lebih ramah dan tak banyak coretan seperti gang sebelumnya.
Sebelum gang kedua Ukan lewati, memang terdapat rumah bertingkat dengan beberapa jendela di setiap ruangannya. Alek bilang Rumah tersebut sudah satu tahun tidak di tempati.
Ada satui jendela terbuka di bagian paling atas dan tepat menghadap ke arah jalan yang tengah di lalui Ukan, Ukan melihat seorang perempuan mengenakan baju berwarna krem, rambut mengkilap sebahu dan bibi sedikit kemerahan, jika perkiraan Ukan, mungkin berumur 15 tahun atau lebih.
Perempuan tersebut tersenyum pada Ukan. Ukan membalasnya mengangguk dengan bibir tersenyum kepada perempuan di jendela tersebut. Ukan berjalan perlahan menuju gang kedua, pandangan tak henti-hentinya Ukan arahkan pada wanita itu.
"Lek!,Alek!," Ukan memanggil-manggil Alek di sekitar kosnya.