“Kau tidak mau mencoba jadi model pakaian dalam dan bikini? Honornya jauh lebih besar tampaknya, Sa.”
“Enak saja, Edwin. Sebejat-bejatnya aku takkan terjerumus hal begituan. Aku ini model profesional yang bukan murahan. Tubuhku ini sangat mahal, Edwin.”
“Wow!”
Elsa memelukku dari samping. “Jadi apa yang akan kita lakukan dengan ancaman tadi? Kelihatannya dia tidak puas dengan review kamu untuk Batman v Superman?”
Aku mengangguk. “Memang Batman v Superman ini sangat membuatku kecewa jadi sangat pantas kuberi review buruk.”
“Kamu juga memberi review buruk untuk Captain America Civil War?” tanya Elsa setengah tak percaya. “Menurutku Captain America Civil War itu bagus sekali lho, kalau Batman v Superman memang buruk minta ampun.”
“Sebenarnya review untuk Captain America Civil War adalah B-, masih kurang bagus jika kubandingkan dengan The First Avenger dan The Winter Soldier. Bagaimana kalau X-Men Apocalypse menurutmu, Sa? Kau sudah nonton bukan?”
Elsa masih memeluk Edwin, wajahnya penuh senyum cerah. “Menonton X-Men Apocalypse seperti berkaca pada diri kita sendiri, Edwin. Tye Sheridan dan Sophie Turner sangat pantas sebagai Cyclops dan Jean Grey. Evan Peters dan Kodi Smit McPhee juga sangat bagus sebagai Quicksilver dan Nightcrawler, lalu akting Michael Fassbender sangat jempolan, aku sungguh menangis melihat istri dan anaknya bernasib tragis begitu. Aksinya jempolan, efek visualnya mantap dan musik karya John Ottman sungguh membikin aku merinding, terutama musik saat adegan pembukanya di Mesir kuno itu.”
“Aku memberi nilai A+ untuk X-Men Apocalypse, Elsa. Film superhero paling menghibur tahun 2016 ini menurutku.”
“Bagaimana dengan Deadpool, Edwin?”
“Kuberi nilai A-. Film superhero dewasa terbaik yang pernah dibuat. Kuacungkan jempol untuk sutradara Tim Miller dan tentu saja Ryan Reynolds dan Morena Baccarin.”