Dalam Kis 4:1-21 kita bisa melihat ketidak gentaran terhadap ancaman  dari pada dua orang rasul yang di tangkap oleh penguasa Yahudi yaitu Rasul Petrus dan Yohanes. Mereka di tangkap karena menyembuhkan seorang yang lumpuh sejak lahir dan mengajar tentang nama Yesus.
Jadi pada waktu mereka menyembuhkan orang lumpuh tersebut maka banyak orang yang tertarik mengikuti mereka dan mereka menggunakan kesempatan itu  untuk mengajar tentang Yesus sebagai Tuhan dan jurusamat tetapi ternyata imam-imam kepala takut orang banyak menjadi pengikut  Yesus bahkan dikatakan mereka sangat marah maka akhirnya Rasul Petrus dan Yohanes ditangkap dan dimasukan ke dalam penjara.
Dengan kata lain bagi imam-imam kepala bahwa ini merupakan cara yang sangat efektif untuk membungkam  para pengikut Tuhan Yesus, membuat mereka menjadi takut untuk menyuarakan tentang nama Yesus.
Tetapi ternyata sebelum mereka ditangkap sudah ada orang-orang yang percaya pada waktu mendengar pengajaran mereka sehingga jumlah mereka bertambah menjadi 5.000 orang. Luar biasa hanya dalam selang waktu sebelum ditangkap Roh Kudus bekerja dan ada yang menjadi percaya itu menunjukkan setiap waktu walaupun sangat singkat tetapi kalau dimaanfaatkan sebaik mungkin bisa jadi sesuatu yang sangat berguna.
Maka keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua  dan ahli-ahli taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan imam besar Hanas dan Kayafas, dan semua orang lain yang termasuk dalam keturunan imam besar. Ini bisa dikatakan rapat paripurna, lengkap semuanya berarti bagi mereka masalah yang dihadapi ini sangat penting sehingga perlu seluruh pemimpin gereja hadir.
Dalam sidang itu mereka memanggil Rasul Petrus dan Yohanes kemudian ditanya, dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian ? Sebenarnya ini suatu pertanyaan yang bersifat menakuti saja, karena pasti mereka sudah tahu bahwa mukjizat dan pengajaran itu dalam nama Yesus karena dalam ay 13 mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
Dengan kata lain pertanyaan ini ingin menakuti Rasul Petrus dan Yohanes, berani tidak kamu mengakui dihadapan kami yang berkuasa bahwa mukjizat tersebut terjadi dalam nama Yesus.
Ternyata diluar dugaan, Rasul Petrus menjawab kepada seluruh pemimpin agama bahwa mukjizat tersebut terjadi dalam nama Yesus Kristus, tetapi tidak sampai disitu saja langsung disambung : "Yang telah kamu salibkan namun telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati".
Luar biasa, dia berani mengatakan kamulah yang telah menyalibkan, atau kamu telah membunuhnya. Bahkan Rasul Petrus menambahkan Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang bangunan yaitu kamu sendiri.
Dengan kata lain Rasul Petrus menuduh mereka sudah berbuat salah. Sangat berani.  Pertanyaannya : Apakah Rasul Petrus tidak mengetahui bahwa mereka berkuasa, punya otoritas ? Tentu sangat mengetahui sampai dia dipenjarakan  semalam menunjukkan bahwa mereka berkuasa tetapi mulai saat itu dia tidak takut membela kebenaran walaupun berhadapan dengan para penguasa. Wah ini betul-betul sangat hebat
Kalau kita kembali ke belakang ternyata sebelumnya Rasul Petrus adalah salah seorang murid yang takut kepada penguasa yang ada, sangat takut. Contoh : Ketika ditanya sampai tiga kali ia tetap menyangkali diri sebagai pengikut Tuhan Yesus  Karena takut dihukum seperti Tuhan Yesus oleh para penguasa.
Setelah Kristus mati dikatakan dalam Yoh 20:19 mereka berkumpul termasuk Petrus dengan pintu-pintu yang terkunci karena takut kepada orang Yahudi. Tetapi mengapa sekarang rasul Petrus begitu berani menantang penguasa. Mengapa bisa berubah dalam sekejap?
Karena Ia tahu bahwa Yesus telah bangkit, Ia telah melihat sendiri Tuhan Yesus yang bangkit, Â Ia sungguh Allah karena itu ia tidak takut menghadapi pemimpin-pemimpin agama tersebut. Jadi karena ia sudah tahu bahwa Yesus adalah Allah maka pada saat itu ia tidak takut lagi menghadapi para penguasa.
Selain Rasul Petrus mengatakan bahwa mereka telah menyalibkan dan membuang-Nya. Juga dihadapan para imam besar ia mengatakan keslamatan tidak ada didalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus). Sebab dibawa kolong langit ini tidak ada nama lain yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Mengapa rasul Petrus punya keyakinan demikian. Mengapa ia sampai begitu yakin bahwa keslamatan ada didalam Tuhan Yesus ? Apakah ia punya pengalaman demikian, kan belum, ia belum mati. Kalau orang mengatakan waduh makanan itu enak sekali, berarti ia sudah pernah merasakannya
Tetapi mengapa rasul Petrus bersikukuh punya keyakinan demikian, karena ia percaya apa yang pernah dikatakan/ dijanjikan oleh Tuhan Yesus tidak pernah gagal dan Tuhan Yesus sendiri membuktikan perkataan-perkatan-Nya, dan Petrus menyaksikan hal itu secara langsung.
Tuhan Yesus pernah sampai 3 X mengatakan bahwa Anak manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh-Nya dan pada hari ketiga Ia akan bangkit, semua perkataannya itu terjadi tepat seperti yang dikatakan.
Ia juga pernah mengatakan kepada Petrus, sebelum ayam berkokok engkau telah menyangkal Aku tiga kali, kejadiannya tepat seperti demikian. Ayam berkokok setelah Petrus menyangkal Tuhan Yesus 3 kali.
Berarti pada waktu Tuhan Yesus mengatakan Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup, tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku itu pasti tergenapi, Tuhan Yesus mengatakan Barangsiapa percaya kepadaKu tidak binasa melainkan peroleh hidup yang kekal itu pasti tergenapi karena Ia Allah punya kuasa.
Sehingga Rasul Petrus bersikeras bahwa keslamatan hanya ada didalam Kristus karena ia percaya pada perkataan/ janji Tuhan Yesus tidak pernah gagal karena Tuhan Yesus telah membuktikan hal itu terutama janji tentang kematian dan kebangkitan-Nya yang telah tergenapi.
Saya sadar tidak mudah untuk mempercayai janji Allah walaupun Allah sudah menjanjikan hal itu secara jelas. Firman Tuhan mengatakan dengan jelas carilahlah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.
Tetapi walaupun sudah melayani sekian lama tetapi yang namanya "semuanya" itu sepertinya belum datang juga sering kekurangan. Firman Tuhan katakan mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapatkan dan ketoklah maka pintu dibukakan kepadamu. Banyak orang yang sudah mencari jawaban doa sampai capai tetapi tidak pernah mendapatkan, tidak pernah diberi.
Apakah Firman/Janji Tuhan bisa gagal, kalau Rasul Petrus ada disini mungkin dia akan berkata tegas tidak bisa karena saya sendiri telah membuktikannya. Lalu salahnya dimana, bisa jadi penataan hidup yang kurang bagus, atau kita kurang mentaati perintah-Nya hanya mau janji-janjiNya.
Ketika sidang itu melihat keberanian Rasul Perus dan Yohanes dan mengetahui bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Mereka heran karena Rasul Petrus dan Yohanes berani menantang mereka yang adalah penguasa dan mengapa mereka yang  tidak terpelajar tetapi bisa menceritakan Tuhan Yesus dengan begitu luar biasa seperti orang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi.
Hal itu menunjukkan kalau Tuhan mau pakai seseorang tidak selamanya orang itu harus pintar, punya IQ yang tinggi. karena terkadang yang pintar, punya IQ yang tinggi lebih bersandar pada kemampuan pribadi dari pada Tuhan.
Memang bersyukur kalau ada orang-orang yang pintar yang takut akan Tuhan, tetapi ingat yang menjadi dewa penolong pelayanan itu sukses bukan IQ kita tetapi Tuhan. Buktinya mereka tidak terpelajar tetapi dianggap terpelajar karena penolongnya adalah Allah / Tuhan sendiri bukan otak mereka.
Juga ditambahkan respon sidang bahwa mereka tidak bisa membantah karena melihat orang yang disembuhkan itu berdiri disamping kedua rasul itu. Kalau seandainya bukti itu tidak ada (orang yang disembuhkan) maka sidang bisa membantah bahwa Tuhan Yesus tidak punya kuasa apa-apa tetapi karena ada bukti maka sidang tidak bisa membantah. Dengan kata lain bukti itu  meneguhkan bahwa nama Yesus itu berkuasa.
Kalau kita melihat cerita ini sangat aneh, para imam memenjarakan Rasul Petrus dan Yohanes supaya mereka diam, tidak boleh bicara tentang nama Yesus tetapi akhirnya para imamlah yang diam karena mereka melihat ada bukti bahwa nama Yesus berkuasa.
Sebenarnya terlalu banyak bukti yang mereka lihat tentang kuasa dari Yesus, atau kuasa yang menunjukkan Yesus adalah Allah. Yesus sudah menyembuhkan dan membangkitkan berapa banyak orang yang mereka lihat sendiri, kubur Yesus juga kosong dan mereka tahu akan hal itu karena dalam Mat 28 :13 mereka sengaja berdusta dengan mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid-muridNya.
Bukankah seharusnya bukti-bukti itu sudah cukup untuk mereka mengakui bahwa Yesus adalah Allah, tetapi ternyata mereka tidak mau mengakui, bukan tidak bisa mengakui (tidak bisa berarti kan karena tidak ada bukti). Mengapa bisa sampai demikian ?
Sulit menjawab, tapi suatu hal yang pasti selama kita masih hidup, maka iman kita/kekristenan akan terus diserang walaupun bukti yang menunjukkan kekristenan itu sudah jelas atau benar. Jadi  terkadang penyerangan terhadap kekeristenan/iman bukan didasarkan pada bukti tetapi karena kita orang kristen.
Maka saya sadar sebagai anak Tuhan pasti kita akan mengalami serangan dari iblis untuk menghambat pelayanan kita. karena kita membawa orang kepada Kristus, membuat orang bertumbu masa iblis tidak tinggal diam akan hal itu, maka wajar kalau kita banyak mendapatkan penolakan, wajar kalau kita dicaci maki, wajar kalau diri kita diisukan dengan hal-hal yang tidak-tidak, wajar kalau suatu kali kelak mungkin kita dipenjara.
Karena iblis tidak tinggal diam pada waktu kita membawa orang-orang kepada Kristus, bahkan menurut saya kalau kita tidak pernah meraskan apa-apa dalam hidup ini, koreksi diri mungkin kita anak Tuhan yang sudah dalam kondisi "murtad" (bukan hilang keselamatan).
Kalau begitu orang akan bertanya apa bedanya jadi kristen dan tidak jadi kristen. Jadi Kristen harus menderita tidak jadi kristen juga menderita, lalu apa bedanya. Sebenarnya ada suatu perbedaan yang sangat hakiki.
Kalau orang kristen menghadapi penderitaan maka pasti Allah akan menguatkan dia sehingga dia bisa melewati semua itu, Allah pasti akan menolong anak-Nya dalam satu batasan tertentu tetapi kalau bukan kristen pada waktu dihukum Allah maka setanpun tidak bisa menolong dia, karena kuasa Allah  tidak bisa ditandingi oleh setan.
Tetapi kalau kita kristen sejati walaupun setan menyerang kita maka Tuhan akan menolong kita. Â Dan yang perlu diketahui untuk apa setan menolong orang yang tidak percaya kepada Kristus, tidak perlu karena memang tujuan setan untuk menghancurkan manusia.
Karena tidak bisa membantah bahwa Yesus berkuasa maka mereka menyuruh rasul-rasul meninggalkan sidang dan berundinglah mereka tentang tindakan apa yang harus mereka ambil supaya jangan lebih banyak penduduk Yerusalem mengikuti mereka.
Akhirnya mereka mengancam kedua rasul itu supaya jangan berbicara/ mengajar lagi dalam nama Yesus. Stop sampai disini saja karena takut orang banyak mengikuti mereka, takut orang Yahudi menjadi pengikut Yesus.
Ini menunjukkan tindakan mereka adalah tindakan yang bodoh. Kalau mereka sadar bahwa ajaran Yahudi mereka benar seharusnya yang mereka lakukan adalah mendidik orang-orangNya dalam kebenaran ajarannya supaya mereka bisa tahu mana yang benar, bukan membungkam mulut orang.
Ini kan tindakan yang aneh, tidak mau umatnya lari tetapi tidak mendidik umatnya dengan benar, tetapi mengancam orang bahkan bisa membunuh mereka. Sangat sadis, agar umatnya tidak lari maka mereka bisa menghilangkan nyawa orang, luar biasa sadis.
Maka kalau kita tidak mendidik keluarga kita, sesama jemaat dalam kebenaran dengan sungguh-sungguh maka wajar kalau takut kepada berbagai aliran yang tidak jelas. Kalau sudah mendidik dengan sungguh-sungguh tidak perlu cemas karena mereka pasti bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Jadi kita membela kekristenan dengan mendidik orang dengan sungguh-sungguh karena ajaran kristen adalah ajaran yang benar. Dengan kata lain Kita membela kekristenan bukan karena kristen agama kita tetapi karena kita yakin bahwa kekristenan adalah benar. Jangan sampai kita membela kekristenan karena kristen merupakan agama kita itu berarti mengulangi lagi kesalahan dari pada pemimipin-pemimpin Yahudi yang terdahulu.
Tetapi Rasul Petrus dan Yohanes menjawab mereka silahkan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk berkata-kata tentang apa yang kami lihat dan yang telah kami dengar.
Dalam kitab bahasa inggris versi NIV, KJV perkataan dari Rasul Petrus dan Yohanes ini sangat keras "Judge for yourselves". Hakimilah dirimu sendiri. Heran ya, sudah di sel selama semalam diancam tetapi tetap tidak takut. Kalau sudah begini harus buat apa lagi agar bisa bungkam.
Ya mungkin dipenjara terus atau jalan terakhir harus mati seperti yang dilakukan pada guruNya. Ini menunjukkan mereka ini sungguh-sunggh kristen yang sejati maka tidak mau menyangkal Tuhan Yesus walaupun diancam. Dengan kata lain kalau kita masih takut terhadap ancaman, apalagi masih malu maka mungkin kita termasuk orang yang bukan kristen sejati tetapi kristen KTP.
Kita sudah sering ikut ibadah di gereja, rumah tangga, kaum bapak/ibu tetapi tidak pernah bertumbuh, karena tidak mau melaksanakan Firman Tuhan dalam hidup, maka tetap menjadi  kristen KTP sehingga pada waktu melihat resiko langsung lari, tidak mau berkorban.
Mungkin orang akan katakan mereka itu kurang berhikmat kalau mereka dipenjarakan bahkan sampai dihukum mati lalu siapa yang akan mengabarkan injil. Ingat mereka ini para rasul, saksi dari kebangkitan Kristus, berarti jumlah sangat sedikit dan itu masa kekristenan awal berarti kesaksian para rasul sangat dibutuhkan kalau mereka mati lalu siapa lagi yang bersaksi bagi Injil.
Pertanyaannya Hikmat berasal dari mana, ya pasti dari Tuhan seperti Raja Salomo dikaruniai hikmat. Kalau hikmat itu berasal dari Tuhan maka pasti tidak akan menyangkal  Tuhan sendiri.
Kondisi pada saat itu disuruh menyangkal kuasa Tuhan. Bahkan jawaban dari pada Rasul Petrus dan Yohanes ini sangat berhikmat karena menunjukkan bahwa Tuhan diatas dari segalanya. Ialah yang harus diutamakan bukan manusia, buktinya sampai mereka mengatakan orang-orang ini tidak berpendidikan koq bisa ya berkata seperti itu. Bukankah itu menunjukkan bahwa mereka sangat berhikmat
Banyak orang bersembunyi dibalik kata hikmat untuk menyembunyikan indentitas dirinya sebagai pengikut Kristus. Maka suatu kali kelak Tuhan Yesus akan mengatakan barangsiapa malu mengakui aku dihadapan manusia maka Akupun akan malu mengakui dia di depan Bapaku disorga.
Karena Rasul Petrus dan Yohanes tidak bisa ditakuti atau diancam oleh mereka maka akhirnya mereka melepaskan juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah.
Yang menarik perhatian adalah alasan sidang melepaskan mereka hanya karena takut orang banyak yang memuliakan Yesus sebagai Allah. Alasan ini sangat kontras dengan alasan dari pada para rasul, Para rasul takut bukan kepada manusia tetapi kepada Allah maka tetap mau memberitakan Injil tetapi imam-imam lebih takut kepada manusia.
Padahal mereka pemimpin umat. Mau jadi apa pemimpin umat yang demikian. Terlepas dari pada apapun agamanya seharusnya pemimpin umat lebih takut kepada Allahnya dari pada manusia. Itu menunjukkan bahwa sebenarnya dalam pelayanan mereka hanya mencari popularitas pribadi, bukan Tuhan. Tuhan hanya dijadikan tameng untuk mencari pengikut/pujian pribadi.
Seorang teman staf pada waktu menulis alasan-alasan mengapa dia kuatir ternyata dari balasan jawaban yang ada dia lebih takut kepada manusia. Dia katakan ini gila saya mengajar orang untuk takut akan Tuhan tetapi saya lebih takut kepada manusia.
Jadi pengikut Yesus yang sejati lebih takut kepada Allah dari apapun juga, walaupun menghadapi kondisi yang sulitpun tetap memilih Tuhan karena itu imannya, imannya itu akan kelihatan dalam hidup dari pada pengikut Yesus yang sejati.
Pada awal kekristenan banyak murid Tuhan yang mati martir salah satunya adalah "Polikarpus" Beliau sangat setia memberitakan akan Kristus, ia di minta untuk menyembah kaisar tetapi tidak  mau, akhirnya  di tangkap di ancam akan di bakar. Tapi apa yang ia katakan :
"Apimu hanya akan membakar satu jam lamanya tetapi api penghukuman bagi yang tidak percaya pada Yesus bersifat abadi". Lalu dalam amarah  mereka masih mendesak dia sekali lagi untuk menghujat Kristus, supaya di bebaskan dari hukuman itu, tetapi apa ia katakan selanjutnya :
"Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Kristus yang telah menyelamatkanku" Itu benar sekali, tidak satukalipun Kristus menyakiti kita masya kita mau menyangkali Dia.
Akhirnya dia rela mati demi ketaatanNya, tidak ada mukjizat, tetapi ketaatannya menjadi contoh bagi kita. Maka kalau iman kita belum sampai pada titik kematian pasti kita bisa murtad, tetapi kalau kita terus bertumbuh bukan hanya kristen KTP maka kita siap taat untuk Tuhan, apapun yang terjadi. Tuhan Memberkati kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H