Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paskah: Dampak Kebangkitan Kristus

18 April 2022   20:43 Diperbarui: 18 April 2022   20:54 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi pengikut Yesus yang sejati lebih takut kepada Allah dari apapun juga, walaupun menghadapi kondisi yang sulitpun tetap memilih Tuhan karena itu imannya, imannya itu akan kelihatan dalam hidup dari pada pengikut Yesus yang sejati.

Pada awal kekristenan banyak murid Tuhan yang mati martir salah satunya adalah "Polikarpus" Beliau sangat setia memberitakan akan Kristus, ia di minta untuk menyembah kaisar tetapi tidak  mau, akhirnya  di tangkap di ancam akan di bakar. Tapi apa yang ia katakan :

"Apimu hanya akan membakar satu jam lamanya tetapi api penghukuman bagi yang tidak percaya pada Yesus bersifat abadi". Lalu dalam amarah  mereka masih mendesak dia sekali lagi untuk menghujat Kristus, supaya di bebaskan dari hukuman itu, tetapi apa ia katakan selanjutnya :

"Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat mencaci Kristus yang telah menyelamatkanku" Itu benar sekali, tidak satukalipun Kristus menyakiti kita masya kita mau menyangkali Dia.

Akhirnya dia rela mati demi ketaatanNya, tidak ada mukjizat, tetapi ketaatannya menjadi contoh bagi kita. Maka kalau iman kita belum sampai pada titik kematian pasti kita bisa murtad, tetapi kalau kita terus bertumbuh bukan hanya kristen KTP maka kita siap taat untuk Tuhan, apapun yang terjadi. Tuhan Memberkati kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun