Mohon tunggu...
Senny Pellokila
Senny Pellokila Mohon Tunggu... Guru - Kebun binatang safari

Perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Paskah: Dampak Kebangkitan Kristus

18 April 2022   20:43 Diperbarui: 18 April 2022   20:54 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi walaupun sudah melayani sekian lama tetapi yang namanya "semuanya" itu sepertinya belum datang juga sering kekurangan. Firman Tuhan katakan mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapatkan dan ketoklah maka pintu dibukakan kepadamu. Banyak orang yang sudah mencari jawaban doa sampai capai tetapi tidak pernah mendapatkan, tidak pernah diberi.

Apakah Firman/Janji Tuhan bisa gagal, kalau Rasul Petrus ada disini mungkin dia akan berkata tegas tidak bisa karena saya sendiri telah membuktikannya. Lalu salahnya dimana, bisa jadi penataan hidup yang kurang bagus, atau kita kurang mentaati perintah-Nya hanya mau janji-janjiNya.

Ketika sidang itu melihat keberanian Rasul Perus dan Yohanes dan mengetahui bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka. Mereka heran karena Rasul Petrus dan Yohanes berani menantang mereka yang adalah penguasa dan mengapa mereka yang  tidak terpelajar tetapi bisa menceritakan Tuhan Yesus dengan begitu luar biasa seperti orang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi.

Hal itu menunjukkan kalau Tuhan mau pakai seseorang tidak selamanya orang itu harus pintar, punya IQ yang tinggi. karena terkadang yang pintar, punya IQ yang tinggi lebih bersandar pada kemampuan pribadi dari pada Tuhan.

Memang bersyukur kalau ada orang-orang yang pintar yang takut akan Tuhan, tetapi ingat yang menjadi dewa penolong pelayanan itu sukses bukan IQ kita tetapi Tuhan. Buktinya mereka tidak terpelajar tetapi dianggap terpelajar karena penolongnya adalah Allah / Tuhan sendiri bukan otak mereka.

Juga ditambahkan respon sidang bahwa mereka tidak bisa membantah karena melihat orang yang disembuhkan itu berdiri disamping kedua rasul itu. Kalau seandainya bukti itu tidak ada (orang yang disembuhkan) maka sidang bisa membantah bahwa Tuhan Yesus tidak punya kuasa apa-apa tetapi karena ada bukti maka sidang tidak bisa membantah. Dengan kata lain bukti itu  meneguhkan bahwa nama Yesus itu berkuasa.

Kalau kita melihat cerita ini sangat aneh, para imam memenjarakan Rasul Petrus dan Yohanes supaya mereka diam, tidak boleh bicara tentang nama Yesus tetapi akhirnya para imamlah yang diam karena mereka melihat ada bukti bahwa nama Yesus berkuasa.

Sebenarnya terlalu banyak bukti yang mereka lihat tentang kuasa dari Yesus, atau kuasa yang menunjukkan Yesus adalah Allah. Yesus sudah menyembuhkan dan membangkitkan berapa banyak orang yang mereka lihat sendiri, kubur Yesus juga kosong dan mereka tahu akan hal itu karena dalam Mat 28 :13 mereka sengaja berdusta dengan mengatakan bahwa mayat Yesus dicuri oleh murid-muridNya.

Bukankah seharusnya bukti-bukti itu sudah cukup untuk mereka mengakui bahwa Yesus adalah Allah, tetapi ternyata mereka tidak mau mengakui, bukan tidak bisa mengakui (tidak bisa berarti kan karena tidak ada bukti). Mengapa bisa sampai demikian ?

Sulit menjawab, tapi suatu hal yang pasti selama kita masih hidup, maka iman kita/kekristenan akan terus diserang walaupun bukti yang menunjukkan kekristenan itu sudah jelas atau benar. Jadi  terkadang penyerangan terhadap kekeristenan/iman bukan didasarkan pada bukti tetapi karena kita orang kristen.

Maka saya sadar sebagai anak Tuhan pasti kita akan mengalami serangan dari iblis untuk menghambat pelayanan kita. karena kita membawa orang kepada Kristus, membuat orang bertumbu masa iblis tidak tinggal diam akan hal itu, maka wajar kalau kita banyak mendapatkan penolakan, wajar kalau kita dicaci maki, wajar kalau diri kita diisukan dengan hal-hal yang tidak-tidak, wajar kalau suatu kali kelak mungkin kita dipenjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun