Ia memandang sekeliling kamarnya,kamar yang cukup luas dengan wallpapernya yang berwarna cokelat muda, warna kesukaanya.
Tadi Nicko juga sempat mengelilingi rumah barunya sebentar,walaupun ia lelah tapi ia sangat penasaran seperti apa rumah barunya, dan Nicko cukup senang dengan fasilitas yang ada di rumah barunya, rumahnya memang hanya berlantai 2 tapi cukup luas, dengan 5 kamar yang sudah termasuk kamar tamu dan kamar mandi di masing-masing kamarnya, selain itu ayahnya juga menyediakan ruang khusus untuk bermain billiard bersama, maklum mereka mereka semua suka sekali bermain billiard tak terkecuali ibunya dan Cindy, selain itu sama seperti di rumah lamanya dulu, rumah barunya itu juga mempunyai kolam renang yang cukup besar di halaman belakang, dan satu lagi yang membuatnya benar-benar senang adalah ayahnya telah mengabulkan permintaannya dengan menyediakan lapangan basket berukuran mini di halaman rumahnya, menyenangkan sekali, kalau begitu ia bisa bertanding basket kapanpun dengan kakaknya.
Setelah puas melihat suasana kamarnya, Nicko memejamkan matanya dan bersiap untuk tidur akan tetapi ketenangannya terganggu oleh suara ketukan pintu kamarnya.
“Masuk.”Jawab Nicko singkat, dan beberapa detik kemudian pintu kamarnya terbuka dan seorang gadis berambut cokelat pirang memasuki kamar Nicko sambil membawa laptop berwarna merah muda kesayangannya.
“Kau belum tidur?”Tanya Cindy saat ia duduk di samping ranjang Nicko, wajah adiknya kini terlihat lebih segar ketimbang tadi.
“Mungkin sudah kalau kau tidak menggangguku.”Jawab Nicko singkat dan dibalas oleh cibiran dari Cindy, terkadang Nicko berpikir kenapa adiknya itu suka sekali mengganggunya, baiklah mungkin bukan itu maksud adiknya yang sebenarnya tapi Cindy memang cenderung lebih suka menceritakan beberapa hal pada Nicko keimbang Troy, mulai dari teman sekolahnya sampai dengan orang yang disukainya, terkadang memang yang diceritakan adiknya itu cukup terdengar menyenangkan tapi tak jarang terdengar membosankan.
“Ehm, kau tahu tidak mom sudah menyiapkan Sekolah baru untukku,” Cindy menggantung ucapannya sesaat dan memandang Nicko sambil tersenyum lebar, “dan kau tahu sekolah baruku sangat keren! Coba lihat.”Lanjut Cindy sambil menyodorkan laptopnya ke pangkuan Nicko.
Nicko memandang gambar yang cukup besar yang ada di laptop adiknya itu, sebuah gedung sekolah yang terlihat besar dan megah dan diatasnya bertuliskan lycée international de saint germain-en-laye, yang tak lain merupakan nama sekolah tersebut, wajar saja adiknya suka dengan sekolah barunya,lycée international de saint germain-en-laye adalah salah satu sekolah terbaik di Paris dan Cindy sangat berharap bisa sekolah di tempat sepert itu, baiklah, mom memang tahu bagaimana caranya membuat Cindy senang.
“Kau sudah menunjukan sekolah barumu pada Troy?”Tanya Nicko lagi, Cindy hanya menggeleng namun kemudian ia menjawab “Untuk apa? kau tahu kan responnya itu selalu sama, dia pasti hanya akan menjawab baiklah, iya,tidak,kelihatannya bagus’ apa kau tidak kesal jika sudah bercerita panjang lebar begitu tapi hanya dijawab dengan satu atau dua kata?”
Nicko hanya tertawa pelan mendengar celotehan adiknya tentang Troy, dan adiknya memang benar.
Troy Anderson, kakaknya itu memang terkenal seperti itu, dari dulu ia memang hanya akan bicara seperlunya saja, apalagi setelah kejadian yang sempat menimpanya beberapa tahun yang lalu itu, Troy bertambah menjadi pria yang pendiam, tapi anehnya walau kakaknya seperti itu dia tetap saja mampu menarik perhatian para wanita sama seperti Nicko sebenarnya. Kalau Nicko dapat membuat banyak wanita terpesona karena senyuman mautnya dan keahliannya dalam bidang olahraga, Troy beda lagi, ia mengandalkan kepiawannya bermain beberapa alat musik seperti piano, gitar, dan biola, jika Troy sudah memamerkan kemampuannya itu dijamin para wanita akan langsung berteriak histeris.