“Jangan melamun terus Nana, kau jadi tak mendengar pertanyaan ku kan? Baiklah akan kutanyakan lagi, kenapa bajumu bisa kotor begitu?”Tanya Adrian, mata birunya menunjuk ke arah gaun merah muda Nana.
Nana menunduk ke bawah dan memandang gaun pendeknya yang kotor karena terkena tumpahan cappucino float tadi, Nana menghembuskan napas kesal mengingat peristiwa menyebalkan yang menimpanya tadi.
*flashback*
Kim Nana mendengus pelan saat melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya, sudah jam 4 sore dan pria itu belum datang juga, padahal sudah cukup lama Nana menunggunya.
Karena bosan akhirnya Nana memutuskan untuk pergi ke cafe yang berada tak jauh dari letak Bandara Charles de Gaulle ini, Nana pergi kesana untuk meminum coklat hangat sebentar sambil menunggu Adrian. Nana memandang sebuah cafe kecil yang tepat berada di hadapannya, begitu Nana masuk ke dalam cafe yang tak begitu besar tapi dikenal mempunyai pelanggan yang selalu ramai setiap harinya itu ia langsung disambut oleh dua wanita berseragam yang tak lain adalah pegawai cafe tersebut.
"Selamat pagi."Sapa mereka berdua ramah, Nana balik tersenyum pada mereka, lalu ia berjalan menuju counter cafe untuk memesan segelas coklat hangat,minuman kesukaannya. Nana hampir saja terjatuh saat seorang pria menabraknya dan membuat minuman yang dipegang pria itu jatuh mengenai gaun merah muda tanpa lengan yang sedang Nana kenakan sekarang.
Sungguh dunia serasa menimpanya saat Nana melihat gaun yang sudah dipersiapkannya untuk bertemu dengan Adrian kini kotor karena terkena tumpahan cappucino float milik pria itu, belum lagi semua orang yang ada di cafe itu sekarang sedang menatap Nana.
"Astaga..kau benar-benar,"
Nana mengatup bibirnya saat melihat pria yang menabraknya tadi.
Wajah pria itu seperti model-model dalam majalah terkenal, matanya berwarna cokelat almond, rambutnya hitam pekat, dan bentuk rahang pria itu semakin menambah kesempurnaan wajahnya.
Belum lagi badannya yang tegap dan athletis, dan Nana mengambil kesimpulan bahwa pria itu terlihat nyaris sempurna, ya nyaris karena manusia tak mungkin mencapai kesempurnaan 100% kan?