"Mungkin ada hal lain yang mempengaruhi, seperti takdir?" Ibu Nando menambahkan.
"Kamu tidak usah berkecil hati, masih banyak kesempatan untuk kedepannya. Kamu jangan putus asa, teruslah berjuang dan jangan patah semangat." Ucap ibu Nando menyemangati.
Mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya, Nando terdiam cukup lama sampai akhirnya berkata.
"Baiklah Bu, aku tidak akan menyerah. Aku akan terus mencoba sampai aku bisa."
Ibu Nando hanya tersenyum dan mengangguk.
Hari-hari berikutnya dijalani Nando dengan penuh semangat, ia membantu ayahnya di bengkel untuk mengisi waktu luang dan mengikuti les untuk memperdalam materi. Ibunya terus mendukung agar Nando tidak patah semangat.
Namun, pada malam hari Sabtu saat Nando berada di bengkel. Nando diberi tahu oleh ayahnya bahwa ibu Nando jatuh sakit. Mengetahui hal itu Nando sangat mengkhawatirkan ibunya. Nando segera meninggalkan bengkel dan pulang menemui ibunya.
Ibu Nando dibawa ke rumah sakit, di ruang UGD dokter langsung melakukan pemeriksaan. Nando yang khawatir, hanya bisa menunggu dengan gelisah, berdoa agar ibunya bisa segera pulih. Tak lama kemudian, dokter keluar dengan wajah serius, menyampaikan bahwa ibu Nando memerlukan perawatan intensif.
Ibu Nando dirawat selama 1 bulan penuh di rumah sakit. Nando menjalani itu semua dengan sabar. Walaupun ia sempat kehilangan sosok penyemangat, karena ibunya yang sedang sakit. Namun itu hanya sebentar, karena sang ibu tetap menyemangatinya. Ia melakukan aktivitas seperti biasanya, pergi ke bengkel, ke tempat les, dan ke rumah sakit untuk bergantian menjaga ibunya. Setelah 1 bulan penuh dirawat, akhirnya ibu Nando sembuh dari sakitnya.
Beberapa bulan setelah itu.
Tahap kedua untuk mendaftar ke perguruan tinggi dibuka. Nando yang pantang menyerah mencoba lagi. Hari ini Nando mengikuti tes untuk mendaftar ke perguruan tinggi. Ia mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh. Namun, di tengah-tengah prosesnya, rasa cemas dan keraguan mulai menghinggapi dirinya. Ia khawatir hasil tesnya tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan. Namun Nando menepis rasa itu dan tetap melanjutkan tesnya dengan lancar.