Komo        : "Baiklah." (berwajah kesal)
Mereka lalu berjalan gontai menuju rumah mereka. Pencahayaan dimatikan dan tirai ditutup.
Â
Â
Â
Babak II
Ketika tirai dibuka, semua pencahayaan dinyalakan secara bersamaan dan panggung diatur menjadi 2 bagian. Bagian pertama untuk kamar Ashilla dan bagian kedua untuk ruang keluarga. Di kamar Ashilla terdapat foto-foto yang terdapat di atas meja serta jam beker berwarna merah. Di bagian ruang tamu terdapat kursi dan meja. Di tengah meja terdapat vas bunga dan beberapa lembar koran harian.
Di sabtu pagi, ayah Ashilla dan Komo bercerita kepada istrinya sambil membaca koran dan ditemani secangkir teh buatan istrinya. Kemudian istrinya duduk di sampingnya dan ingin menceritakan segala rahasia yang telah lama mereka pendam. Di sisi lain, Ashilla sedang tidur di kamarnya, yang terletak di sebelah ruang keluarga. Sedangkan Komo baru saja mandi sambil membawa handuk di lehernya.
Ibu Angkat    : (memasuki panggung sambil membawa secangkir teh) "Bapak, ini tehnya nya. Hati-hati jangan diminum dulu, tehnya masih panas". (kemudianduduk di samping suaminya)
Bapak  Angkat : "Hmm.Letakkan saja di situ." (memasang wajah cuek sambil membaca koran)
Ibu Angkat    : "Bapak, sampai kapan kita akan membohongi mereka? Karena sesungguhnya kebohongan itu akan nyata terbongkar." (sambil membereskan meja)