Mohon tunggu...
Selfi Nurcholifah
Selfi Nurcholifah Mohon Tunggu... Administrasi - Selfi Nurcholifah

---we can be the greatest team---

Selanjutnya

Tutup

Drama

Drama Segitiga Bermuda

24 Oktober 2017   21:11 Diperbarui: 24 Oktober 2017   21:48 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah Angkat  : "Kalian mengapa di sini? Siapa yang menyuruh kalian kabur dari rumah. Hei kamu cepat bawa mereka pulang." (muka marah dan berteriak keras lalu meyuruh istrinya untuk membawa mereka pulang)

Lalu, ibunya mengajak mereka pulang dengan lemah lembut. Setelah mereka pulang, ayahnya lalu memberitahu kepada penjual di pasar untuk tidak membantu mereka mencari ibu kandungnya.

Ayah Angkat  : "Ada tujuan apa mereka datang ke sini? Katakan padaku sekarang." (dengan nada yang sangat marah ayah berbicara ke pada mereka)

Para Pedagang: "Mencari orang tua kandung mereka, Pak." (menunduk)

Ayah Angkat  : "Kalian semua tidak boleh membantu mereka mencari orangtua mereka, apalagi sampai memberitahu ibu mereka. Mengerti!!" (sangat marah)

Para Pedagang : "Iya pak mengerti. Maafkan kami pak." (sambil menundukkan kepala)

Lantas ayah mendekati salah seorang pedagang wanita yang bernama Fatimah. Sang ayah bertujuan untuk membunuh ibu kandung mereka. Lalu ayah menyerahkan sebuah foto ibu mereka dan memberi alamat rumahnya. Setelah itu, ayah memberikan sebungkus uang yang masih terbungkus rapi. Akhirnya, wanita itu setuju, namun masih terdapat wajah keraguan yang tampak pada wajah wanita itu.

Ayah Angkat  : "Hei, kamu saya kasih tugas untuk membunuh wanita ini. Saya kasih uangnya sekarang juga pokoknya harus berhasil dan gunakanlah caramu sendiri untuk membunuhnya. Jangan lupa datang ke tempat yang telah saya rencanakan untuk membahas rencana pembunuhan ini. Mengerti!!(menyerahkan sejumlah uang)

Fatimah hanya mengangguk saja tanpa mengucapkan sepatah kata. Akhirnya, ayah pulang dan meninggalkan pasar. Orang --orang di pasar pun mulai berbincang-bincang.

Slamet             : "Parah sekali orang itu. Sudah tua kerjaannya hanya marah-marah saja. Ingin rasanya aku menampar mulutnya yang selalu berbicara pedas dan tak waras. Ckckckckckk (mengelus-elus dada sambil berbincang kepada pedagang yang lain)

Akhirat            : "Uwes lah pak, tidak usah memikirkan orang tua itu. Lebih baik bapak dagang baskom bersama kami daripada berdagang baju tetapi tidak ada yang mau beli. Hahaaha (membereskan dagangan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun