Mohon tunggu...
Selamet afrian
Selamet afrian Mohon Tunggu... Penulis - Saya Mahasiswa Prodi Filsafat

Berkarya Tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengupas Jenis Ketidakadilan Gender

18 Mei 2020   06:32 Diperbarui: 18 Mei 2020   06:44 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nanti anak ini akan berperilaku kepada orang lain dengan cara sama yang selalu berputar dan membulat. Sebenarnya ada beberapa banyak contoh kasus terkait dengan perlakukan/praktik kekerasan (violence) ini. 

Bukan hanya dari segi perlakuan fisik maupun psikologi mental, tetapi juga dalam prakteknya ada beberapa bentuk yang dikategorikan ke dalam bentuk kekerasan yang berkaitan dengan pelecehan seksual: dari mulai melakukan sebuah lelucon dengan mengatakan kata-kata jorok dan vulgar terhadap seseorang dengan cara yang dirasa sangat ofensif, menjadikan seseorang merasakan malu dengan ucapan yang kita utarakan dan omongan dengan kata-kata kotor, melakukan introgasi kepada seseorang terkait dengan kehidupan ataupun kegiatan seksualnya yang mana hal tersebut adalah suatu aib yang juga merupakan privasi pribadi dan tidak pantas untuk di bicarakan. 

Dari beberapa hal diatas tersebut itu kebanyakan dan tidak jarang sering tertuju kepada kaum perempuan, apalagi jika kita lihat di dalam ruang lingkup pergaulan yang katakanlah bebas. 

Kekerasan ketidakadilan gender juga sering sekali dimanfaatkan, dengan diselenggarakan oleh mekanisme ekonomi yang mana berakibat merugikan bagi kaum perempuan. 

Tidak jarang masyarakat dan negara selalu menggunakan standar ganda terhadap pekerja seksual. Namun disatu sisi pemerintah menangkap mereka dan melarang hal tersebut, dan disisi lain pihak negara mendapatkan/menarik jatah pajak dari mereka. 

Juga dalam hal ini masyarakat menganggap sangat rendah terhadap pekerja seks dalam hal ini pelacur, namun disisi lain anehnya banyak sekali masyarakat yang senang mengunjungi tempat-tempat pusat kegiatan mereka tersebut yang dianggapnya sebagai tempat hiburan, yang ramai dikunjungi oleh orang. 

Kekerasan ataupun pelecehan juga bukan hanya sering kita jumpai di dalam hubungan rumah tangga/keluarga, akan tetapi juga tak jarang sering kita jumpai di tempat-tempat umum seperti kekerasan terselubung, yakni memegang atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh  perempuan dengan berbagai macam cara, dan tidak adanya kerelaan si pemilik tubuh tersebut, kekersan jenis ini seringkali kita jumpai di tempat-tempat umum salah satunya didalam alat transportasi umum seperti kereta ataupun bus yang mana hal tersebut merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi kaum perempuan.      

Double Burdens merupakan suatu respon Mansour Fakih atas ideologi pembangunan dari negara, yang meletakkan "peran ganda perempuan". Perempuan modern dituntut aktif di luar rumah, tapi sebagai orang Timur, dia juga harus aktif di dalam rumah. Jadi, sama-sama kerja antara suami istri, menghasilkan uang bersama, tapi begitu masuk rumah: perempuan harus melayani keluarga, melayani suami, melayani anak. Sementara suami, laki-laki, bebas. Ini adalah bentuk ketidakadilan. 

Beban kerja ganda ini identik dengan budaya patriarki, maka dengan adanya beban kerja ganda ini saya pribadi sangatlah tidak setuju, yang mana hal tersebut selain munculnya suatu ketidakadilan disisi lain juga merupakan diskriminasi. 

Menyoal akan tugas dari perempuan yang sangatlah banyak. Dari mulai mengurusi anak, mencuci pakaian, mencuci piring (alat dapur), memasak, dan tugas rumah tangga lainnya. 

Namun ada juga peran lain yang bahkan sering dilakukan oleh perempuan seperti mencari nafkah dan terjun didunia politik, dimana kedua tugas tersebut sering dianggap oleh banyak orang baik dari pandangan laki-laki maupun pandangan perempuan sendiri merupakan tugas yang dominan dilakukan oleh kaum laki-laki ketimbang kaum perempuan. Karena sebenarnya untuk tugas yang berhubungan dengan rumah tangga lebih diperuntukkan untuk laki-laki ketimbang perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun