Klinik kesehatan di kartu BPJS saya tertera Klinik Medika Antapani di jl Purwakarta. Sempat mendapat kabar bahwa ribet banget nih mendapatkan nomor antrian di klinik kesehatan ini karena pasien gigi dibatasi 20 orang per dokter gigi per hari. Ada 2 dokter yang praktek di sini, artinya hanya 40 pasien yang dilayani setiap hari. Loket dibuka dinihari untuk mengambil nomor antrian. Dan katanya akan segera habis. Baru pukul 7 pagi nomor antrian akan ditukarkan dengan slip periksa dokter oleh petugas.
Saya terus terang tidak bisa datang ke klinik dibawah pukul 7. Ada anak yang harus sekolah, belum mandi, kudu FB an dulu, dan banyak alasan lainnya. Saya putuskan minta tolong Mama yang rumahnya dekat dengan klinik untuk sekedar mengambilkan nomor antrian pukul 6 pagi. Ternyata dapat nomor 13.
Saya baru tiba di Klinik sekitar pukul 8 pada Jumat, 1 April 2016 dengan membawa nomor antrian yang diambil Mama saya. Saat daftar ulang, kata petugas sebenarnya jatah 40 orang masih tersisa. Jadi kalau kita tidak mengambil nomor antrian pun sebenarnya aman-aman saja. Tapi memang seringkali nomor antrian sudah habis sekitar pukul 7 pagi. Jadi memang ada faktor keberuntungan disini.
Kalau menurut saya sih, tidak perlu terlalu ketakutan tidak kebagian nomor antrian. Datanglah pada jam sewajarnya saja. Tidak perlu terlalu ketakutan.
Masalah antrian di rumah sakit
Soal nomor antrian ini juga sudah pernah saya bahas dengan drg. Allin. Kenapa rumah sakit membuka antrian dari dinihari, sementara dokter datangnya siang? Kok ya tega banget menyiksa orang berlama-lama di rumah sakit. Padahal orang sakit umumnya membawa kuman dan sebaiknya beristirahat di rumah sehingga tidak berinteraksi dengan orang lain. Bila perlu mbok ya pendaftaran itu cukup telepon, dan disampaikan harus berada di RS untuk diperiksa dokter jam tertentu. Jadi pasien cukup 30 menitan di rumah sakit dan segera pulang.
Dan jawaban drg. Allin menarik. “Itu sudah dicoba Bu. Sebenarnya sudah disarankan untuk tidak mengantri dari subuh. Tapi orang-orang ketakutan tidak kebagian jatah periksa. Jadi berusaha datang sepagi mungkin. Pihak rumah sakit tidak tega menolak orang yang sudah mengantri dari subuh.”
Ehm.... Ok, saya jadi mikir juga kalau begitu.
Kembali ke pemeriksaan gigi saya di klinik pertama. Untuk nomor antrian 13, saya menunggu sekitar 1 jam. Bukan waktu yang terlalu lama untuk diisi dengan main henpon. Setelah diperiksa dokter, saya meminta rujukan untuk operasi gigi di RS Pindad. Selembar surat rujukan sakti yang berlaku untuk 1 bulan. Kurang sakti bagaimana coba, operasi gigi yang harganya jutaan untuk satu gigi itu, bisa jadi nol rupiah dengan surat sakti ini.
Persiapan Operasi Gigi dengan Surat Sakti BPJS di RS Pindad
Sekarang tinggal membawa surat ini ke RS Pindad. Sekali lagi, selentingannya ribet banget jadi pasien BPJS karena pendaftarannya terpisah dari pasien umum. Selama ini saya selalu ke RS Pindad sebagai pasien umum. Datang bebas jam berapa saja, bahkan bisa via telpon untuk pendaftaran, dan langsung menunggu jadwal pemeriksaan. Sebagai pasien BPJS saya harus membawa fotokopi kartu BPJS, Surat Rujukan, Kartu Keluarga, dan KTP. Buat amannya, siapkan ini rangkap selusin. Di tempat fotokopi di rumah sakit biasanya menyediakan fasilitas ini dengan murah meriah. Mereka sudah paham kebutuhan pasien yang membutuhkan kira-kira setengah lusin data-data tersebut.
Dokter spesialis bedah mulut di RS Pindad adanya siang pk 13.00 - 14.00 (drg. Saskia), jadi saya datang siang. Tanpa ada antrian, saya menyerahkan berkas, dan langsung diberikan slip pemeriksaan untuk ditandatangani di meja BPJS. Setelah itu langsung dibawa ke poli giginya. Tidak pake ribet, tidak pake lama. Padahal saya sudah bawa Novel setebal bantal Intelegensia Embun Pagi-nya Dewi Lestari buat baca-baca.
Setelah diperiksa, ternyata oleh drg. Saskia diputuskan ada 5 gigi yang perlu di operasi. Nambah satu lagi! Dan kalau operasi gigi, harus menjalani bius total yang membutuhkan cek laboratorium yang cukup lengkap. Innalillahi.