"Ayo kita masuk," potong pemimpin rombongan, "Kita sudah ditunggu Pak Er di dalam."
Rombongan itu masuk dalam pengawasan beberapa orang yang berdiri berjejer di sana. Â
"Bagaimana? Aman? " bisik pemimpin rombongan.
Petugas itu mencermati beberapa kertas.  Kemudian tersenyum. Ia mengangkat tangan kanan ke dahi membentuk  posisi  hormat.
"Siap. Â Aman om," lalu tertawa sambil menepuk-nepuk bahu pemimpin rombongan. Perjalanan mereka lancar. Â Binar wajah tegang ketika menaiki tangga pesawat perlahan cair setelah pramugari-pramugari cantik itu mendemonstrasikan alat-alat keselamatan.
"Mau ke mana,  Dek?" seorang pria bertubuh tinggi  yang duduk  satu kursi di samping Lidia memulai  obrolan.Â
"e....mm... Jakarta...," balas Lidia patah-patah karena tak menyangka akan diajak bicara.
"Oh, mau kuliah atau kerja?"
"e..eemm... Â Kerja."
"Saya pikir mau kuliah. Â Ada keluarga di sana?"
"Tidak ada."