Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberagaman Aceh dalam Nilai Persatuan Modul Nusantara - Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Syiah Kuala

22 Oktober 2022   02:31 Diperbarui: 22 Oktober 2022   03:15 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Ahad, 4 September 2022 kami melakukan salah satu rangkaian modul nusantara inbound Universitas Syiah Kuala. Dalam kegiatan tersebut kami mengunjungi salah satu kegiatan Car Free Day (CFD) di sana, dan tema kegiatan kami adalah "Kenali Asalku". 

Di sana kami dapat melihat banyak manusia dengan beraneka ragam, biasanya di penuhi oleh keluarga maupun anak-anak yang berolahraga pagi di sana. Di sana kami menemukan permainan tradisional yaitu bakiak dan engrang, kami pun sangat antusias untuk memainkannya dan akhirnya kami pun bisa memainkannya. 

Tidak hanya itu, dari kami juga menampilkan salah satu lagu Jawa di panggung CFD tersebut dan mengundang ketertarikan banyak peserta yang sedang berolahraga, jajan maupun bermain di skeiatar jalan tersebut. Hal ini mengindikasikan kepada kami bahwa nusantara itu sangat beragam, maka dengan keberagaman tersebut, kami saling bertoleransi satu sama lain. 

Dari bermain bakiak, kami terlatih untuk berkolaborasi, bergotong royong, saling mendukung untuk kebermanfaatan stau sama lain. Kami juga memperkenalkan diri satu sama lain dan bercerita sedikit terkait kebudayaan daerah masing-masing yang mengajarkan kami nilai-nilai "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya kami berbeda budaya, adat istiadat, tapi kami tetap satu bangsa, satu Bahasa, satu tanah air, yakni Indonesia. 

Pada pekan selanjutnya yakni Sabtu, 10 September 2022, kami melakukan beberapa kunjungan ke beberapa tempat bersejarah di Aceh seperti mengunjungi rumah ibadah antara lain Masjid Baiturrahman, Vihara, Gereja Katholik. Di mana disana kami belajar banyak hal terkait toleransi beragama. Walaupun Aceh sendiri terkenal dengan daerah syariat Islam, tapi tidak ada paksaan bagi non-muslim sendiri untuk mengikuti syariat Islam, seperti budaya penampilan, asalkan tetapi rapi dan sopan. 

Pertama kali, kami mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman yang merupakan iconik Aceh yang terkenal dengan serambi Mekkah. Karena masjid tersebut merupakan salah satu masjid yang masih kokoh terbangun hingga kini pasca Tsunami 2004. 

Di mana masjid tersebut telah mengalami banyak perubahan dan perluasan hingga saat ini namun tidak merubah bentuk asli. Di sebut Serambi Mekkah karena masjid ini seperti masjid yang berada di Mekkah sana. Aceh juga pertama di jajah di Nusantara dan dahulu masyarakat Indonesia sebelum hendak melaksanakan haji, terlebih dahulu singgah di Aceh.

 Adapun filosofi kubah Masjid raya yang berwarna hitam sejak dibangunnya karena memang arsitektur rancangannya di bentuk dan dibangun demikian dan tidak berwarna. Kami juga mengunjungi Gereja Katholik Hati Kudus yang merupakan peninggalan sejarah kesultanan Aceh di masa lampau yang menunjukkan keterbukaanya terhadap perbedaan agama maupun suku. 

Gereja tersebut beridiri sejak tahun 1926 dan diresmikan oleh Pastor Kepala Augustinus Huijbregets pada 26 September 1926. Kehadiran Gereja Katolik Hati Kudus di Kota Banda Aceh merupakan peninggalan sejarah yang menunjukkan keterbukaan kesultanan Aceh di masa lampau terhadap perbedaan agama dan juga suku. Gereja itu pun berarsitektur paduan antara tropis dan gaya kolonial Eropa Neo Klasik Modern yang telah disesuaikan dengan iklim tropis. 

Gereja tersebut memiliki luas bangunan dengan ukuran 12 x 14 meter dengan ketinggian 12 meter. Di samping itu, Gereja Hati Kudus ini juga dilengkapi dengan menara yang memiliki ketinggian sekitar 22 meter, yang di atasnya terdapat lambang ayam jantan. Sehingga, gereja ini juga mendapat julukan sebagai "Gereja Ayam". 

Kehadiran Katolik di Tanah Rencong jauh lebih lama daripada keberadaan gereja tersebut. 2 anggota misionaris katholik yaitu Dionisius dan Redemptus, yang ikut serta dalam kelompok dagang Portugis dengan mengunjungi Aceh dari Malaka. 

Mereka diberikan tempat tinggal sekaligus tempat ibadah di kawasan Ulee Lheue, Banda Aceh, berada di pinggiran laut yang sekarang menjadi kawasan Pelabuhan Ulee Lheue, yang melayani penyeberangan Banda Aceh-Sabang. Namun, kedua orang itu kemudian dibunuh oleh penduduk local karena di duga hasutan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), perusahaan dagang Belanda, yang berupaya memecah hubungan baik antara Portugis dan Aceh saat itu. 

VOC merasa kepentingan politik mereka akan terganggu oleh kehadiran perwakilan Portugis di Aceh. Di Indonesia, gereja ini menjadi salah satu gereja terindah. Interior pada gereja ini memiliki jendela yang diberi kaca berwarna jenis staned glass dengan lantai keramik warna-warni yang disusun dalam bentuk mozaik. 

Menurut beberapa sumber, disebutkan bahwa lantai keramik tersebut hingga lonceng gereja semuanya secara khusus didatangkan dari Negeri Belanda. Selain tempat peribadatan, dalam kompleks gereja ini juga dilengkapi dengan kantor pengelola yang ada di bagian belakang gereja, sekolah dari jenjang TK hingga SMA, serta tempat suster pengurus gereja. Sampai saat ini pihak gereja belum mengubah sedikitpun bentuk dan gaya arsitektur gereja pada awal mulai berdirinya bangunan ini.

Bahkan, ketika Aceh dilanda gempa dan tsunami, gereja ini masih utuh. Hanya ada sedikit perbaikan dan rehabilitasi yang dilakukan. Lalu kami mengunjungi Vihara Dharma Bakti. Vihara merupakan sebutan bagi rumat ibadah orang Buddha. Dari catatan sejarah, bahwa sejak abad ke-17 Masehi, Aceh dan China telah melakukan hubungan yang terjalin cukup lama. Saat itu para pedagang China silih berganti datang ke Aceh. Mereka merupakan pedagang musiman dan permanen. 

Mereka juga mendirikan rumah berdekatan sebagai tempat tinggal sementara. Selain itu rumah tersebut di gunakan oleh etnis China sebagai tempat menurunkan barang sebelum didistribusikan. Salah satu pemukiman yang hingga kini masih ada adalah Peunayong.

Peunayong disebut juga sebagai Cina Townnya Aceh. Di lokasi ini berdiri empat Vihara, yaitu Vihara Dharma Bhakti, Maitri, Dwi Samudera dan Vihara Sakyamuni. Di antara empat vihara itu, Vihara Dharma Bhakti merupakan vihara yang tertua dan dibangun sejak 1878. Sebelumnya Letak vihara ini ternyata dulunya bukan di Peunayong, melainkan di pesisir Pantai Cermin, Ulee Lheue Banda Aceh.

 Namun, karena alasan keamanan Vihara Dharma Bhakti ini dipindah ke Peunayong, akibat lokasi pertamanya tidak aman karena perang dunia sedang berkecamuk. Akibat perang dunia, Vihara ini ikut hancur terkena bom oleh sekutu. Hal inilah yang kemudian menyebabkan Vihara Dharma Bhakti dipindahkan ke Peunayong pada tahun 1936. 

Bangunannya kini merupakan bangunan baru yang didirikan di atas lahan bangunan lama yang telah runtuh. Keberadaannya yang bersamaan dengan tumbuhnya ruko di Peunayong, merupakan bukti dari gambaran aktivitas yang lain dari masyarakat etnis Cina di Peunayong selain berdagang. Vihara Dharma Bhakti yang bercat putih ini masih berdiri kokoh di antara pertokoan di Jalan T Panglima Polem, Banda Aceh. 

Vihara Dharma Bakti di Peunayoung dijadikan sebagai tempat sembahyang bagi sekitar 4000 etnis Tionghoa yang ada di Kota Banda Aceh maupun yang datang dari luar Aceh.Meski Aceh berstatus daerah Syariat Islam, kenyamanan beribadah masyarakat non-muslim tetap terjamin. Inilah sejarah singkat Vihara Dharma Bhakti di Aceh sebagai bukti keberagaman agama yang ada di kota syariat Islam ini.

 Selanjutnya Masjid Baiturrahim. Salah satu masjid yang berada di dekat pantai ule lheu yang juga tidak terkena tsunami dan terselamatkan, dalam artian bukan berarti tidak terkena air, atau airnya melewati masjid tersebut, terkena air, akan tetapi masih kokoh. Hanya mengalami sedikit kerusakan. Terdapat 9 orang yang selamat di masjid tersebut. 

Di kampun dekat masjid tersebut, jumlah penduduk awalnya 6000 orang, setelah tsunami tinggal 451 orang. Masjid sebelum baiturrahim sudah pernah di bangun pada tahun 1717. Masjid ini tidak jauh beda dengan masjid baiturraahman, makanya pintu depannya sama. 

Dulu Namanya juga masjid jami'. Ketika dulu masjid baiturrahman di bakar oleh Belanda, akhirnya sholat berjamaah dialihkan ke masjid baiturrahim. Sejak itulah di ubah Namanya menjadi masjid baiturrahim. Dengan terus bertaambahnya orang, akhirnya masjid tersebut direnovasi dan ditambah. 

Hari berikutnya yakni Ahad, 11 September 2011, kami mengunjungi Museum Aceh, Kerkhoff Sultan Iskandar Muda, dan rumah Tjoet Nja' Dhien. Pada pukul 09.30 kami mengunjungi Museum Aceh. Setiap museum umum terdapat 10 jenis koleksi mulai dari geologika, biologika, etnografi, histori, seni rupa, kramanologi, sedangkan museum khusus lebih ke tangible dan in tangible yang koleksinya lebih ke binatang. Museum Aceh sendiri terdapat dua pameran yaitu pameran tetap dan temporer. Pameran tetap adalah pameran yang berduarsi lama kurang lebih 6 bulan, sedangkan pameran temporer hanya berdurasi singkat biasanya satu minggu. 

Di setiap lantai Museum Aceh memiliki tema yang berbeda. Di lantai pertama kami dikenalkan dengan "Aroma Rempah Jejak Sejarah Aceh". Sebagai penghasil rempah, di zaman penjajahan dahulu, mereka memiliki 3 tujuan yaitu 3G (Gold, Glory, Gospel). 

Sampai mereka rela berbulan-bulan berlayar di lautan demi mengejar rempah nusantara. komoditif utama yang di jual dulu adalah lada. Dilantai selanjutnya kami diperkenalkan terkait unsur budaya yang ada di Aceh. Seperti wadah untuk memasak pada zaman dahulu, di mana mereka bisa memasaknya dengan bumbu asamsuti, ikan kemamah, ikan kayu maupun ikan sireboh. 

Ada juga masakan kuah ikan atau sayur, kohilu merupakan bumbu masakan khas Aceh yang di buat dari kelapa yang difermentasikan dan telah di kukus lalu di jemur baru di proses. Terdapat juga salah satu perhiasan zaman dahulu yang dipakai masyarakat setempat seperti subang dan simpal yang merupakan kalung dan di pasang di dada.

Selain itu senjata khas Aceh yaitu rencong yang di pakai saat upacara adat dan siwai yang hanya di pakai khusus kaum bangsawan. 

Pada umumnya perhiasan emas lebih banyak di pakai di Aceh Timur maupun Banda Aceh. Sedangkan perak putih penggunanya di Aceh Barat dan Aceh Selatan. Ada juga namanya subang dan anting matahari. Masih di tema yang sama, kami diperkenalkan terkait perjuangan para pahlawan atau pasukan Aceh dalam mempertahankan Masjid Raya Baiturrahman. Di mana ada pahlawan Bernama Kohler yang ditembak oleh pasukan Aceh di pohon Ketapang (dahulu berada di belakang masjid Raya). 

Kemudian di rebut kembali dengan Van Sweten dan kemudian di bakar. Hal ini menimbulkan kemarahan bagi masyarakat setempat dan kemudian masjid raya di bangun kembali oleh Dr. Heijen. Kemudian ada peta bagaimana Aceh di zaman dahulu. Jadi di dalam gambar dijelaskan pembagian wilayah jajahan, yakni Belanda yang menjajah ke Indonesia, Inggris ke Malaysia. 

Dahulu ada namanya sungai Daro, yang di ambil dari ayat Al-Qur'an "Tajrii min tahtihal anhar...." Yang kurang lebih artinya "....sungai yang berada di tengah-tengah surga..." Airnya berasal dari matai' yang artinya mata air dan sampai saat ini masih ada. 

Di Aceh juga dulu ada tradisi megang. Kami juga melihat foto-foto pahlwan Aceh ada sejarahnya. Kerajaan yang paling pertama dulu adalah kerajaan perlak, namun yang paling pesat adalah Samudera Pasai. Mereka para penjajah bangsa Portugis pada tahun 1600 membeli rempah nusantara karena diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Mereka berlayar melalui garis lintasan melalui laut, dari Hindia dan pulau lainnya menggunakan kapal laut. Dahulu, mata uang Aceh dirham (derham) dan kerajaan Aceh pisah-pisah. Cikal bakal Aceh Darussalam pada masanya Sultan Ali Mughayat Syah. Ada juga Jenderal Kohler yang di tembak oleh pasukan Aceh (1873). 

Gambaran Maket Aceh Zaman Dahulu Mekt Aceh zaman dahulu memiliki manuscript naskah-naskah, ada satu naskah namanya naskah duta asah latin, bagaimana kerajaan dan politik pada masa itu, maket ini di buat oleh bapak Arif, arsitekur asal aceh yang skrng tinggalnya di Bandung, Majalengka, ini adalah kuta raja pada masa sultan Iskandar muda, ada perkampungan, ada masjid raya zaman dahulu, di depan masjid raya ada banyak gajah-gajah, jadi gajah itu dulunya sebagia alat transportasi para bangsawan di aceh kemudian seberang sana ada peunayong, ulele ke kiri, itu kurung Aceh, terus museum aceh lokasinya di bagian sini, wilayah kerajaan, nanti buka naskah, itu baca rumah siapa. Pendopo gubernur sekarang, lokasi gubernur sekarang, ini keraton gubernur zaman dulu tapi masa si Belanda datang (ada benteng), di potong jalan-jalanya belanda, ini kurung apa? Sungai apa? 

Ini namnya krung daroi, sungai daroi, jd dulu Sultan Iskandar Muda mengambil dari Al-Qur'an tajri min tahtihal anhar, di mana ada sungai di antara atau tengah-tengah kerajaan/syurga, beliau membuat sungai ini di tengaha ker jaan sebagai bukti cinta, sungai depan museum aceh buatan mansuia dari dulu sampai sekarang, beliau mau memberikan kesan syurga dari Al-Qur'an itu di kerajaan beliau kemudian beliau memberikan bukti cinta kepada sang istri putroe kamalia yang berasal dari Pahang Malaysia, jadi makanya di sini ada taman Putroe Pahang, sampai sekarang masih ada, taman putroe Pahang, ada gunungan tempat mainnya para permaisuri, jadi dibuat gunungan , bukan gunung, gunung buatan bautan nanti permaisuri naik ke sini, masuk keatas, kayak di India ada Taj Mahal, bulat, di dalam kitab itu dijelaskan ada sungai kayak kepala ular, ini yang ini Sultan Iskandar Muda, beliau suka duduk di sini, beliau mancing di sini dan beliau suka duduk di bawah pohon ini, batasan sungai di kasih kampung geceh, coretan, dijadikan batasan, gejeh inam antara menara. 

Daroi ini berasal dari matai'artinya sumber mata air. Selanjutnya sebelum dzuhur kami pergi ke Kerkhoff. Kerkhoff merupakan makam pahlawan Belanda yang berada tepat di samping museum Tsunami.

Akan tetapi adalah salah satu makam pahlawan nasional ayng ditempatkan di kerkof yaitu makam anak dari Sultan Iskandar Muda dan anaknya dirajam. Hal ini menunjukkan bahwa Sultan Iskandar Muda tidak pilih kasih, entah dia keluarga terdekat, maupun anak jika dia salah, tetapi di hukum. Hal ini juga mengindikasikan unsur kebinekaan tidak tembang pilih. 

Nama anak beliau adalah Meurah Pupok. Kami juga melewati lapangan yang di mana terdapat Replika Pesawat Seulawah 001 RI Blang Padang pertama, di lapangan Blang Padang. Pesawat tersebut merupakan pesawat pertama milik Indonesia yang dibeli dengan bantuan dana dari rakyat Aceh secara sukarela. 

Monumen tersebut didirikan untuk mengenang perlawanan rakyat Aceh dalam melawan Belanda pada agresi militer 1948. Pesawat tersebut juga sebagai cikal maskapi Indonesia. Pesawat berjenis Dakota DC-3 ini memiliki panjang 19,66 meter dan rentang sayap 28,96 meter yang mampu terbang hingga kecepatan 346 km/jam. Pada jaman itu, pesawat RI 001 ini berperan dalam mengangkut senjata, mengantar perjalanan Presiden Soekarno dalam membangkitkan semangat para pemuda dan membantu menyebarkan berita perjuangan dan kedaulatan Indonesia ke berbagai daerah hingga ke PBB. 

Selanjutnya kami pergi ke Rumoh Aceh yang berada tepat di samping Museum Aceh. Rumoh Aceh merupakan rumah tradisional orang Aceh. Pertama kali di rakit di Semarang dan terbagi menjadi 3 ruang dan biasanya rumah ini untuk para Wanita.

Di Aceh suami tinggal di tempat istri. Salah satu bagian rumah adalah rumoh tengah, didalamnya boleh masuk tapi tidak sembarang masyk. Rumoh ini seharunsya di buat dari timur ke barat, makanya pada umunya pintu rumah Aceh biasanya di timur, mengapa tidak membalas arah? Karena mengikuti arus angin, apalagi di Banda Aceh sendiri dekat dengan lautan di mana hawanya sangat panas dan angin sangat kencang. 

Di rumoh Aceh ini diajarkan gotong-royong. Dahulu, ibu-ibu keluar untuk menggiling bumbung padi. Terdapat juga kayu perlak untu pembuatan kapal zaman dahulu, ada juga baggelompang, kayu simantu dan kayu Aceh (1915). Ada juga kunongan putroe phang. 

Sebutan Tengku itu biasanya untuk Ustadz, sedangkan Teuku untuk bangsawan, sedangkan di Jawa biasanya Raden Ajeng. Selanjutnya kami pergi ke Rumah Cut Nyak Dien (Tjoet Nja' Dhien). Konon Aceh berasal dari 4 bangsa yaitu Aceh, China, Eropa dan Hindia. Rumah Cut Nyak Dien dibangin pada tahun 1981 dan 1982 yang asli serta merupakan situs cagar budaya. 

Orang dulu tidak memiliki kamera hanya orang Belanda. Jadi foto-foto yang dipajang di rumah tersbeut merupakan bentuk copyan dan aslinya berada di Museum Leiden, Belanda. Teuku Umar saat mau di tembak, tubuhnya kebal. Cut Nyak Dien meninggal pada usia 60 tahun (1848-1908). Perlu kita ketahui Bersama juga bawa emas yang ada di Monas itu berasal dari Aceh. 

A. Silsilah keluarga Cut Nyak Dien Menikah sama qodom itu ada anak panglima nanta ciek, panglima itu menikah dengan bangsawan teuku nek raksa, dari pernikahan itu punya anak 2, Tengku nak muda setia sama Cut Nyak Dhien, sm Teuku Cut Mahmud ayahnya Teuku Umar, jadi Teuku itu menikah sama Cut Lamapeg ibuknya Cut Nyak dien, daerah ulele kampungn yaa, jadi Teuku Cut Mahmud menikah dengan Cut mahani. 

Ibunya Teuku Umar orang Meulaboh, dari sini kita kesana 5 jam, pemandangan di sana lebih bagus lagi, puncak gunung Gurute, dari pernikahan Teuku Nanta Satia sama putri bangsawan punya anak 2, Teuku Ratu, dan Cut Nyak Dhien. 

Sedangkan dari pernikahan Cut Mahmud dan Cut Mahani punya anak 4 lelaki semua. Teuku Cut Ahmad, teuku budeh/buteh, Teuku Umar, Teuku Musa, Cut Nyak Dhien menikah pertama dengan Cut Rilanga. Baru menikah dengan Teuku Umar. Jadi waktu menikah dengan Teuku Umar punya nak satu, Cut gambang, Cut Bambang menikah lagi dengan Cut Ditiro anak pahlawan Teuku Cut Citiro, jadi mereka nikah sepupu. 

Ayah sama ayah adek kakak, itu wali, kalau orang Aceh tidak boleh, karena masih sedara. Ayah sama ayah, ayah sama perempuan itu boleh, tapi zaman dulu kita belum mengerti, mungkin karena kekurangan, jangan hilang saudara, makanya anaknya dinikahkan, zaman dulu, kalau sekarang sudah tidak ada lagi, dalam Islam sebenarnya boleh akan tetapi hakikatnya kurang bagus, sekarang sudah ada jodohnya maisng-masing. 

Perang Teuku Umar melawan belanda, akhirnya ketahuan sama Belanda bahwa Teuku Umar ini hanya pura2 bekerja sama akhirnya Belanda marah, dan rumah Cut Nyak Dien di bakar belanda pada tahun 1896. Jadi dulu beliau prnah tinggal di sini sekaligus markaz beliau.

Dan rumah ini dibangunkan lagi sekarang tahun 1981, 1982 sesuai dengan yang asli. Karena disini sekarang yang asli hanya sumur yang dibelakang sama pondasi keliling di bawah, karena itu waktu dibakar tidak kena api. Makan Cut Nyak Dien berada di Sumedang. 

Dahulu beliau di tangkap oleh belanda pas perang itu, jadi waktu itu suami Cut Nyak Dhien, Teuku Umar di tembak oleh belanda pakai peluru emas, karena kalau peluru biasa tubuhnya tidak tembus, ada penghianat yang memberitahu rahasia, dan beliau di tangkap di penjara.

Jadi dipenjara di benakin setahun, waktu diasingkan di sana 2 tahun, sampai sekarang makamnya di sana d gunung puyuh (Cut Nyak Dien). Sampai buta beliau di sana dan gambar beliau ada di situ, silakan. Tengku ustadz, kalau teuku bangsawan, di jawa sana raden ajeng. Ada juga Cut Meutia, kawan dari Cut Nyak Dien. 

Makamnya Cut Nyak Dhien di Sumedang, meninggal usia 60 tahun, kalua Teuku Umar 57 tahun, waktu nikah pun lebih tua Cut Nyak Dien daripada Teuku Umar 3 tahun, lahir 1848- meninggal 1908, ini gambar Cut Nyak Dien hanya lukisan saja, karena Belanda tidak pernah lihat wajah beliau, setiap turun dari rumah, beliau pakai cadar, ini di kira-kira oleh Belanda dan ketahuan wajahnya pas beliau tertangkap, ini foto asli, ini sudah tua, dia duduk lagi menangis, di paksa buka oleh belanda, ada foto Potjut Meurah Intan dikenal sebagai tokoh dari Kesultanan Aceh yang paling anti-Belanda, makamnya di Blora, Jawa Tengah. Makam beliau tahun ini dijadikan pahlwan nasional oleh pak Ginanjar, sebagai symbol Jawa Tengah. 

Rumah kesultanan, ini dulu di bayar juga di aceh oleh belanda untuk membunuh orang aceh Namanya teuku raden, pejuang Ambon dan tentaranya, orang Jawa di bawah ke Aceh, sampai di Aceh di pukul secara paksa, kakinya di rantai, di hukum , kayak kerja rodi, sengaja kamar banda di depan sopa tua bisa masuk kemari (Belanda), ini kuburannya di belakang masjid tsunami (Kohler) inilah pengkhianat yang memberitahu rahasia Teuku Umar bahwa Teuku Umar harus di tembak dengan peluru emas, dia dulu pernah ke mekkah, belajar islam tapi imam sholat, ngaji, dia semua pandai tapi tidak ada hidayah dia, sarjana Belanda yahudi keturunan islam.

Terdapat juga proklamasi Bahasa belanda, dikeluarkan di Bogor, nama bogor dulu dituntut, nama bogor dulu d tungai, karena orang Belanda dahulu tidak bisa berbahasa Bogor dulu, 18 juni artinya : semua pandai dengan keadaan blokade" untuk semua, ini gubernur dengan wakilnya, ini de heman douten de hag, ini orang kita yang udah di bantai, ini anak kecil orang ambon,utk mnjeadikan perjanjian ini antara Belanda dengan ini bhs Indonesia. 

Ada kereta api dari Medan ke Banda Aceh, tapi sekarang tidak ada lagi, di Lhkosumawe ada,ini bimba ttd dengan Belanda, beliaupun d tangkap, dan diaisngkan di Jakarta, di Rawamangun (Sultan Muhammad Alaidin Daud Syah), Jakarta Utara. 

Beliau dijadikan pahlawan nasional oleh Pak Anis, ini ruang makan, ada sumur yang tidak pernah kering, sekkau ada, airnya 10 meter dari atas ke dasar, jadi dulu supaya dulu jangan di lempar racun oleh Belanda, maka di buat tinggi, karena ini ikan markaznya takut di racun, airnya digunakan untuk mengepel, nyuci dan lain sebagainya. 

Di sana juga terdapat kamar Tjoet Nja' Dien, ada juga sumur asli sana yang dalamnya 10 meter. Sengaja di bangun agar dulu itu tidak diracuni oleh Belanda sehingga di buat tinggi dan masih alamai di pakai sampai saat ini. Suami Tjoet Njak Dien juga dulu selama 17 tahun makan di kamarnya. 

Terdapat juga foto Tjoet Meutia yang merupakan kawan dari Tjoet Nja' Dien yang rumat adatnya berada di Lhoksumawe dan makamnya akan di jadikan makam pahlawan nasional. Terakahir, kami mengunjungi Kopi Solong atau Solong Coffee. Kopi Solong merupakan salah satu warung kopi tertuah di Aceh sejak 1974. 

Terdapat dua macam kopi yang sangat terkenal yaitu Robusta dan Arabica. Arabica terbagi menjadi 2 macam yaitu Pea Berry (biji tunggal-monokotil) dan speciality (2 biji-dikotil). Adapun proses pembuatan kopi tarik itu di tarik sampai ke atas, agar asapnya cepat keluar dan dapat menguap lebih cepat. Kopi yang paling terkenal di kalangan mahasiswa yaitu kopi Sanger. 

Kepanjangan dari sangat ngerti. Di desain oleh pemiliknya agar tetapu murah tetapi terdapat gula, kopi, dan susu. Untuk biji kopi robusta dan arabica di giling 2 kali, kemudian dihaluskan lagi dengan mesin, ada juga mesin yang terbuat dari kayu. Biasanya sebelum pandemic kopi-kopi ini di eksplor di negara tetangga seperti Malaysia, dan juga duta besar Amerika dan Jerman. 

Kopi robusta ini asli Aceh sedangkan Arabica dari Gayo. Harga setengah kilo adalah Rp. 50.000 sedangkan seperempat kilo biasanya di jual dengan harga Rp. 25.000. Selanjutnya pada Sabtu, 17 September 2022. 

Sebelum melakukan refleksi, di bus Ibu Model Nusantara kami menjelaskan tentang salah satu hukum yang ada di Aceh yaitu Qanun Jinayat. Adat Aceh dalam menjaga toleransi dan penerapan qanun Aceh. Di aceh terdapat qanun sebagai adat dalam menjada toleransi di Aceh.

Semisal ada qanun yang tidak memperbolehkan bank konvensional di sini, semuanya syariah. Contohnya adalah cambuk. Salah satu kejadian misalnya ada pria yang masuk asrama Wanita, itu di cambuk. 

Cambuk sendiri merupakan salah satu alternatif hukuman yang diberikan qanun jinayat. Jinayat kalau dalam islam itu fiqh. Syariat dalam Islam juga tidak identic dengan cambuk. Bahkan cambuk itu merupakan salah satu hukuman yang sudah terbentuk jauh sebelum Islam datang, sudah mentradisi dan kemudian tradisi itu dilanjutkan.

Tetapi kemudian diturunkan dalam bentuk qanun atau dalam bentuk lain di sebut perda. Jadi urutannya perda, perda pertama, mungkin berbeda karena ada kekuatan dan undang-undang pemerintah Aceh yang menjadi jaminan dan sebelumnya juga ada MOU perdamaian. 

Cambuk itu diberikan dengan beberapa jenis hukuman. Betul bahwa ada kaitannya dengan zina, judi dan miras. Tapi, dalam berpakaian tidak di cambuk. Kalau misalnya kebetulan ada razia, tidak sesuai dengan anturan, hanya di beri nasehat saja, jadi tidak di hukum. Dulu ada yang di angkut naik mobil ke suatu tempat, dan itu tidak boleh. 

Kalau kita di ajak pergi ke suatu tempat tidak boleh karena tidak ada aturan terkait hal tersebut. Lalu kemudian ada istilahnya khalwat atau berdua-duaan, bersunyi, khalwat itu makna sesungguhnya adalah bersunyi-sunyian dalam arti ketika seseorang menyendiri itu khalwat sebenarnya.

Jadi makna khalwat macam-macam, tapi dalam konteks qonun jinayat khalwat adalah relasi perempuan dan laki-laki kalau pacaran diam-diam dalam kamar, dan jika di grebek baru di cambuk ataupin jika zina maupun lesbian (orientasi sekksual sesama jenis) akan tetapi pelaku isa meminta bukti bahwa dia tidak melakukan hal tersebut. Akan tetapi qanun jinayat ini memiliki beberapa kemelahan di antaranya: 

1. Cambuk di anggap hal sepele bagi masyarakat. Contohnya masyarakt berkelas. Semisal dalam kasus korupsi, mungkin dia akan mendapat cambuk. Akan tetapi setelah di cambuk dia akan pulang dan selesai, sehingga belum membuat jerah si pelaku. 2. Kemudian terkait pasal perkosaan, karena misalnya tidak dibuktikan, kemudian si pelaku bilang bahwasanya dia tidak bersalah, makanya di lepas, dan hal ini yang paling berat. 

Oleh karena itu, Ibu Suraiya dan kawan-kawan berjuang untuk mengadvokasi hal ini dan tuduhannya anti syariat, sehingga tujuannya selalu disclaimer bahwa mereka melakukan advokasi ini bukan karena anti syariat. Akan tetapi, karena ingin Islam itu benar-benar rahmatanlilaalmain. Karena Islam sangat melindungi perempuan terutama korban. 

Saat ini sedang dalam pembahasan, setelah sekian tahun tahun ini baru di buka ruang, sedang dalam perbaikan, Ibu Bersama rekan-rekan ketemu biro hukum dan memberikan masukan, dapat dana lalu dan memasukkan revisi, meminta kasus perkosaan terhadap perempuan dna anak itu tidak di hukum melalui hukum cambuk, tapi mengikuti Undang-Undang (UUD) melalui UUD pidana pelecehan seksual. Mengapa? Karena UUD itu sangat komprehnesif melindungi korban dan keluarga korban. 

Pelaku juga di konseling sehingga tidak mejadi pelaku lagi. Namun bagaimana jika dia buka orang Aceh, semisal hanya tamu, apakah qanun tetap berlaku bagi orang tersebut jika ketahuan melakukan salah? Pertama, Qanun itu berlaku untuk orang yang berada di Ache, siapapun, karena itu makanya perlu belajar. 

Kedua, jika teman-teman non-muslim bisa memilih, dia boleh pilih apakah dia akan di hukum lewat qanun atau melalui hukum nasional. Lalu apakah, orang yang di cambuk akan meninggal? Jika ia, bagaimana dengan hal tersebut? Orang yang di cambuk tidak mungkin meninggal. 

Pertama, misalnya sudah persiapan, dan akan diputuskan semisal ci cambuk pada hari Jum'at seusia sholat Jum'at, sudah ada ceramah, penonton dan lain-lain. Akan tetapi nanti ada dokter yang akan memeriksa. Semisal pada saat dia akan di hukum , kemudian setelah di check, dia memiliki darah tinggi, maka cambuknya di tunda. 

Namun cambuk bukan satu-satunya hukuman, selain cambuk bisa juga dengan masuk penjara ataupun membayar denda, emas dan lain-lain. Ganja Ganja merupakan zat adiktif, obat, narkotika, bahan sayuran, dikaitkan dengan Aceh, di Aceh banyak ganja, tumbuh liar, subur dan legal. 

Ganja itu betul zat adiktif, di Indonesia dikategorikan menjadi bagian dari narkoba. Namun di Belanda ganja di anggap legal. Di Aceh terdapat banyak ganja yang tumbuh subur dan di tanam. Teringat dulu ketika covid Ibu Suarya (Dosen Modul Nusnatara) mengingat almarhum Munir, Munir pernah bilang jika ganja di Jakarta sudah murah, itu artinya ada pertukaran pasukan, yang tugas di Aceh pulang pasti bawa ganja, dan pernah di tangkap aparat juga melakukan hal tersebut, akan tetapi ada yang tertangkap. 

Berbicara soal ganja, sekarang lagi di kampanye, salah satu tokoh besar, Prof Husri yang baru saja berpulang (Allahuyarhamhu) sangat ahli di bidang itu, almarhum kampanyekan itu menjadi research. Bagi orang Aceh, dulu ganja jadi penyedap makanan, orang dahulu kala menanam batang temeru, daun kari, batang blimbing wuluh, dan juga ganja dan digunakan untuk memasakan daging serta melembutkan daging. Beberapa kuah blangon (semacam kari ayam kalau di Jawa, akan tetapi tidak menggunakan santan) ada yang menggunakan ganja begitupun juga dengan Mie Aceh. Ada juga yang terdapat di dalam rokok, sebenarnya itu ilega;, akan tetapi ganja itu beda dampaknya dengan sabu-sabu. Adapun efek ganja seperti tertidur lelap. 

Akan tetapai di belanda ganja itu legal tapi orang-orang pun di sana tidak mabuk. Semisal juga orang yang merokok cuman di taruh sedikit ataupun juga dalam makanan. Sehingga beberapa negara mengganggap ganja itu legal. Perempuan Kenapa hari ini budaya patriarki justru mengental? Sementara hari ini sudah kondisi global, kemudian teknologi yang meluas ke mana-mana, dan lain sebagainya atau instruksi presiden terkait pengaruh kesetaraan gender, kita juga punya menteri bagaimana menerapkan penganggaran responsive gender atau dunia global. 

Kenapa dulu Aceh sempat di pimpin 59 tahun di bawah kepemimpinan ratu, tapi hari ini bahkan kita bisa melihat bahkan wakil bupati tidak ada yang perempuan? Baju adat Aceh itu untuk perempuan pakaian tradisionalnya adalah celana. Nenek ibu Suraya dulu memakai celana. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan itu enerjik, bisa melakukan aktivitas apapun. Jadi berbicara terkait budaya patriarki saat ini di Aceh sangat kental sekali. Justru lebih egaliter di banding kondisi hari ini. Makanya kemudian Aceh pernah 59 tahun di pimpin oleh 4 orang ratu. 

Mengapa demikian? Karena banyak diskriminasi, banyaknya kebijakan di Aceh yang secara spesifik menyasar perempuan, misalnya sebagai contoh perempuan jika keluar, ada peraturan walikota bahwa tidak boleh ngangkan di sepeda motor, nanti beresiko, jatuh dan lain-lain, perempuan harus memakai rok. Padahal baju perempuan tradisional Aceh dulu celana panjang, sehingga peraturan-peraturan itu semakin banyak dan akhirnya jd melanggengkan budaya yang ada. Orang bilang itulah yang bener, ini prinsip dasar. 

Ibu Suraiya pernah menjadi ketua himpunan mahasiswa Teknik Kimia dulu, ternyata menjadi perempuan pertama di Indonesia, waktu di Teknik kimia. Ketika petemuan forum Teknik Kimia se-Indonesia BMKTK, sekertarsi jenderal berkata sesuatu dan dari situ beliau paham, terus ada juga teman belaiau dari Universitas lain berkata "kami, kalau mau maju, kami hibas duluan, kemudian di balas "kalian perlu belajar perempuan Aceh". 

Seperti yang kita ketahui bahwa kodrat Wanita ada 5M yaitu melahirkan, mengandung, menyusui, menstruasi dan memiliki vagina. Sedangkan laki-laki hanya dua yaitu penis dan sperma. Memasak, mengurus rumah, mencari nafkah, itu adalah peran gender dan merupakan konstruksi sosial yang bisa dipertukarkan antara perempuan dan laki-laki. 

Jadi ibu Diana (Dosen Modul Nusantara) bisa masak, bisa mengurusi anak, bisa mengajar. Sedangkan suami beliau mencari nafkah, bekerja, tapi juga mengurus anak dan cuci piring semisal itu merupakan konstruksi sosial dan bisa berbeda oleh waktu dan dipengaruhi oleh budaya atau tafsiran agama. Setibanya kami di ruang RKU 1 Universitas Syiah Kuala, refleksi yang dijelaskan sebelumnya memiliki keterkaitan dengan refleksi selanjutnya yaitu tentang "Adat Aceh dalam menjaga tolernasi, penerapan qanun Aceh dan menilai keberagaman di Aceh (Bersama bapak Asnawi selaku Ketua Majelis Adat Aceh)". Kami mendapatkan nilai-nilai refleksi tentang Aceh oleh salah satu aktivis HAM dan perempuan, beliau juga merupakan ketua Majelis Adat Aceh yaitu bapak Asnawi dan wakilnya bapak Muhtar Idris. 

Pada kesempatan tersebut beliau berdua memakai baju ada Aceh ayng setiap motifnya memiliki makna. Contohnya baju adat Aceh besar yang terdapat gambar pintu Aceh, artinya terbuka, kebaika, dan tertutup untuk kejahatan. Karena jika orang Aceh tertutup, yang Namanya Aceh tidak akan pernah ada. Aceh di bangun dari berbagai etnis. 

Kenapa di sebut ACEH? Dulu, ada mitos Aceh berasal dari kata Arab, China, Eropa dan Hindustan. Ada juga yang bilang Aceh itu berasal dari kata Acca (India), dulu ada sebuah kapal India berlayar di gunung Aceh dan saat itu lagi hujan, mereka berteduh di bawah pohom teduh acca yang artinya indah. Aceh juga memilii asal-usul yaitu Suke Lhe Reutoh, Suke Ja Sandang, Suke Tok Batee, dan Suke Imeum Peut. 

Di Aceh terdapat 13 suku atau etnis dan memiliki budaya dan adat masing-masing. Seperti suku Aceh, Tamiang, Gayo, Alas, Kluet, Julu, Pakpak, dan juga Bahasa Aceh, Tamiang, Gayp, Nias, Devayan dan lain sebagainya. Terdapat juga lingkup adat dengan berbagai macam sistem seperti Sistem Politik, Hukum, Kekerabatan, Pendidikan, Ekonomi/Pencaharian, dan Ekologi/Pengelolaan SDA. Mereka juga memiliki struktur adat masyarakat Aceh mulai dari: - Kerajaan Aceh Darussalam - Naggroe - Mukim - Gampong Di Aceh juga ada Majelis Mahkamah Adat seperti Gampong dan Mukim. Aceh juga memiliki sumber Adat Aceh yaitu: - Adatullah, yaitu hukum adat yang bersumber seluruhnya (muthlak) pada hukum Allah (Al-Qur;an dan Hadist) -Adat Muhakamah, yaitu hukum adat yang dimanifestasikan pada azas musyawarah dan mufakat -Adat Tunnah, yaitu adat istiadat sebagai manifestasi dari qanun dan reusam yang mengatur kehidupan masyarakat. Di Sebagian etnis Aceh, ada etnis Tionghoa. Bagi beliau, Aceh ini sangat terbuka dalam etnis budaya. Melihat perbedaan itu sebagai sunnatullah dan hidup saling menghargai. Ada namanya hadih maha (pepatah-pepitih) jadi itu merupakan ungkapan atau perkataan orang tua/ nenek moyang. Ada juga beberapa kewenangan atau norma yang melekat pada raja. 

Orang Aceh meneybut poteue (Allah, Raja). Begitupun dengan kalimat Syiah Kuala yang berasal dari nama Syeikh Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili. Terdapat juga pemegang kewenangan yudikatif. 

Dahulu hukum merupakan syariat islam dan kemudian di tafsirkan oeh syeikh. Jadi dulu juga Putroe Phang atau putri pPahang menikah dengan Sultan Iskandar Muda. Putri Pahang adalah orang yang berjasa untuk membuat atau menginisiasi Lembaga. Di aceh terdapat 4 norma yang mengikat, dan 2 diantaranya diutamkan tentang perempuan. Betapa Aceh dapat menempatkan perempuan pada tempat yang terhormat. Adapaun lingkup adat Aceh (memiliki sistem politik) yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) yang merupakan produk hukum nasional. Ada sistem bagi hasil, di Aceh tidak ada sistem buruh tani, di Aceh juga orang biasa berfikir hukum adat di sini. Pada akhirnya kami mengetahui bahwa ada beberapa poin penting dalam keberagaman Aceh yaitu : - Masyarakat Aceh terdiri dari beragam etnis dengan adat dan budaya yang berbeda-beda; - Syarita Islam telah mengakar dan menjiwai adat dan budaya Aceh sehingga menjadi alat perekat kesatuan masyarakat; - Adat memberi pengaruh yang kuat dan mendalam terhadap tatanan kehidupan masyarakat Aceh; - Masyarakat Aceh sangat terbuka, saling menghormati dan menghargai terhadap perbedaan sebagai sebuah sunnatullah. Inspirasi pak AKY Pada hari selanjutnya, Ahad, 18 September 2022, Pak Aky merupakan ketua Forum Kebangsaan Aceh. DI masyarakat Tionghoa terkenal dengan adat barongsai. Barongsai bahkan akan dilombakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Medan dan Aceh. Masyarakat Aceh itu bisa menerima perbedaan. Pak Aky ini sudah pernah menjadi ketua di beberapa organisasi dan bahkan ada yang maish berkelanjutan sampai sekarang karena tidak ada yang menggantika. Salah satu cabang olahraga juga ada wushu, ada naga, Tarik pukat asal Aceh yang juga diselenggarakan oleh Yayasan HAKKA. HAKKA bergerak pada bidang pendidikan, olahraga, sosial, kesehatan, seni & budaya, dan kemanusiaan. HAKKA telah melakukan berbagai macam kegiatan kemanusiaan seperti donor darah, santunan sosial kebencanaan, paket Ramadhan, volunteer, Kesehatan Covid-19, donor jantung untuk bayi usia 2 tahun dan di bawa ke India, Festival Peunayong, Kolaborasi Budaya, Hari Toleransi Nasional, HUT Republik Indonesia, dan lain sebagainya. Bahwa masyarakat Tionghoa telah berusaha sebaik mungkin dan mengupayakan terbentuknya toleransi, solidaritas bakti sosial dan lain sebaginya sebagai bentuk kolaborasi .

Akumulasi Sesi Tanya Jawab Bersama bapak Asnawi dan Bapak Aky 1. Bagaimana Aceh dapat tetap mempertahankan syari'atnya, budanya dan hukumnya di tengah-tengah globalisais seperti saat ini? Banda Aceh itu toleransi agama. Tapi sekarang di anggap intoleransi karena aturan yang dikeluarkan, tidak ada perlawanan tapi kurang nyaman. Walaupun Banda Aceh menjadi pembicaraan bagi Sebagian orang di luar, namun masyrakatnya tetapi biasa saja, karena hukumnya yang memang demikian. Sampai kapanpun kota Banda Aceh dianggap intoleransi bagi kaum kesetaraan gender karena ada hukum yang tidak di cabut yang mungkin meresahkan bagi mereka. Aceh juga akan tetap melakukan yang terbaik.

Selain itu di Aceh ada pepatah, yang kurang lebih maknanya agar Aceh tetap mempertahankan budayanya yakni di mulai dari hampir semua lini kehidupan. Semisal dari menikah, kemudian hamil dan melahirkan semua dengan upacara adat. 2. Bagaimana cara bapak Aky sebagai kaum minoritas yang ada di Aceh untuk tetap keep survive? Di sini di Aceh toleransi keagamaan satu sama lain. Barongsai semisal itu diadakan dan masyarakat menerima. Dan seperti juga di HAKKA saat melakukan aktivitas membagi makanan.

Mereka memberi makan masyarakat setempat dengan harga yang murah, tapi itu semua makanan halal. Biasanya yang di depan itu adalah yang muslim/Muslimah volunteer beragama Islam, agar tidak ada konotasi makanan tersebut haram, dan beliau tetap hidup dengan ragam toleransi. HAKKA sendiri membantu tidak hanya masyarakat Tionghoa, tapi seluruh Aceh bahkan sampai pernah membagikan 2000 paket untu bulan Ramadhan. 3. 

Terdapat konotasi bahwa masyarakat Aceh tidak suka dengan orang Jawa. Namun, adakah kemungkinan besar. Apakah ada kemugkinan orang jawa menikah dengan orang Aceh? Tentunya bisa. Dulu ada stigma masyarakat demikian karena ketika zaman dahulu, saat ada kaitannya dengan konteks konflik perang. Aceh itu perang 30 tahun dan tanpa disadari pemimpin dulu itu asalnya dari Jawa. Kemudia mengirim pasukan militer banyak dair Jawa sehingga masyarakat biasa agak sulit membedakan bahwa ada yang aparatur negara dan masyarakat Jawa biasa. Jadi mereka protes, karena yang Namanya opreasi militer banyak sekali kekejaman, "oh pelakunya Jawa". Tapi (tambahan dari Ibu Suraiya) suami beliau adalah orang Jawa, ibu Wahyu Eka Sari orang Jawa suaminya orang Aceh. 

Di Aceh ada juga adat istiadat pernikahan yang bernama pemeukleh (dipisahkan dari keluarga inti, dari dia menikah sampai keluar anak pertama, seharunya di Aceh juga keluarga baru itu tingga;l keluarga istri dan difasilitasi oleh keluarga istri) semisal mahar di Aceh itu 10 mayam = 3,3 gram = 30 juta rupiah. Bahkan Aceh banyak yang ditempat oleh orang Jawa. Terkait budaya sebenarnya tidak ada maslaah terkait hal ini. Bahkan kalau orang luar yang menikah perempuan Aceh, adatnya suaminya itu harus tinggal di tempat wanita selama setahun dan ditanggung oleh keluarga si wanita. 

Tapi kembali lagi untuk mahar, terkait lagi, karena Aceh terbagi dari beberapa daerah, dan setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda. Pada hari Sabtu, 24 September 2022 kami berkunjung ke PLTD Kapal Apung dan Museum Tsunami Aceh. PLTD Kapal Apung merupakan Kuasa Allah yang tidak di sangka-sangka ketika tsunami terjadi. Hal yang di luar akal sehat manusia. Kapal yang memiliki berat 1000 ton tersebut terdampar di daratan. 

Di bawah PLTD Kapal Apung terdapat rumah-rumah penduduk dan konon masih ada mayat dibawah kapal tersebut akibat hamparan air tsunami yang terseret. Karena kejadian 2004 silam sangat berdampak bagi kehidupan rumah Aceh. Kapal yang seharusnya berada di laut, akan tetapi pasca tsunami terdampar di daratan hingga saat ini menjadi sebuah kunjungan bagi masyarakat. Dulu mesin-mesinnya masih bisa berfungsi, akan tetapi sekarang sudah tidak. Inilah yang menjadi makna dari tsunami bahwa kesatuan masyarakat itu sangat penting. 

Selanjutnya di Museum Tsunami Aceh terdapat banyak sejarah yang mengilustrasikan bagaimana kejadian Aceh sewaktu tsunami seperti lorong yang menggambarkan kami di antar menuju sebuah ruangan secara bertahap di mana akan membawa para pengunjung pada suasana sebagaimana saat terjadnya tsunami pada 2004 silam pada saat tsunami air yang berwarna hitam pekat dan suara masyarakat yang berdzikir, kemudian ada juga sumur doa. 

Di dalamnya terdapat nama-nama yang syahid pada tsunami silam dan juga didalamnya terdapat lantunan ayat suci Al-Qur'an dan di tengah gua tepatnya di atas terdapat lafaz bertuliskan Allah, juga video ilustrasi tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami dan sesudahnya seperti semut-semut keluar dari sarangnya, burung-burung beterbangan dan lain sebagainya. Terdapat juga bisokop private mini yang menjelaskan kejadian dan dampak kejadian tsunami Aceh Desember 2004 silam. 

Terdapat juga nama-nama negara beserta benderanya yang membantu Aceh pasca tsunami baik dari segilogistik, pembangunan rumah, psikologis anak dan masih banyak sejarah lainnya. Adapun refleksi dari Museum tsunami kami sebagai pemuda yang berkontribusi bagi bangsa diajarkan peka dan jeli terhadap isu-isu kemanusiaan, melatih bergotong-royong, mitigasi bencana, sejarah, etnis yang berbeda, agama, bangsa, akan tetapi persolaan kemanusiaan didahulukan tanpa melihat etnis maupun agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun