Mohon tunggu...
Sayyidah Ilman Nisa
Sayyidah Ilman Nisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

If there is a will, there is a way

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberagaman Aceh dalam Nilai Persatuan Modul Nusantara - Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 Universitas Syiah Kuala

22 Oktober 2022   02:31 Diperbarui: 22 Oktober 2022   03:15 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akan tetapai di belanda ganja itu legal tapi orang-orang pun di sana tidak mabuk. Semisal juga orang yang merokok cuman di taruh sedikit ataupun juga dalam makanan. Sehingga beberapa negara mengganggap ganja itu legal. Perempuan Kenapa hari ini budaya patriarki justru mengental? Sementara hari ini sudah kondisi global, kemudian teknologi yang meluas ke mana-mana, dan lain sebagainya atau instruksi presiden terkait pengaruh kesetaraan gender, kita juga punya menteri bagaimana menerapkan penganggaran responsive gender atau dunia global. 

Kenapa dulu Aceh sempat di pimpin 59 tahun di bawah kepemimpinan ratu, tapi hari ini bahkan kita bisa melihat bahkan wakil bupati tidak ada yang perempuan? Baju adat Aceh itu untuk perempuan pakaian tradisionalnya adalah celana. Nenek ibu Suraya dulu memakai celana. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan itu enerjik, bisa melakukan aktivitas apapun. Jadi berbicara terkait budaya patriarki saat ini di Aceh sangat kental sekali. Justru lebih egaliter di banding kondisi hari ini. Makanya kemudian Aceh pernah 59 tahun di pimpin oleh 4 orang ratu. 

Mengapa demikian? Karena banyak diskriminasi, banyaknya kebijakan di Aceh yang secara spesifik menyasar perempuan, misalnya sebagai contoh perempuan jika keluar, ada peraturan walikota bahwa tidak boleh ngangkan di sepeda motor, nanti beresiko, jatuh dan lain-lain, perempuan harus memakai rok. Padahal baju perempuan tradisional Aceh dulu celana panjang, sehingga peraturan-peraturan itu semakin banyak dan akhirnya jd melanggengkan budaya yang ada. Orang bilang itulah yang bener, ini prinsip dasar. 

Ibu Suraiya pernah menjadi ketua himpunan mahasiswa Teknik Kimia dulu, ternyata menjadi perempuan pertama di Indonesia, waktu di Teknik kimia. Ketika petemuan forum Teknik Kimia se-Indonesia BMKTK, sekertarsi jenderal berkata sesuatu dan dari situ beliau paham, terus ada juga teman belaiau dari Universitas lain berkata "kami, kalau mau maju, kami hibas duluan, kemudian di balas "kalian perlu belajar perempuan Aceh". 

Seperti yang kita ketahui bahwa kodrat Wanita ada 5M yaitu melahirkan, mengandung, menyusui, menstruasi dan memiliki vagina. Sedangkan laki-laki hanya dua yaitu penis dan sperma. Memasak, mengurus rumah, mencari nafkah, itu adalah peran gender dan merupakan konstruksi sosial yang bisa dipertukarkan antara perempuan dan laki-laki. 

Jadi ibu Diana (Dosen Modul Nusantara) bisa masak, bisa mengurusi anak, bisa mengajar. Sedangkan suami beliau mencari nafkah, bekerja, tapi juga mengurus anak dan cuci piring semisal itu merupakan konstruksi sosial dan bisa berbeda oleh waktu dan dipengaruhi oleh budaya atau tafsiran agama. Setibanya kami di ruang RKU 1 Universitas Syiah Kuala, refleksi yang dijelaskan sebelumnya memiliki keterkaitan dengan refleksi selanjutnya yaitu tentang "Adat Aceh dalam menjaga tolernasi, penerapan qanun Aceh dan menilai keberagaman di Aceh (Bersama bapak Asnawi selaku Ketua Majelis Adat Aceh)". Kami mendapatkan nilai-nilai refleksi tentang Aceh oleh salah satu aktivis HAM dan perempuan, beliau juga merupakan ketua Majelis Adat Aceh yaitu bapak Asnawi dan wakilnya bapak Muhtar Idris. 

Pada kesempatan tersebut beliau berdua memakai baju ada Aceh ayng setiap motifnya memiliki makna. Contohnya baju adat Aceh besar yang terdapat gambar pintu Aceh, artinya terbuka, kebaika, dan tertutup untuk kejahatan. Karena jika orang Aceh tertutup, yang Namanya Aceh tidak akan pernah ada. Aceh di bangun dari berbagai etnis. 

Kenapa di sebut ACEH? Dulu, ada mitos Aceh berasal dari kata Arab, China, Eropa dan Hindustan. Ada juga yang bilang Aceh itu berasal dari kata Acca (India), dulu ada sebuah kapal India berlayar di gunung Aceh dan saat itu lagi hujan, mereka berteduh di bawah pohom teduh acca yang artinya indah. Aceh juga memilii asal-usul yaitu Suke Lhe Reutoh, Suke Ja Sandang, Suke Tok Batee, dan Suke Imeum Peut. 

Di Aceh terdapat 13 suku atau etnis dan memiliki budaya dan adat masing-masing. Seperti suku Aceh, Tamiang, Gayo, Alas, Kluet, Julu, Pakpak, dan juga Bahasa Aceh, Tamiang, Gayp, Nias, Devayan dan lain sebagainya. Terdapat juga lingkup adat dengan berbagai macam sistem seperti Sistem Politik, Hukum, Kekerabatan, Pendidikan, Ekonomi/Pencaharian, dan Ekologi/Pengelolaan SDA. Mereka juga memiliki struktur adat masyarakat Aceh mulai dari: - Kerajaan Aceh Darussalam - Naggroe - Mukim - Gampong Di Aceh juga ada Majelis Mahkamah Adat seperti Gampong dan Mukim. Aceh juga memiliki sumber Adat Aceh yaitu: - Adatullah, yaitu hukum adat yang bersumber seluruhnya (muthlak) pada hukum Allah (Al-Qur;an dan Hadist) -Adat Muhakamah, yaitu hukum adat yang dimanifestasikan pada azas musyawarah dan mufakat -Adat Tunnah, yaitu adat istiadat sebagai manifestasi dari qanun dan reusam yang mengatur kehidupan masyarakat. Di Sebagian etnis Aceh, ada etnis Tionghoa. Bagi beliau, Aceh ini sangat terbuka dalam etnis budaya. Melihat perbedaan itu sebagai sunnatullah dan hidup saling menghargai. Ada namanya hadih maha (pepatah-pepitih) jadi itu merupakan ungkapan atau perkataan orang tua/ nenek moyang. Ada juga beberapa kewenangan atau norma yang melekat pada raja. 

Orang Aceh meneybut poteue (Allah, Raja). Begitupun dengan kalimat Syiah Kuala yang berasal dari nama Syeikh Aminuddin Abdul Rauf bin Ali Al-Jawi Tsumal Fansuri As-Singkili. Terdapat juga pemegang kewenangan yudikatif. 

Dahulu hukum merupakan syariat islam dan kemudian di tafsirkan oeh syeikh. Jadi dulu juga Putroe Phang atau putri pPahang menikah dengan Sultan Iskandar Muda. Putri Pahang adalah orang yang berjasa untuk membuat atau menginisiasi Lembaga. Di aceh terdapat 4 norma yang mengikat, dan 2 diantaranya diutamkan tentang perempuan. Betapa Aceh dapat menempatkan perempuan pada tempat yang terhormat. Adapaun lingkup adat Aceh (memiliki sistem politik) yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) yang merupakan produk hukum nasional. Ada sistem bagi hasil, di Aceh tidak ada sistem buruh tani, di Aceh juga orang biasa berfikir hukum adat di sini. Pada akhirnya kami mengetahui bahwa ada beberapa poin penting dalam keberagaman Aceh yaitu : - Masyarakat Aceh terdiri dari beragam etnis dengan adat dan budaya yang berbeda-beda; - Syarita Islam telah mengakar dan menjiwai adat dan budaya Aceh sehingga menjadi alat perekat kesatuan masyarakat; - Adat memberi pengaruh yang kuat dan mendalam terhadap tatanan kehidupan masyarakat Aceh; - Masyarakat Aceh sangat terbuka, saling menghormati dan menghargai terhadap perbedaan sebagai sebuah sunnatullah. Inspirasi pak AKY Pada hari selanjutnya, Ahad, 18 September 2022, Pak Aky merupakan ketua Forum Kebangsaan Aceh. DI masyarakat Tionghoa terkenal dengan adat barongsai. Barongsai bahkan akan dilombakan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) di Medan dan Aceh. Masyarakat Aceh itu bisa menerima perbedaan. Pak Aky ini sudah pernah menjadi ketua di beberapa organisasi dan bahkan ada yang maish berkelanjutan sampai sekarang karena tidak ada yang menggantika. Salah satu cabang olahraga juga ada wushu, ada naga, Tarik pukat asal Aceh yang juga diselenggarakan oleh Yayasan HAKKA. HAKKA bergerak pada bidang pendidikan, olahraga, sosial, kesehatan, seni & budaya, dan kemanusiaan. HAKKA telah melakukan berbagai macam kegiatan kemanusiaan seperti donor darah, santunan sosial kebencanaan, paket Ramadhan, volunteer, Kesehatan Covid-19, donor jantung untuk bayi usia 2 tahun dan di bawa ke India, Festival Peunayong, Kolaborasi Budaya, Hari Toleransi Nasional, HUT Republik Indonesia, dan lain sebagainya. Bahwa masyarakat Tionghoa telah berusaha sebaik mungkin dan mengupayakan terbentuknya toleransi, solidaritas bakti sosial dan lain sebaginya sebagai bentuk kolaborasi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun