"Pak, si Asep kentut nih, Pak?"
"Pak, udah punya pacar belum?"
Oke, kali ini Bimo nyerah. Kalo kata anak zaman sekarang sih, mentalnya udah kena. Bimo meralat pikirannya sendiri, kayaknya nggak sanggup jadi guru SD.
*
Sorenya, sesampainya di pondokan, Bimo dibuat bertanya-tanya, ada apa ini rame-rame?
Terlihat beberapa orang duduk melingkar di teras depan pondokan yang nggak terlalu luas. Semua teman kelompoknya ikutan nimbrung. Beberapa di antaranya Cuma berdiri di sekitar teras karena nggak kebagian tempat duduk.
Kalo dilihat-lihat, sekitar empat orang nggak dikenal sedang berbicara, sementara Toni dan yang lainnya menyimak.
Walaupun nggak tahu apa yang lagi diomongin, tapi lama kelamaan Bimo tahu juga siapa empat orang asing ini. Mereka adalah mahasiswa yang lagi KKN juga. Tapi beda desa atau dari desa sebelah. Dan kalo dirangkum, kira-kira begini isi obrolannya;
Kemarin, ada mahasiswi yang KKN di desa sebelah dikabarkan hilang. Desas-desusnya diculik oleh orang. Sampai sekarang belum ada kabar. Lokasi terakhir yang bisa dikonfirmasi adalah si mahasiswi ini berada di pusat kecamatan, dekat terminal kecamatan. Seenggaknya informasi itu yang didapat dari pesan BBM-nya sebelum hilang kontak.
"Jadi, teman kami ini sebelumnya minta izin pulang dulu ke Bandung buat ngurus sesuatulah, bilangnya. Terus, kemarin malam dia ngabarin kalo baru sampe terminal. Setelah itu, nggak ada kabar lagi dan sampe sekarang nggak diketahui keberadaannya."
Ketika ditanya oleh Anton apakah benar diculik atau cuma nggak ada kabar doang, salah satu dari empat orang itu menjawab, "Itu dari kata-kata terakhir teman kami sebelum hilang kontak, inti BBM-nya dia minta tolong karena ada orang yang ngikutin dia di terminal."