"Mau lah." Ucap Almira sambil berdiri seolah siap untuk pergi mencari kopi susu demi merayakan kebebasan hati dan juga pikiran yang sempat membuatnya terbebani.
Malam itu Almira kembali, senyum yang terbit dari bibirnya telah hidup lagi. Tenang sudah pikirannya. Bebas sudah jiwanya yang selalu merasa tak cukup semua ini. Telah sadar bahwa ia terlalu sibuk mencari semua yang sebenarnya telah ia miliki.
Begitu juga denganku, tersenyum selayaknya manusia yang telah menyelesaikan tugasnya. Kini aku dan Almira berjalan kaki menuju warung di dekat pantai mencari kopi susu favoritnya Almira. Dari kejauhan, Nathan dan kawan-kawan bersorak-sorak meneriakkan sesuatu.
"Cie ciee, jadi kapan nih mulai jadian?"
___
Cerita ini adalah fiksi belaka.