"Nggak, sempurna." Bantah Raja. Tangannya membentuk tanda perfect, lingkaran dengan tiga jari di belakangnya.
Aku tertawa, "Ngga sempurna? Pasti musiknya buruk."
Muka Raja berubah menjadi agak kecewa, ia memelankan tempo jalannya. "Gue punya album mereka, merchandise edisi terbatas, playlist spotify nya, jika mau ikut, kita bisa dengar kapan-kapan."
Aku sedikit bingung, antara ingin menjawab iya atau tidak.
"Oh, ya mungkin." Jawabku agak kikuk. Aku menatap wajah Raja dari belakang.
Raja berbalik ke arahku, "Gue ga maksa. Ini cuman karena rumah kita sangat dekat dan kita belum pernah ngobrol sekalipun."
Aku menggaruk kepala yang tidak gatal, "Oke, kapan-kapan gue mampir."
Raja pun mengangguk senang, ia membalikkan tubuhnya dan melambaikan tangannya ke arahku. Dia kembali membalikkan badannya dan meniru gerakan seorang maestro piano terkenal, "Dunia ini indah Clare, maka nikmatilah selagi engkau masih memilikinya."
Aku tersenyum, Raja kembali berjalan pulang, aku kembali berjalan menuju rumah. Rasanya, aku ingin hidup sepertinya yang terlihat tidak punya beban.
***
Home sweet home