Mohon tunggu...
Nusantara Pustaka
Nusantara Pustaka Mohon Tunggu... Penulis - Blogger ( Para pemikir dan Aktivis)

Memberikan informasi isu Agama, Politik dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Otentitas Al-Qur'an

6 Desember 2023   00:30 Diperbarui: 6 Desember 2023   00:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENULIS : LORD LALU FERDI ALAMSYAH 

TENTANG : ULUMUL QUR'AN

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG 

Peristiwa dalam menggali pengetahuan ke absahan Al-Qur'an, tentunya tidak akan bisa lepas dari peristiwa Sejarah turunnya Al-Qur'an, sebagai wahyu yang di turunkan kepada nabi Muhammad Saw, dalam menjalankan kehidupannya sebagai pemimpin yang diutus oleh Allah SWT dan  refrensi kehidupan bagi dirinya beserta umatnya[1]

 

Otentitas Al-Qur'an sudah banyak di rasakan dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, tentunya Al-Qur'an tidak dapat di ragukan lagi oleh siapapun, hal ini, di buktikan oleh para sahabat, tabi'in dan para ilmuan. Al-Qur'an sebagai teks kitab suci yang memiliki urgensi-urgensi yang telah banyak di buktikan baik berbentuk teks, fenomena alam semesta dan lain sebagainya. Al-Qur'an juga pernah diamati dan diteliti oleh sejumblah tokoh orientalis seperti: Ignaz Goldziher (1850-1921 M), Theodore Noldeke (1836-1931 M), dan Regis Blachere (1900-1973M), semua ini adalah para tokoh oriantalis. Menyebutkan bahwa Al-Qur'an sudah sangat memadai sebagai sumber ilmu pengetahuan.[2]

 

Al-Qur'an sebagai petunjuk (al-huda) tentunya tidak memiliki perubahan dari sejak zaman Nabi Muahammad Saw sampai saat ini, terhadapnaya para ulama dan kaum oriantalis yang mendalami dan memahami Al-Qur'an tidak memiliki perasangka buruk seperti yang  dirasakan oleh saudara kita dari kalangan non muslim yang mengatakan bahwa Al-Qur'an itu hanya lah bibel yang artinya Al-Qur'an  bukanlah suatu firman dari Allah SWT yang secara langsung, melainkan itu hanya sebuah lembaran-lemaran yang meyeritakan kisah al-masih[3]

 

Membaca situasi lebih luas bahwa dengan pernyataan orang non muslim yang mengatakan Al-Qur'an sebagai bible, dalam hal ini tidak sejalan dengan ayat Al-Qur'an di bawah ini:

 

 

"kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan)  petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa" (Q.S al-Baqarah [1]:2)[4]

 

Namun patut harus digaris bawahi sama cindikiawan sekarang, bahwa berbagai macam kelompok yang berusaha untuk meruntuhkan ontentitas Al-Qur'an, kelompok ini dapat kita sebut dengan kelompok oriantalis yang di dalamnya kaum (Yahudi dan keristan), namun tidak  semua dari kaum orientalis yang beruaha menggugat atas keontentitas Al-Qur'an. Al-Qur'an sebagai landasan, serta pedeoman umat islam yang terus menerus dijaga dan dilindungi kesucinya dari gemparan dahsyat, bahkan di jelaskan, bahwa umat islam  di dalam Al-Qur'an sendiri akan terjadi sebuah serangan-serangan yang tampa henti. Jikalau Al-Qur'an bisa runtuh dari serangan-seranga orang non muslim, maka ia sebagai pondasi awal dari unsur-unsur agama, tentu halnya segala unsur-unsur agama juga akan runtuh seperti landasan hadits ijma' dan qiyas.[5]

 

Dalam informasi Sejarah bahwasannya Al-Qur'an pada zaman kahifah Abu bakar sampai  khalifah usman bin Affan, pengukuhan Al-Quran dilakukan dengan sangat berhati-hati dan teliti, supaya tidak terjadi kesalahan dan kekeliruan, bahkan pada masa khalifah Abu Bakar dibuat sebuah panitia untuk pengukuhan dan penyusunan Al-Quran yang terdiri dari empat panitia antaranya: Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dan tiga orang lainnya sebagai anggota, yaitu: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Ubay bin Ka'ab, di antara semua panitia memiliki peran masung-masing, setelah selsainya  Al-Qur'an dikumpulkan sehingga menjadi mushaf, hasil dari pengukuhan tersebut di berikan kepada Hafsah (istri Nabi Muhammad Saw).[6]

 

BAB II OTENTITAS AL-QUR'AN

HUJATAN ATAS KEUNTINTITAS AL-QUR'AN

Dalam sebuah karya tesis Abu Zayd, yang berjudul gugatan ontentitas wahyu tuhan"serta membahas kesucian Al-Qur'an. Dalam hal ini  para dosen IAIN Yogyakarta pernah menganalisis  tesis Abu Zayd.

"Dalam tesis Abu Zaid memiliki pembasan yang mengatakan Mushaf itu tidak sekral dan absolut, melainkan prapon dan fleksibel, yang sakral yang dia katakan itu hanyalah sebuah pesan tuhan yang terdapat didalamnya. Dapat diamati bahwasanya ada beberapa pengamat Ulumul Qur'an masih menganggap dan membuat pernyataan dengan mengatakan sakral dan fleksibel dari Al-Qur'an hanyalah kandunga-kandungan yang terdapat di Al-Quran Sendiri.[7] 

 

 Al-Qur'an dari masa-kemas akan terus diserang dan direndahkan atas keotentitasnya, terdapat juga dalam sebuah buku yang berjudul "Al-Qur'an  dan serangan Oreantalis".  Di dalam karya tersebut terdapat pernyataan yang tidak elok dibaca yaitu: Al-Qur'an itu sangatlah labil dalam kandunganya, hal ini dapat dibuktikan ketika banyak orang non muslim yang tidak bertanggung jawab dalam menganalisi Al-Qur'an, membuat pernyataan sesuka hati dengan  kaca mata sendirinya. Al-Quran merupakan pondasi paling kuat dalam islam, maka untuk itu non-muslim bahkan kaum yahudi akan berusaha menjatuhkan keotentitas Al-Qur'an, di terangkan juga bahwa Al-Qur'an akan terus diserang" hal ini  dikutip dalam Al-Qur'an sendiri di (Q.s 2:120,217)  [8]

 

KEOTENTITAS AL-QUR'AN

Otentitas adalah bertuba sipapun yang mengkaji bisa saja tapi asalkan memahami panduan dan tata caranya, Jikalau  tidak demikian maka ia menjadi tidak ada (non eksistem) di berbagai macam kalangan. Sedangkan  Otentitas adalah suatu kepandaian, pandangan sensitive terhadap spirit masa, suatu kesadaran atas data-data yang ada, suatu asimilasi berbagai arus kultural, tren ilmiah yang di perbahrui secara terus menerus, dan suatu kapabilitas untuk memberi, meminjam,braksi, dan mencerna tampa ada rasa inferioritas atau superioritas, dan kebencian atau ketundukan[9]

 

Sebelum memahami pengertian dari Otentitas Al-Qur'an bahwa, terlebih dahulu lebih meyakini Al-Qur'an tersebut benar-benar yang di berikan oleh Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw sebagi mana di jelaskan dalam ayat bawah:

 

 

Inn nanu nazzalna-ikra wa inn lah lafin

 

Artinya: "Sesungguhnya kami lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya" (Q.S Al-Hijr 15:9)[10]

Ayat diatas dapat membuktikan  kesucian dan kemurnian Al-Qur'an yang sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia yang hususnya beragama islam.[11]

 

Metode pengumpulan Al-Qur'an

  • Ada garis besar kronologi perkembangan Ulum Al-Qur'an
    • Periode 
    • Tokoh 
    • Cabang Ilmu
    • Masa Sahabat (Generasi pertama)
    • Abu  Bkar al-Shiddik, Umar bin Khatab , Ali bin Abi Thalib Abd Allah Bin Abbas, Abd Allah bin Masud Zaid Bin Tsabit Ubay Bin Ka'ab Abu Musa Al-Asy'ari dan abdullah bin Zubair
    • 'ilm rasm Al-Quran , ilm i'rab Al-Qur'an,ilm qira'at, ilm asbab al-Nuzul 'Ilm makki wa al-madani,ilm nasikh wa al-mansukh dan ilm gharib Al-Qur'an[12]

    Al-Qur'an, kitab suci dalam agama Islam, dikumpulkan dan disusun secara tertentu dalam sejarah Islam. Metode pengumpulan Al-Qur'an dilakukan melalui beberapa langkah dan proses. Berikut adalah beberapa tahapan dalam pengumpulan Al-Qur'an:

    • Penyampaian secara Lisan (Wahyu): Al-Qur'an disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW secara bertahap selama periode 23 tahun melalui malaikat Jibril (Gabriel). Wahyu ini terdiri dari ayat-ayat yang diturunkan sesuai dengan kejadian dan kebutuhan masyarakat pada waktu itu.
    • Hafalan oleh Pengikut Nabi: Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an kepada para sahabatnya. Banyak di antara mereka yang menghafal ayat-ayat tersebut dengan sangat cermat.
    • Penulisan pada Media yang Tersedia: Selain dihafal oleh para sahabat, ayat-ayat Al-Qur'an juga ditulis pada berbagai media yang tersedia pada waktu itu, seperti daun kurma, kulit, tulang, dan sejenisnya

    • Pengertian Tahrif secara bahasa dan isthilah 
  • Dalam pembahasan ini bahwasanya tahrif memiliki pengertian secara etemologi berasal dari kata: Harrofa-Yuharrifu-Tahrifan yang artinya mengubah sesuatu,memalingkan, dan menyimpangkan dari aslinya. Tahrifuhu artinya memiringkannya atau memindahkan dari tempat kepinggir atau kesamping. Hal ini dianalogikan dalam Al-Qur'an surah Al-Hajj, ayat 11 memuat pengertian diatas:[13] 

     
     "Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata" {Q.S. Al-Hajj ayat 11}.
     

  • Keterjaminan Alqur'an dari Tahrif
    Keterjemahan Al-Qur'an dari tahrif merupakan bagian pengertian secara Termenologi Tahrif memiliki banyak pengertian diantanya:

    • Al-Tahrif  (MENGUBAH), Dalam artian memindahkan ayat Al-Qur'an dari tempatnya ke tempat lain, baik pemindahan itu dilakukan dengan cara tauqifi (nashsyara') Iataupun dengan Ijtihad
    • Al-Tahrif Al-ma'nawi (Mengubah arti) dalam artian memahami dengan suatu ayat dengan yang jauh atau tidak berkaitan. Sebagai contoh: WALA TA'RABU HADZHI SYAJAROH : Arti yang menyipang sering diartikan pohon beringin padahal SYAJAROH disini mayoritas ulama memberi pengertian pohon yang berada di surga. Seseorang yang mentahrifkan seperti ini tentu bisa katakan tidak memiliki landasan ilmu pengetahuan, padahal dalam hadits Nabi Muhamad Saw, mengatakan "Barangsiapa berpendapat mengenai Al-Quran tampa ilmu pengetahuan maka dia tetap ditempatkan di neraka"
    • Al-Tahrif Al-Lafzi: Merupakan sebuah pengubahan secara lafaz dari ayat Al-Qur'an baik itu menambahkan maupun mengurangi.
    • Al-Tahrif bi Al-ziyadah (Mengubah dengan tambahan) dalam mushab yang berada sekarang.Padahal dijelaskan dijelaskan dalam surah al-isra'ayat 88:
  • Artinya: Katakanlah, "Jika segenap manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, meskipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."

    • Al-Tahrif bi al-naqs (Mengubah atau mengurang).[14]
  •  

    Mengkritisi Riwayat-riwayat yang mengesankan terjadinya tahrif  

    Tahrif adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada distorsi, manipulasi, atau perubahan yang disengaja terhadap suatu teks atau naskah. Dalam konteks tertentu, tahrif dapat merujuk pada tuduhan terhadap perubahan atau distorsi dalam naskah-naskah sejarah atau agama. Mengkritisi riwayat-riwayat yang mengesankan terjadinya tahrif bisa mencakup evaluasi kritis terhadap keandalan dan keabsahan sumber-sumber sejarah atau keagamaan. 

    Beberapa aspek yang mungkin diperiksa ketika mengkritisi riwayat-riwayat yang mengesankan terjadinya tahrif termasuk:[15] 

    • Analisis Sumber-Sumber Sejarah: Meneliti sumber-sumber sejarah yang digunakan untuk mendukung klaim-klaim tentang tahrif. Apakah sumber-sumber tersebut dapat diandalkan, apakah ada bukti-bukti yang mendukung atau menggugurkan klaim tersebut?
    • Konteks Sejarah dan Budaya: Memahami konteks sejarah dan budaya pada saat peristiwa terjadi. Apakah ada faktor-faktor tertentu yang dapat menjelaskan perubahan atau interpretasi yang berbeda dari suatu kejadian?

DAFTAR PUSTAKA :

 Adnan Amal, Taufik Rekonstruksi Sejarah al-Quran (Pustaka Alvabet, 2013),

 Amroeni Drajat, Ulumul Qur'an: Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur'an (Jakarta,Prenada Media, 2017)  

M. Shihab, Quraish MEMBUMIKAN AL-QUR'AN JILID 2 (Lentera Hati Group, Tanggerang ciputat 2011).  

 "Qur'an Kemenag," akses Oktober 1, 2023, https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/2?from=30&to=286.

Muhammad, Muhammad Al Quran (Gema Insani, 1940).

Ichsan, Muhammad "Sejarah Penulisan dan Pemeliharaan al-Qur'an Pada Masa Nabi Muhammad Saw. dan Sahabat", Jurnal Substantia vol.14, no.1 (April 2012): 5.

Shalahuddin, Henri  Al-Qur'an dihujat (Jakarta, Gema Insani, 2007),  

 Arif , Syamsudin  Al-Qur'an  dan serangan Oreantalis (Depok, Gema insani 1,Janwari 2005)

 J. Boullata, Issa Dekonstruksi Tradisi; Gelegar Pemikiran Arab Islam (Yogyakarta Lkis Pelangi Aksara, 2012.)

Suhada, Suhada Ulumul Qur`an (Pondok Aren Tenggerang Selatan,Yapin An-Namiyah, 1 Marat 2016)  

Rahman, Abd Pemahaman Praktis Ulumul Qur'an menuju berkah hidup dunia dan akhirat (Jakarta,Kaaffah Learning Center,1 Oktober 2021)  

Drajat , Amroeni  Ulumul Qur'an, Pengatar ilmu-ilmu Al-Qur'an (Jakarta, pranada media 2017)

"Arah Baru Studi Ulumul Al-Qur'an - Google Books," November 19, 2023, https://www.google.co.id/books/edition/Arah_Baru_Studi_Ulumul_al_Qur_an/sBQBEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Pengertian+Tahrif&pg=PA100&printsec=frontcover.

 Zen, Muhaimin Al-Quran 100% Asli: Sunni-Syi'ah Satu Kitab Suci (Nur alhuda, 2013).

Yakub, Yunus "Manisnya Iman. (Grub Buku krangraf)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun