"Dalam tesis Abu Zaid memiliki pembasan yang mengatakan Mushaf itu tidak sekral dan absolut, melainkan prapon dan fleksibel, yang sakral yang dia katakan itu hanyalah sebuah pesan tuhan yang terdapat didalamnya. Dapat diamati bahwasanya ada beberapa pengamat Ulumul Qur'an masih menganggap dan membuat pernyataan dengan mengatakan sakral dan fleksibel dari Al-Qur'an hanyalah kandunga-kandungan yang terdapat di Al-Quran Sendiri.[7]Â
Â
 Al-Qur'an dari masa-kemas akan terus diserang dan direndahkan atas keotentitasnya, terdapat juga dalam sebuah buku yang berjudul "Al-Qur'an  dan serangan Oreantalis".  Di dalam karya tersebut terdapat pernyataan yang tidak elok dibaca yaitu: Al-Qur'an itu sangatlah labil dalam kandunganya, hal ini dapat dibuktikan ketika banyak orang non muslim yang tidak bertanggung jawab dalam menganalisi Al-Qur'an, membuat pernyataan sesuka hati dengan  kaca mata sendirinya. Al-Quran merupakan pondasi paling kuat dalam islam, maka untuk itu non-muslim bahkan kaum yahudi akan berusaha menjatuhkan keotentitas Al-Qur'an, di terangkan juga bahwa Al-Qur'an akan terus diserang" hal ini  dikutip dalam Al-Qur'an sendiri di (Q.s 2:120,217)  [8]
Â
KEOTENTITAS AL-QUR'AN
Otentitas adalah bertuba sipapun yang mengkaji bisa saja tapi asalkan memahami panduan dan tata caranya, Jikalau  tidak demikian maka ia menjadi tidak ada (non eksistem) di berbagai macam kalangan. Sedangkan  Otentitas adalah suatu kepandaian, pandangan sensitive terhadap spirit masa, suatu kesadaran atas data-data yang ada, suatu asimilasi berbagai arus kultural, tren ilmiah yang di perbahrui secara terus menerus, dan suatu kapabilitas untuk memberi, meminjam,braksi, dan mencerna tampa ada rasa inferioritas atau superioritas, dan kebencian atau ketundukan[9]
Â
Sebelum memahami pengertian dari Otentitas Al-Qur'an bahwa, terlebih dahulu lebih meyakini Al-Qur'an tersebut benar-benar yang di berikan oleh Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw sebagi mana di jelaskan dalam ayat bawah:
Â
Â
Inn nanu nazzalna-ikra wa inn lah lafin