Mohon tunggu...
Cerpen

Aku dan Keluargaku

3 Oktober 2016   21:29 Diperbarui: 3 Oktober 2016   21:42 3422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ingin yang terbaik - Koleksi Pribadi

Tidak..tidak..teriakku sebagai jawaban atas apa yang mereka katakan malam itu.

Huuhhh, ku hembuskan nafasku dengan kasar mengingat itu.

“Tika kamu harus kuat, tidak ada yang harus ditangisi.” Lirihku menguatkan diri sendiri. Putri yang ada disebelahku hanya bisa menatap kearahku. Yah, dia cukup tahu permasalahan yang aku hadapi.

Kini aku berdiri didepan pintu rumahku, hanya menatap pintu itu dengan penuh keraguan. Apa aku harus langsung pulang setelah jam sekolah usai. Aku pun dengan ragu memutar kenop pintu dan segera masuk ke dalam rumah. Deg. Suara teriakan itu terdengar lagi, bukan!! selalu terdengar lebih tepatnya. Kata-kata makian apa pantas dikeluarkan dari mulut seorang Dokter, seorang yang terpelajar tidak dapat menahan egonya untuk sekadar menjernihkan keadaan. 

Dulu aku cukup bangga memiliki seorang kakak yang bekerja sebagai dokter, tapi kini keadaan telah berubah. Banyak hal yang membuatku sedih,kecewa bahkan membuat stres. Ingin aku lari dari kenyataan hidup ini tapi apa daya aku hanya seorang gadis 17 tahun yang lemah.

Segera kulangkahkan kaki menuju kamarku tapi aku berhenti didepan sebuah kamar yang berada tepat disebelah kamarku. Disana, di pintu kamar itu tergantung manis papan nama bertulis “ bedroom Luna, jangan masuk tanpa seizinku” lengkap dengan foto pose lucunya. Melihat hal itu aku merasa mual. Ingin aku memukul mukul wanita itu andai saja papa dan mama tidak membelanya aku pasti sudah membunuhnya.

**

Setelah lulus SMA akupun mengikuti bimbel di salah satu bimbingan belajar selama sebulan di Setia Budi. Aku disana tinggal dirumah guruku waktu SMA karena waktu itu aku berteman baik dengan anaknya yang bernama Putri.

Tok tok tok… suara pintu terdengar.

“Sepertinya ada tamu,” gumamku sembari berjalan ke arah pintu.

Suara pintu tiba-tiba terbuka sebelum aku membukanya. Sontak aku terkejut dan hampir saja jantungku hilang entah kemana. Dan ternyata yang datang itu adalah ayahnya Putri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun