"Kang Boleg, kenapa kakang selama enam bulan ini tak mau melakukan tugas sebagai seorang suami?, Tiap malam dinda menunggu di kamar, tapi kakang tak pernah masuk ke kamar dinda, kenapa Kang?
"Maafkan Kakang Dinda Juwita, bukannya Kakang tak sayang , justru karena sayangnya,maka Kakang takut Dinda tak berkenan di hati Dinda. Dan juga Kakang tak mau menyakiti hati Dinda. Maafkan Dinda, Kakang!"
"Tadi malam Dinda bermimpi lagi, kalau Dinda harus melayani Kakang dengan tulus dan penuh cinta. Sekarang Dinda telah siap melayani Kakang.
"Kakang mau melayani Dinda sebagai seorang suami dengan syarat, Dinda harus tutup mata.
Dinda mengangguk dan mendekat ke Boleg serta menggandeng tangannya untuk diajak duduk di tepi ranjang. Setelah itu terdengar suara Juwita,"Kakang Dinda sudah memejamkan mata, silahkan melaksanakan tugas seorang suami.
"Bismillahhirhmanirrohim.....,maafkan Kakang ya Dinda" Dinda Juwita hanya mengangguk pelan sambil mata tetap terpejam. Dibelai dan dikecup sayang istrinya dengan penuh rasa cinta. Dan Juwita pun merasakan kasih sayang yang diberikan suaminya. Entah mengapa ia seperti melihat pangeran tampan  yang diimpikan dulu. Ia pun memeluk suaminya dengan penuh rasa sayang. Juwita pun tertidur pulas di pelukan Boleg.
Boleg menatap tubuh istrinya yang molek dan ia tersenyum puas lalu tertidur sambil memeluk istrinya.
Mendengar kokok ayam jantan, Juwita pun terbangun. Ia kaget setengah mati, karena dia ada di pelukan lelaki tinggi besar dengan kumis tipis. Yang jelas lelaki ini sangat tampan dan tubuhnya atletis sekali. Dia berteriak,"Hai kamu siapa, kenapa tidur bersamaku di kamarku ini?"
"Aku kan Boleg suamimu,masak kamu lupa, kita kan tadi malam melakukan tugas suami istri!"
Juwita memperhatikan lelaki disampingnya. Lelaki ini gagah, tampan dan perkasa sekali. Matanya sangat tajam dan berwibawa . Bener-bener seperti lelaki yang didalam impian.
Juwita tiba-tiba langsung sujud dan berterima kasih pada Tuhan. Ternyata Tuhan tak berbohong dalam mimpinya. Kalau Tuhan  berkehendak, apa pun bisa terjadi.