Pengumuman pun tersiar sampai ke kerajaan sebelah. Hal ini disambut gembira oleh para pemuda. Mereka yakin kalau raja sedang mencari menantu. Banyak pemuda yang sangat antusias mengikuti sayembara tersebut.
Tiga hari kemudian , dari pagi-pagi sekali telah banyak para pemuda berdatangan. Hampir semuaanya berkulit hitam dan pastinya berbadan tegap-tegap. Hampir seratus pemuda telah berkumpul di alun-alun .
Saat diumumkan bahwa raja akan memasuki panggung kehormatan, berdirilah para pemuda itu untuk berbaris dengan rapi. Tiba-tiba terjadi kegaduhan dibelakang. Ternyata ada seorang pemuda hitam dekil, pendek dan wajahnya jelek. Banyak orang mencemoohkan pemuda itu, saat ia lari dan masuk barisan. Beberapa orang bahkan tertawa terpingkal-pingkal takk bisa menahan geli.
Dibelakang pemuda itu yang ternyata  Boleg adalah Mbok Rondo Dadapan. Yang konon menurut cerita dengan sangat berat hati mengijinkan putranya yang merengek-rengek minta ikut sayembara.
Gong berbunyi tanda sang raja telah memasuki panggung kehormatan.
Setelah protokol berbasa-basi sebentar, Sang Raja pun memberi sambutan. Dalam sambutannya Sang Raja menuturkan bahwa sayembara ini dilaksanakan atas kemauan Sang Putri Juwita untuk memilih salah saatu pemuda untuk dijadikan suaminya.
Horeee!!!! semua peserta bersorak gembira ,membayangkan seandainya putri kerajaan yang cantik jelita itu jadi  istrinya.
Panitia sayembara mengumumkan tatacara dan tata tertip pemilihan. Salah satunya setiap pemuda akan berjalan satu persatu lewat di depan panggung dan sang putri akan memperhatikan para peserta.
Pemilihan dimulai. Satu persatu para pemuda tadi melewati depan panggung kehormatan. Ada yang jalan seperti peragawan sambil cengar-cengir, ada juga yang memperagakan ototnya serta ada pula yang sambil berteriak,"Putri , Aku cinta padamu !". Tapi ada juga yang jalan sambil malu-malu dan seakan sudah pesimis tak akan dipilih, karena saingan banyak yang tampan. Apalagi yang dari negeri seberang, sudah tampan dan kulitnyapun diminyaki, jadi kelihatan mengkilat dan maskulin.
Sang putri hanya senyum-senyum melihat semua itu. Matanya mencari-cari, mana pemuda yang ada didalam mimpinya. Sampai akhir barisan tak ada pemuda yang dicarinya. Tapi tunggu dulu..., apa itu ribut-ribut dibelakang barisan.
Ternyata penonton pada menyoraki dan mencemooh, peserta terakhir yaitu Boleg yang jalan seenaknya melewati panggung. Raja dan hampir semua penonton tertawa riuh. Hanya satu yang diam membisu seperti berdoa, tak laintak bukan adalah Mbok Rondo Dadapan. Ia sedih mendengar cemohan para penonton. Tapi ia tetap berdoa dan yakin Tuhan maha adil dan tidak tidur.