Akupun tiba dirumah Rayhan rumahnya sejuk dan penuh dengan rumput dan pepohonan, bukan seklai dua kali saja aku kerumahnya, bahkan berkali kali, sampai pembantunya Rayhan pun mengenaliku, belum kuceritakan bukan, kalau Rayhan itu hanya tinggal dengan pembantunya, ayah dan ibunya sibuk bekerja di Jakarta, saat aku tanya kenapa tak sekolah disana, yang Ia jawab hanya 'disini lebih tenang' begitu katanya.
Akupun tidak pernah membicarakan keluarganya lebih jauh, takut kalau Rayhan tidak nyaman.
Diruang tengah rumah Rayhan
"Den, tadi ada temen aden kesini, Nak Bintang katanya udah janjian sama aden, Bibik suruh Dia nunggu di ruang perpustakan aja den"
"Oh iya Bik makasih, tolong buatin minuman buat Meysa yah Bik sekalian bawa ke ruang perpustakaan"
"Eh Bik Meysa ikut sama Bibik bikin minuman yah Bi" kataku cepat sebelum Rayhan menarikku keruang perpustakaa miliknya.
"ga apa apa non, sama Bik Siti saja"
"Eh gak ah Bik"
"Yowes kalo begitu ayok non"
"Han aku kedapur dulu yah"
"iya"