Mohon tunggu...
Sang Shafa
Sang Shafa Mohon Tunggu... -

Just another kompasiana user.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta di Penghujung Senja

22 September 2015   10:00 Diperbarui: 22 September 2015   10:57 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Afwan…

Dengan nama Allah yang menguasai seluruh jiwa dan mengetahui segala urusan.

Apa kabar dengan hati yang (sebenarnya) tak pernah ku jumpa? Apa kabar dengan hati yang masih dalam perjuangannya menggapai Mardatillah?

Maaf… karena aku yang sungguh bodoh sedemikian bodoh, sehingga tak mampu menahan hasrat yang entah apa namanya, semoga tak mendekat kepada syahwat.

Rindu?
Sepertinya terlalu naif jika kata itu begitu cepat terlontar dari mulut ini yang penuh dengan ucapan dosa. Aku hanya orang asing di kehidupanmu, Orang asing yang tak mampu memaksa tuk meluruskanmu hingga patah, meskipun tak mungkin ku biarkan tulang rusuk itu bengkok.
Berkenankah Engkau jika Aku menanyakan perihal kabarmu disana? karena sungguh kuingin selalu mengetahuinya, semoga Allah selalu merahmati hidupmu dalam kebenaran, membahagiakan hari-harimu dalam ridhonya.

Saat kamu baca ini, kuharap kamu menganggap bahwa aku sedang berada dihadapanmu dan langsung menuturkannya kepadamu. Meskipun secara nyata, takdir belum menyetujui hal itu.

Purnama kecil…
Demikian aku menjulukimu, tak lain karena cahayamu yang tak pernah lari dalam kesetiaan malamku.
Purnama kecil….
Kecil karena usiamu tak melampaui usiaku, meskipun hari lahir kita tak berpaut berapa lama.

Tetaplah menjadi gadis yang istiqomah, wahai Purnama kecil…
Karena seorang gadis itu ibarat daun, daun yang tak berkualitas sangat mudah untuk diterbangkan, lalu berguguran ke tanah. Tapi, daun yang tak mampu dibeli, berada dipuncak, sulit untuk dipetik dan digapai, hingga terkadang dia risau, kenapa tiada yang memetiknya. Semoga tak membuatnya merendahkan dirinya dengan menggugurkan diri menyembah tanah. Sedangkan Allah telah menjadikan martabatnya tinggi, hanya laki-laki yang benar-benar hebat yang mampu menggapainya.

Jika selepas ini aku dijemput-Nya pergi, jadikan surat ini sebagai nasihat untukmu, berjalanlah agar yang indah-indah menjadi terkenang, melepaskan bukan berarti menghilangkannya. Semoga kelak kita bisa saling bertemu dalam kepastian. Tapi…. Ah tidak-tidak, cukup sepasang hati kita saling meminta dalam do’a, semoga bisa senada dan seirama.

Purnama kecil…
Ah sudahlah, hari sudah pagi, sudah tidak ada lagi purnama… :D

Jazakillah Khair

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun