Mohon tunggu...
Frengki Nur Fariya Pratama
Frengki Nur Fariya Pratama Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecinta naskah Jawa di Sradhha Institute, berdikusi sastra di Komunitas Langit Malam.

Menjadi Insan yang mampu berkontribusi terhadap negara dan masyarakat adalah ideologis manusia yang menghamba kepada Sang Khaliq

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Cemara Kandang

9 Oktober 2020   21:11 Diperbarui: 9 Oktober 2020   21:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Diatas kuda besinya, fokus Sobur teralih. Dia kembali memikir kejadian di warung kopi. Mungkin itu isyarat? Mungkin pentunjuk bagiku? pikir Sobur.

Hingga, tiba di sebuah tikungan curam. Sobur menabrak sebuah mobil yang datang dari arah depan. Motor yang dikendarainya ringsek menancap di Mobil yang juga ringsek.

Tubuh Sobur melayang, melewati atap kedua kendaraan yang bertabrakan. Lalu, jatuh terpental ke tanah. Tubuh Sobur terguling-guling. Hingga, pohon Pinus menghentikan tubuhnya yang berguling tak terkendali.

Rintik hujan menjadi saksi sore itu. Sebelum meregang nyawa, Sobur hanya berucap sepenggal kalimat. "Inilah jawab Hyang Suci."    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun