Mohon tunggu...
Frengki Nur Fariya Pratama
Frengki Nur Fariya Pratama Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pecinta naskah Jawa di Sradhha Institute, berdikusi sastra di Komunitas Langit Malam.

Menjadi Insan yang mampu berkontribusi terhadap negara dan masyarakat adalah ideologis manusia yang menghamba kepada Sang Khaliq

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tragedi Cemara Kandang

9 Oktober 2020   21:11 Diperbarui: 9 Oktober 2020   21:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sobur tertelan lebatnya hutan Lawu. Di sana terlihat Jayengraga yang membatu. Menggeleng-gelengkan kepala sembari memandang masam diri Sobur.

            "Bangsat!!! Dia menertawakanku" kata Sobur.

Sosok Jayengraga pun menghilang.

Sebab penasaran yang berkecamuk, Sobur menyisir persingghan-persinggahan Jayengraga di Gunung Lawu. Berusaha mencarinya guna membrondongkan tanya kepadanya. Selama penyisiran, Jeritan demi jeritan tragis terdengar memekakan telinga.

"Bebaskan jiwaku Sobur! Aku lelah!" Dengan kalimat yang sama, jeritan itu terdengar riuh bersahutan.  

"Jeritan itu memanggil namaku? Apa mereka mengenalku?" Tanya Sobur. Jeritan itu ditinggal berlalu.

Sepanjang penyisiran, berbagai gambaran manusia berlalu-lalang. Tak saling sapa, hanya terdiam membisu. Raut muka mereka pun nampak putih pucat. Tak ada semburat merah. "Mayat berjalan-jalan" Kata Sobur.

Sampailah di Hargo Dieng, orang kini akrab menyebutnya pasar Dieng. Pasar gaib yang penuh sesak penjuan-penjual yang tentunya juga gaib.

Hamparan nan luas penuh misteri itu, konon, terdengar sangat ramai suara-suara transaksi layaknya pasar di dunia nyata. Tentu, hanya sebagian orang yang mendengar. Kali ini, suara ratapan tangis dan keluh yang terdengar. Sobur pun berucap

"Kok aneh? Tak seperti cerita mereka?"

Puluhan tanya kembali mengembara dalam jaringan otaknya. Saling bertubrukan, hingga timbul kegelisahan. Kekaguman manusia akan pasar Dieng, terbantahkan. "Mungkin cerita mereka hanya bualan!! biar terlihat hebat!!!" Ribuan umpat Sobur keluar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun