Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 3

19 September 2022   20:34 Diperbarui: 19 September 2022   20:41 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hotel Montegino? bukankah hotel itu salah satu hotel mewah di Kerajaan Toucan? Em, Partai Sunlike tidak ada rapat penting kok. Nah, aku jadi bertanya-tanya, mengapa kamu bisa bertemu Redius di Hotel Montegino? Rich, sedang apa kamu di sana?"

Belum selesai percakapan mereka, tiba-tiba Bee melihat Cloudy muncul dari balik pintu darurat sambil memegang pundak kirinya yang terluka terkena proyektil peluru saat saling tembak dengan para pembunuh bayaran di tangga darurat. Darah terus mengalir dari pundak kiri Cloudy hingga membasahi gaun merah mudanya.

Sesampainya di pintu utama hotel, tubuh Cloudy kehilangan tenaga. Tubuhnya jatuh perlahan bertumpuh pada salah satu daun pintu. Bee segera berlari ke arah Cloudy dan meninggalkan Red yang sedang memapah tubuh Rich. Bee berusaha mengangkat tubuh Cloudy dan memapahnya menuju ke mobil.

Sesaat kemudian, suara sirene mobil polisi terdengar dari kejauhan. Mereka seperti baru saja mendapatkan laporan tentang aksi tembak menembak di dalam hotel. Red bergegas menyalakan mobil dan membawa pergi keluarganya dari hotel menuju ke rumah Cloudy.

Kegaduhan dan ketegangan mereda untuk sementara waktu. Tidak ada suara apapun selama perjalanan. Red begitu serius mengemudikan mobil. Dia berusaha secepatnya tiba di rumah Cloudy untuk merawat sang ayah dan tante kesayangannya. Mobil terus melesat menebas angin yang bertiup kencang di pusat kota Foxipia.

Pukul 23.10, rombongan Rich tiba di rumah Cloudy. Tidak seorang tetangga terlihat mondar-mandir di sekitar rumah Cloudy. Suasana malam itu terasa sangat sunyi dan hening. Hanya terdengar suara mesin penggerak roda pintu garasi yang mengisi malam.

Red memarkirkan mobil di dalam garasi, lalu dia membantu sang ayah untuk turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah, sedangkan Bee masih membantu Cloudy untuk membawa masuk bahan makanan dan barang-barang lainnya dari dalam mobil ke dalam rumah.

"Red, bawa ayahmu duduk di sofa, lalu kamu ambil kasur busa di kamarku ya." Seru Cloudy sambil menunjuk ruangan yang bertuliskan 'Pusat Impianku'. Ruangan itu adalah kamar pribadi Cloudy yang berhadapan langsung dengan pintu utama rumah.

Cacing di dalam perut Bee rupanya sudah tidak kuat menahan rasa lapar. Bee segera menuju ke dapur dan menyiapkan makan malam sederhana. Bee memang sering ke rumah Cloudy sejak usianya masih balita sehingga dia tidak lagi sungkan untuk melakukan segala kegiatan di rumah Cloudy.

Selesai menyiapkan makanan, Bee membantu Red menyiapkan peralatan medis berupa seperangkat jarum medis dengan benangnya serta peralatan potong lainnya, seperti gunting dan pisau bedah. Red membantu sang ayah mengeluarkan peluru dari paha kanannya, sedangkan Bee membantu membersihkan luka Cloudy dan mengobatinya.

Selanjutnya, Bee mengajak Cloudy dan Rich menuju ke meja makan untuk menikmati beberapa Burger dan kentang goreng. Senyum simpul menghiasi wajah Rich saat dia makan malam dengan Cloudy. Kebahagiaan terpancar dari wajah ketiganya saat menyantap hidangan sederhana itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun