Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 3

19 September 2022   20:34 Diperbarui: 19 September 2022   20:41 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kejauhan, Rich tampak memasuki restoran dengan tenangnya. Pandangan Rich langsung tertuju pada Cloudy yang sudah menunggunya di meja 15. Rich melemparkan senyuman dan melambaikan tangan sambil berusaha memberikan isyarat dengan menggerakkan matanya.

Gerakan mata Rich rupanya dimengerti Cloudy. Mereka berdua memang terbiasa menggunakan isyarat mata untuk bekerja sama saat menyelesaikan tugas dari meja yang terpisah di dalam kelas kimia sewaktu sekolah menengah atas dulu.

"Dup! Dup! Dup!"

Tiga buah proyektil peluru kaliber 22 milimeter dari pistol jenis SIG Sauer P226 dengan peredam suara milik Cloudy langsung menembus dada dari salah satu orang yang mengikuti Rich. Para pengunjung restoran sontak berlari keluar restoran untuk menyelamatkan diri. Cloudy mengenali kedua orang yang mengikuti Rich. Mereka adalah pembunuh bayaran yang pernah mencoba membunuhnya saat bersama Raja Toucan, Miguelino Sennett II, sewaktu melakukan kunjungan kerja ke wilayah utara Kerajaan Toucan, tepatnya di Kota Northwitch, Provinsi Guinos.

"Dor! Dor! Dor!"

Pembunuh bayaran itu membalas tembakan dari Cloudy. Mereka pun terlibat dalam aksi saling tembak di dalam restoran. Keduanya saling melepaskan proyektil peluru tanpa menghiraukan orang lain di sekitarnya. Cloudy dan Rich menggulingkan sebuah meja kayu berbentuk oval berukuran panjang untuk berlindung dari tembakan.

"Prang! Prang! Prang!"

Gelas-gelas yang tergantung di atas lemari bar restoran pecah berantakan. Semua dinding kaca di lantai 10 juga pecah berantakan. Puing-puingnya berhamburan ke jalan raya usai tertiup angin yang cukup kencang malam itu. Dinginnya udara langsung menyergap tubuh Cloudy dan Rich. Mereka menahan diri sambil berpegangan tangan.

"Dor! Dor! Dor!"

Pria tidak dikenal itu kembali melepaskan tembakan ke plafon restoran secara sembarangan. Dia berusaha untuk menakut-takuti Cloudy dan Rich.

"Cloudy! Cloudy! Kamu dan pacarmu tidak akan bisa keluar dari hotel ini dengan selamat! Kami sudah mengepung tempat ini, sayang!" gertak pria tidak dikenal itu sambil menggoyang-goyangkan tangan kanannya yang memegang pistol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun