Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 3

19 September 2022   20:34 Diperbarui: 19 September 2022   20:41 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan ke luar hotel dengan menuruni satu per satu anak tangga darurat. Cloudy memilih turun ke lantai dasar menggunakan tangga darurat karena dia beranggapan bahwa tampilan angka di layar bagian atas elevator dapat mempermudah lawan untuk menyergap mereka, sedangkan jika menggunakan tangga darurat, maka lawan akan kesulitan untuk menebak posisi mereka.

Angka 7 tertulis pada dinding tangga darurat. Puluhan anak tangga masih harus mereka lalui untuk sampai di lantai dasar hotel. Rich meminta mereka berhenti sejenak. Rich tampak kelelahan dan membutuhkan waktu untuk beristirahat.

"Clo, siapa sih sebenarnya kedua orang tadi? Mengapa mereka ingin membunuhku?" tanya Rich dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ayo anak-anak, kita harus segera turun dan meninggalkan hotel ini sebelum teman kedua orang itu membunuh kita." jawab Cloudy sambil memapah tubuh Rich.

Beberapa saat kemudian, Cloudy dan ketiganya sudah sampai di lantai dasar. Mereka mendengar suara langkah kaki sejumlah orang yang berlari menuruni anak tangga. Rupanya perkiraan Cloudy terjadi. Teman-teman dari kedua pembunuh bayaran itu sungguh mengejar Rich dan berusaha membunuhnya.

"Kalian segera bawa Papa ke seberang hotel ini ya. Di sana sudah ada mobil SUV berwarna merah milik Tante. Ini kuncinya. Aku akan berusaha menghadang mereka di sini." seru Cloudy sambil mendorong Rich dan kedua anaknya.

"Kamu hati-hati ya, Clo." jawab Rich.

"Kita bertemu di rumahku ya. Sudah sana, kalian pergi!"

"Ayo! Red, Bee, kita pergi dari sini!"

Saat Rich dan kedua anak berjalan keluar dari tangga darurat, mereka mendengar suara desingan peluru dari balik pintu tangga darurat. Dentuman proyektil yang membentur tembok serta beberapa suara teriakan orang yang jatuh dari ketinggian mewarnai serangan para pembunuh bayaran.

Red dan Bee menggunakan seluruh sisa tenaga untuk memapah tubuh sang ayah. Ketiganya terus berjalan mengendap-endap di pilar-pilar bangunan mengantisipasi serangan dari kawanan penjahat yang berusaha membunuh mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun