"Diamlah kamu! Jangan libatkan orang lain yang tidak kamu kenal!" balas Cloudy sambil sibuk mengisi ulang pistolnya.
"Apa? Aku tidak kenal katamu? Hahaha! Aku mengenalnya, Sayang! Dia itu Bemore Rich kan? Politikus dari Kerajaan Yurica?! Justru, aku juga disuruh untuk melenyapkannya bersama kamu, Cantik! Hahaha!"
Cloudy tidak membalas ucapan sang pembunuh itu. Dia terdiam dan berpikir untuk menemukan hubungan antara peristiwa 10 tahun lalu dengan peristiwa sekarang. Cloudy menduga bahwa dalang percobaan pembunuhan ini adalah orang yang sama seperti dulu. Tanpa berpikir panjang, Cloudy meneruskan langkahnya ke dalam dapur. Saat itu, Cloudy hanya berpikir untuk menyelamatkan Rich dan kedua anaknya.
"Ayo, kita harus segera turun!" seru Cloudy pada Rich dan anak-anaknya.
"Clo, siapa mereka sebenarnya?!" tanya Rich dengan suara lirih dan wajah penasaran.
"Sudah ya, lebih baik kita keluar dulu dari sini. Aku pasti akan jelaskan semua di tempat yang aman."
Waktu menunjukkan pukul 21.00. Rich dan kedua anaknya mulai disergap rasa kantuk karena mereka belum sempat beristirahat sejak pagi tadi. Sebelum melanjutkan perjalanan menuju lantai dasar, Red mengambil sehelai kain putih di atas meja dapur. Usai membentuknya menjadi segi tiga, Red lalu mengikat paha sang ayah supaya darah tidak terus mengalir keluar dari bekas proyektil peluru.
"Makan malam yang menegangkan ya, Pa." goda Red sambil tersenyum nakal pada Rich.
Rich tampak pucat dan menahan sakit di paha kanannya. Dia pun menjawab,"Ah kamu. Masih bisa becanda lagi dalam situasi begini."
"Papa tidak apa-apakan?" tanya Bee sambil memegang telapak tangan Rich.
"Tidak apa-apa kok, Bee."