Mohon tunggu...
Sandy Gunarso
Sandy Gunarso Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Komunikasi

Berhenti memuaskan orang karena kepuasan tiada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Chase the Throne: Episode 2

12 September 2022   16:15 Diperbarui: 12 September 2022   16:16 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Maaf Paduka, penyelidikan masih terus kami lakukan. Mohon Paduka bersabar.” jawab Kepala Kepolisian Kerajaan, Jenderal Nathan Amankoff.

“Mengapa begitu lama kalian mendapatkan informasi terkait dalang dari ledakan ini?! Bukankah kita mempunyai sekelompok mata-mata handal yang mampu mengumpulkan informasi dengan cepat dari setiap pergerakan pemberontak?!”

“Maaf, Paduka. Menurut intelijen kerajaan, ledakan sengaja dilakukan untuk mengacaukan perundingan perdamaian antara kerajaan kita dengan Kerajaan Toucan.” sela Jenderal Maeya Spionaz, Sang Kepala Intelijen Kerajaan.

Kerajaan Yurica dan Toucan sedang terlibat perang dingin. Kedua kerajaan memperebutkan sebuah wilayah kaya tambang batu bara dan gas alam yang terkenal sebagai The Thousand Secret of Toscaland seluas 190 hektare atau sekitar 1.900.000 meter persegi. Perang dingin ini sudah terjadi selama satu dekade terakhir.

Kedua kerajaan tidak mau mengalah karena bagi kerajaan Toucan menganggap wilayah Toscaland seluas sekitar 946.200 meter persegi berada di wilayah mereka sedangkan Kerajaan Yurica ingin mengambil alih semua daratan itu untuk menaklukan Kerajaan Toucan dan menjadikan mereka sebagai wilayah jajahan di bawah pemerintahan Raja Immanuel Rodic III.

Sengketa wilayah ini membuat kedua kerajaan saling mengirimkan mata-mata untuk mencuri informasi supaya dapat memenangkan wilayah Toscaland saat menuntut ke Pengadilan Agung Kerajaan Dunia. Ratusan mata-mata dari kedua kerajaan sudah banyak yang gugur saat menjalankan tugas. Namun, tidak sedikit pula mata-mata dari kedua kerajaan yang memilih hidup dengan menghianati kerajaannya.

“Lantas, bagaimana dengan jumlah korban akibat ledakan itu?” sambung Raja Rodic III.

“Sejauh ini, kami sudah mencatat sebanyak 120 orang menjadi korban ledakan, Paduka. Korban tewas sebanyak 20 orang, 18 orang mahasiswa yang sedang parkir mobil dan 2 orang petugas keamanan. Korban yang luka sebanyak 100 orang. Dari 100 orang itu, 83 orang hanya mengalami luka ringan berupa luka goresan dari serpihan benda tajam yang terpental, dan 17 orang mengalami luka berat karena patah tulang atau gegar otak akibat terlempar saat ledakan terjadi.” sambung Rektor Universitas Standuff Ursave, Ganesha Luxurino.

“Bagaimana dengan kerugiannya? Apakah kinerja universitas terganggu?”

”Semua baik-baik saja, Paduka. Universitas masih berjalan seperti biasa.”

“Saya ingin seluruh mahasiswa berada di rumah sampai tujuh hari ke depan supaya penyelidikan berjalan lebih efektif dan efisien. Pak Ganesha tolong urus itu. Koordinasikan juga dana perbaikan universitas pada Menteri Moneya supaya penampilan universitas kembali bagus.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun