Mohon tunggu...
Samuel Edward
Samuel Edward Mohon Tunggu... Seniman - Pecinta dunia literatur, pecinta kopi, pecinta satwa khususnya anjing, pecinta alam. Dan semua itu dalam stadium 4 dan grade 4!

Tugas yang kuemban adalah membawa dan membuat mulia nama Bos-ku di mana pun aku hidup, apa pun yang aku lakukan, kepada siapa pun yang aku temui, kapan pun waktu dan kesempatannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pantai dan Gunung

28 Agustus 2018   17:32 Diperbarui: 28 Agustus 2018   17:51 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber foto: rajaampatbiodiversity.com)

        Itu semua, Sayangku, jerit pertobatan versi bangsamu.

        Kau tentu tak seperti itu 'kan, Sayang?

    Tanya si malaikat dengan bibir sedikit mencibir dan mata agak menyipit melirik

    Dengan sebelah alisnya condong naik.

Di gunung ini tiga hari lalu,

    Engkau meniriskan jawab-Mu lewat embun pagi:

        Untuk apa kautadahkan tanganmu ke hadapan-Ku siang-malam?

        Jeritan macam apa yang kaudoakan itu?

        Kau tak tahu bagaimana serupanya engkau dengan semua pendosa itu?

        Karena kaulah yang mencuri matahari dari tempatnya diletakkan,

        Sementara umat yang lain dan pemimpin cuma merampoki tetek-bengek,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun